Sirahan, Cluwak, Pati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ali Munir (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14:
'''Sirahan''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Cluwak, Pati|Cluwak]], [[Kabupaten Pati|Pati]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
 
Desa Sirahan terletak di wilayah perbatasan [[Kabupaten Pati]] - [[Kabupaten Jepara]]. Dikenal sebagai pusat pendidikan keagamaan.
{{kelurahan-stub}}
 
==Sejarah==
 
===Awal Sirahan===
=== ''''''SEJARAH PEMERINTAHAN DESA SIRAHAN'''''' ===
 
 
Desa Sirahan terletak di wilayah perbatasan Kabupaten Pati - Jepara. Dikenal sebagai pusat pendidikan keagamaan.
Dalam catatan sejarah desa, Kepala Desa Sirahan yang pertama bernama Sareman sekitar tahun 1638. Beliau seorang prajurit Mataram dan pernah terlibat dalam pertempuran melawan Belanda di Batavia.
 
Pendekatan logika penentuan awal pemerintahan Desa Sirahan sekitar tahun 1638 adalah, perang Mataram di Batavia tahun 1628, usia orang menjadi prajurit, sekitar usia 30 tahun dan usia orang terpilih menjadi Kepada Desa, sekitar 45 tahun. ( 1628 – 30 = 1598).
Nama-nama Kepala Desa Sirahan adalah :
 
1. '''Sareman''' ( 1643 - ……)
2. '''Sakiyo''' ( ……. -1832 )
3. '''Singodiwiryo''' ( 1833 - …….)
4. '''Sapar''' ( ……. - 1897)
5. '''Suyadi''' (1898) - 6 bulan.
6. '''Kromo Sapar''' (1899 -1925) – 26 tahun.
7. '''Singo Guno''' (1925 -1945) – 20 tahun.
8. '''Sariman''' (1945 -1969) – 24 tahun.
9. '''H Imam Muslim''' (1976 -1984) – 8 tahun.
10. '''H Fuad Zainuri''' (1985 - 2007) – 22 tahun
11. '''Fadhul Ulum''' (2008 - )
 
'''Catatan''' : Pada tahun 1969 - 1975 adalah pemerintahan karteker oleh H. Ali Ridlo merangkap Carik/Sekretaris Desa
 
'''SEKILAS TENTANG DESA SIRAHAN'''
 
Sareman, kepala desa Sirahan pertama adalah pemenang sayembara membongkar batu besar yang menghalangi penyempurnaan pembangunan irigasi yang diselenggarakan pemerintah Belanda yang merencanakan saluran irigasi mencapai wilayah Tayu, maka bendungan (sambong) yang sudah ada akan dipindah ke lokasi yang lebih atas (tinggi).
Baris 49 ⟶ 26:
Kisah tentang bebas pajak itu ada dua versi, yaitu yang bebas pajak hanya keturunan Mbah Sareman, namun ada yang mengatakan yang bebas pajak adalah seluruh masyarakat Desa Sirahan. Sayangnya, surat perjanjian itu hilang (terbakar). Sumber lain mengatakan sengaja dibakar oleh pihak-pihak tertentu agar ketentuan bebas pajak tidak berlaku.
 
===Putri China==
Pemerintahan Desa Sirahan terjadi pada masa kejayaan Mataram dibawah Raja ke-3, [[Sultan Agung]]. Mataram pada masa itu memiliki wilayah kekuasaan meliputi Jawa- Tengah, Jawa Timur dan sebagian Jawa Barat. Wilayah yang bukan pantai disebut “Mancaneraga”.
 
Karena jasanya dalam perang Mataram di Batavia itu, Sareman diberi hadiah seorang Putri Cina. Pernikahan dengan Putri Cina itu menurunkan putra tunggal bernama Poting. Sareman juga memiliki keturunan yang diperkirakan hasil pernikahan dengan wanita pribumi bernama : Singodiwiryo, Tumpak dan Sukijah. Singodiwiryo belakangan menjabat Kepala Desa Sirahan Ke-3 dan memiliki empat keturunan bernama Kaseh, Sakinah, Sadino dan H Abdullah. Anak cucu mereka kini hampir “memenuhi” Desa Sirahan.
''''''Putri Cina''''''
 
Pemerintahan Desa Sirahan terjadi pada masa kejayaan Mataram dibawah Raja ke-3, Sultan Agung. Mataram pada masa itu memiliki wilayah kekuasaan meliputi Jawa-Tengah, Jawa Timur dan sebagian Jawa Barat. Wilayah yang bukan pantai disebut “Mancaneraga”.
 
Karena jasanya dalam perang Mataram di Batavia itu, Sareman diberi hadiah Putri Cina. Pernikahan dengan Putri Cina itu menurunkan putra tunggal bernama Poting. Sareman juga memiliki keturunan yang diperkirakan hasil pernikahan dengan wanita pribumi bernama : Singodiwiryo, Tumpak dan Sukijah. Singodiwiryo belakangan menjabat Kepala Desa Sirahan Ke-3 dan memiliki empat keturunan bernama Kaseh, Sakinah, Sadino dan H Abdullah. Anak cucu mereka kini hampir “memenuhi” Desa Sirahan.
===Akhir masa penjajahan===
'''Akhir Masa Penjajahan''''''
 
Kepala Desa Sirahan terakhir yang mengalami masa penjajahan adalah Singo Guno. Tugas utama Kepala Desa adalah menarik pajak yang berlangsung setiap hari Rabu. Setiap Desa pada masa itu memiliki brankas besi penyimpan uang pajak yang setiap saat diambil Petugas Kepolisian PP dari Setenan (Kecamatan).
Baris 63 ⟶ 37:
Menjelang akhir masa jabatan Singo Guno, penduduk Sirahan mengalami penderitaan akibat penjajahan Jepang. Dibandingkan Belanda, pemerintahan Jepang lebih kejam. Mereka menguras habis bahan makanan sehingga penduduk kelaparan.
 
===Zaman kemerdekaan===
 
''''''Zaman Kemerdekaan.''''''
 
Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya 17 Agustus 1945, sistem pemerintahan desa mengalami perombakan. Pemerintahan Singo Guno berakhir pada tahun itu juga.
Baris 74 ⟶ 47:
Sistem pemerintahan berjalan secara tradisional. Kepala Desa tidak pernah berpidato dihadapan masyarakatnya. Namun, penghormatan masyarakat terhadap Kepala Desanya masih tinggi.
==Peemerintahan==
Dalam catatan sejarah desa, Kepala Desa Sirahan yang pertama bernama Sareman sekitar tahun [[1638]] M. Beliau seorang prajurit [[Kerajaan Mataram]] dan pernah terlibat dalam pertempuran melawan [[Belanda]] di [[Batavia]].
 
1. * '''Sareman''' ( 1643 - ……)
''''''Musim Tikus''''''
2. * '''Sakiyo''' ( ……. -1832 )
3. * '''Singodiwiryo''' ( 1833 - …….)
4. * '''Sapar''' ( ……. - 1897)
5. * '''Suyadi''' (1898) - 6 bulan.
6. * '''Kromo Sapar''' (1899 -1925) – 26 tahun.
7. * '''Singo Guno''' (1925 -1945) – 20 tahun.
8. * '''Sariman''' (1945 -1969) – 24 tahun.
9. * '''H Imam Muslim''' (1976 -1984) – 8 tahun.
10. * '''H Fuad Zainuri''' (1985 - 2007) – 22 tahun
11. * '''Fadhul Ulum''' (2008 - )
 
'''Catatan''' : Pada tahun 1969 - 1975 adalah pemerintahan karteker oleh H. Ali Ridlo merangkap Carik/Sekretaris Desa
Dibawah kepemimpinan Presiden pertama RI Ir Soekarno, taraf hidup masyarakat mulai meningkat. Setelah sedikit bernapas lega, penduduk Sirahan mengalami kelangkaan pangan karena musim tikus pada tahun 1963. Hampir satu tahun tikus mengganas menghabiskan seluruh tanaman, mulai ketela, jagung, padi, bahkan buah yang bergantung pada pohon pun dimakan.
 
Setelah musim tikus, tahun 1965 PKI (Partai Komunis Indonesia) berontak. Tahun 1966 terjadi lagi musim paceklik panjang. Musim tikus datang lagi untuk yang kedua kalinya, namun itu hanya berlangsung 3 bulan.
 
Secara umum, saat itu penduduk Sirahan hidup dibawah garis kemiskinan. Namun demikian, pada pertengahan tahun 60-an ini masyarakat tetap menjalankan tradisi keagamaan. Setiap tanggal 12 Maulid, seluruh penduduk berkumpul di kediaman Kepala Desa memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dan masing-masing membawa tumpeng.
{{Cluwak, Pati}}
Kondisi masyarakat Desa Sirahan mulai meningkat taraf kehidupannya pada akhir tahun 1970. Kehidupan beragama yang semula hanya berpusat di lingkungan tengah, mulai merambah ke pinggiran desa. Rumah tembok mulai banyak dibangun, kesadaran memberikan pendidikan pada anak-anak mulai tumbuh.
{{kelurahan-stub}}
×