Noordin Mohammad Top: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
AdhiOK (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 37:
Ia bersama Azahari hijrah ke Indonesia setelah pemerintah Malaysia melakukan serangkaian operasi pembersihan teroris di negaranya, menyusul [[serangan 11 September 2001|serangan yang menyebabkan hancurnya]] [[World Trade Center]], [[New York]], oleh Al Qaeda pada tanggal [[11 September]] [[2001]]. Di bawah perlindungan orang-orang JI ia merancang aksi pembalasan dengan agenda pertama adalah [[Bom Bali 2002|pengeboman]] dua klub malam di [[Kuta, Badung]], [[Bali]], setelah didahului oleh beberapa pengeboman berskala kecil.
 
Semenjak peristiwa [[Bom Bali 2002|Pengeboman Bali 2002]], Noordin, Azahari, dan anggota JI lainnya (termasuk [[Imam Samudera]], [[Amrozi bin Nurhasyim|Amrozi]] dan [[Mukhlas]]) menjadi sasaran pencarian utama [[Kepolisian Negara Republik Indonesia|Polri]]. Di mata [[FBI]] ia menempati urutan ketiga sebagai orang yang paling dicari pada tahun [[2006]]. Dalam penyergapan oleh satuan khusus anti-terorisme [[Detasemen Khusus 88|Densus 88]] di [[Kota Batu|Batu]], Malang, tanggal [[9 November]] [[2005]] yang menewaskan Azahari, Noordin dapat melarikan diri. Dalam suatu penggerebekan di [[Weleri, Kendal]] pada [[2007]], Noordin dikabarkan kembali lolos. Seusai [[BomPengeboman Jakarta 2009|Pengeboman Mega Kuningan, Jakarta, 2009]], polisi kembali mengintensifkan pengejaran. Ia sempat diduga sebagai salah satu korban tewas dalam penyergapan di [[Temanggung]], [[Jawa Tengah]], oleh Densus 88 pada [[8 Agustus]] [[2009]], namun empat hari kemudian Polri menyatakan bahwa yang tewas adalah [[Ibrohim (teroris)|Ibrohim]]. Baru pada tanggal [[17 September]] [[2009]], Noordin akhirnya benar-benar tewas dalam penyergapan di Kampung Kepuhsari, [[Mojosongo, Jebres, Surakarta]], bersama-sama dengan tiga orang lain, termasuk [[Bagus Budi Pranoto]] (perakit bom [[Bom Kedubes Australia 2004|peledakan Kedubes Australia]] di Jakarta pada [[2004]]) dan Ario Sudarso, keduanya ahli perakitan bom didikan Azahari.<ref>[http://www.detiknews.com/read/2009/09/17/162357/1205956/10/kronologi-pengepungan-noordin-di-solo?881103605 Kronologi pengepungan Noordin M. Top di Solo]. DetikNews. Edisi 17 September 2009.</ref><ref>Didit Tri Kertapati. [http://www.detiknews.com/read/2009/09/17/171011/1206009/10/peran-noordin-urwah-susilo-dan-aji Peran Noordin, Urwah, Susilo, dan Aji]. DetikNews. 17 September 2009.</ref>
 
Selama dalam pelarian itu, Noordin beberapa kali melakukan pernikahan dengan perempuan di tempat ia tinggal, diperkirakan sebagai sarana untuk mengelabui petugas. Sebelumnya meninggalkan Malaysia, ia telah menikah dengan seorang perempuan kelahiran Indonesia dan memiliki tiga orang anak. Paling tidak ada tiga perempuan yang diketahui pernah dinikahinya di [[Pulau Jawa|Jawa]], salah seorang di antaranya sempat dipenjara selama dua tahun (2005–2007) karena terbukti membantu menyembunyikan Noordin.<ref>[http://thejakartaglobe.com/home/the-many-wives-of-jakarta-bomb-suspect-noordin-m-top/321319 The Many Wives of Jakarta Bomb Suspect Noordin M Top] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090903042251/http://thejakartaglobe.com/home/the-many-wives-of-jakarta-bomb-suspect-noordin-m-top/321319 |date=2009-09-03 }}. [[The Jakarta Globe]]. Edisi 31 Juli 2009.</ref> Dari tiga orang ini, dua di antaranya juga memberikan keturunan.