Sheila on 7: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 55:
 
== Gaya bermusik dan pengaruh ==
Sampai saat ini juga, mereka masih sulit untuk menyebut warna musik apa yang sebenarnya dimainkan. Tetapi satu hal yang jelas adalah bahwa mereka berkeyakinan untuk memainkan “Sheila"Sheila Music”Music", di mana ide-ide atau kreasi dalam bermusik dimunculkan secara spontan dan menampilkan lirik-lirik yang gampang dicerna serta konsep musik yang sederhana.
 
Pada awal berdirinya grup ini bernama "Sheila". Tidak lama kemudian, mereka menambahkan kata "Gank", hingga jadilah "Sheila Gank". Namun karena masalah ''sense'', akhirnya nama mereka berganti menjadi "Sheila on 7", "on 7" berarti solmisasi alias [[Tangga nada|7 tangga nada]] (''do re mi fa sol la si'').
 
Sejak awal grup ini mencoba untuk tampil secara profesional. Dimulai dengan keterlibatan mereka dalam beberapa pentas musik, festival maupun pertunjukan komersial di DIY dan Jawa Tengah, baik di lingkup sekolah, kampus, serta panggung umum. Satu hal yang cukup meyakinkan dan membanggakan adalah keikutsertaan mereka dalam program indie label “Ajang"Ajang Musikal”Musikal" (Ajang Musisi Lokal) pada tahun 1997 milik [[Radio Geronimo]] 106.1 FM & G-Indie Production yang diinisiasi oleh Teuku Dalin di Yogyakarta, di manadimana program ini adalah program sindikasi radio yang disiarkan oleh hampir 90 radio swasta di tanah air. Ajang Musikal adalah program [[radio]] yang menyiarkan lagu-lagu karya sendiri dari band-band lokal yang belum pernah rekaman komersial.
 
Dalam program ini mereka mendapat respons yang sangat positif, di mana request dari para pendengar untuk lagu karya mereka sendiri yaitu ''Kita'', menempatkan mereka selama 3 bulan berturut-turut di tangga lagu Ajang Musikal G-Indie 10 pada bulan Maret, April, dan Mei 1997. Seperti yang di katakan oleh Teuku Dalin: "Sheila Gank punya talenta di mana mereka berani menyodorkan lagu-lagu original di panggung lokal, meskipun saat itu masih sepi tepukan, saya yakin mereka adalah trigger bagi grup-grup band di Jogja untuk dapat tiket rekaman komersial di major label. Menunjuk pada hal tersebut, "Sheila on 7" mampu untuk merefleksikan dirinya dan menjadikannya sebagai tolak ukur untuk ke jenjang yang lebih atas lagi yakni rekaman komersial. Dengan penuh keyakinan pula, Sheila on 7 memberanikan diri untuk menawarkan demotape serta proposal ke label [[Sony Music Indonesia]], dan akhirnya kesempatan pun datang dengan dikontraknya Sheila on 7 untuk 8 album dengan sistem royalti.