Aleksander Agung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.6
Ariefgutawa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: perubahan yang tidak biasa pada artikel pilihan atau artikel bagus
Baris 55:
|religion = [[Agama di Yunani kuno|Politeisme Yunani]]
}}
'''Aleksander III of Macedon''' ({{lang-grc|[[wikt:Ἀλέξανδρος|Ἀλέξανδρος]]|label=[[Ancient Greek|Greek]]}} {{transliteration|grc|Aléxandros}}; 20/21 Juli 356 BC – 10/11 Juni 323 SM), lebih dikenal sebagai '''Aleksander Agung''',{{efn|The first known person to call Alexander "the Great" was a [[Roman people|Roman]] playwright named [[Plautus]] (254–184 BC) in his play ''[[Mostellaria]]''.<ref>{{Cite book|author=Diana Spencer|title=Oxford Research Encyclopedia of Classics|date=2019-11-22|chapter=Alexander the Great, reception of|chapter-url=https://oxfordre.com/classics/view/10.1093/acrefore/9780199381135.001.0001/acrefore-9780199381135-e-8048|work=Oxford Research Encyclopedias|doi=10.1093/acrefore/9780199381135.013.8048|isbn=978-0-19-938113-5|access-date=2021-11-09|quote=Alexander enjoys the epithet the Great for the first time in Plautus's Roman comedy Mostellaria (775–777).}}</ref>|name=Plautus}} adalah seorang raja dari [[Yunani Kuno|Kerajaan Yunani kuno]] dari [[Makedonia (kerajaan kuno)|Makedonia]].{{Cref2|a}} Pada usia 20 tahun, dia meneruskan takhta ayahnya, [[Filipus II dari Makedonia]] yang tewas dibunuh pada pernikahan [[Kleopatra dari Makedonia]] pada bulan Oktober 336 SM. Dimulai tidak lama setelah kematian ayahnya, Alexander menghabiskan waktu kekuasaannya untuk melancarkan kampanye-kampanye militer ke [[Asia Barat]] dan [[Mesir Kuno|Mesir]], [[Asia Tengah]], dan [[Asia Selatan]]. Pada usia 30 tahun, dirinya telah berhasil membentuk salah satu kekaisaran terbesar sepanjang sejarah, wilayahnya terbentang dari [[Balkan]] di barat sampai [[India kuno|India]] di selatan.<ref>Bloom, Jonathan M.; Blair, Sheila S. (2009) ''The Grove Encyclopedia of Islamic Art and Architecture: Mosul to Zirid, Volume 3''. (Oxford University Press Incorporated, 2009), 385; "[Khojand, Tajikistan]; As the easternmost outpost of the empire of Alexander the Great, the city was renamed Alexandria Eschate ("furthest Alexandria") in 329 BCE."{{pb}}Golden, Peter B. ''Central Asia in World History'' (Oxford University Press, 2011), 25;"[...] his campaigns in Central Asia brought Khwarazm, Sogdia and Bactria under Graeco-Macedonian rule. As elsewhere, Alexander founded or renamed a number of cities, such as Alexandria Eschate ("Outernmost Alexandria", near modern Khojent in Tajikistan)."</ref> Dia tidak pernah terkalahkan dalam pertempuran dan terkenal luas sebagai salah satu komandan militer tersukses dalam sejarah.{{Sfn|Yenne|2010|page=159}}<ref>{{cite encyclopedia|title=Alexander the Great's Achievements|encyclopedia=Britannica|url=https://www.britannica.com/summary/Alexander-the-Greats-Achievements}} "Alexander the Great was one of the greatest military strategists and leaders in world history."</ref>
'''Aleksander III dari Makedonia''' (20/21 Juli 356 – 10/11 Juni 323&nbsp;SM), lebih dikenal sebagai '''Aleksander Agung''' ({{lang-el|Μέγας Ἀλέξανδρος}}, ''Mégas Aléxandros'') adalah Raja [[Makedonia (kerajaan kuno)|Makedonia]] ({{lang-el|''Βασιλεύς Μακεδόνων''}}), Firaun Mesir, dan Raja Diraja Iran yang berkuasa sampai 323 SM. Pada usia tiga puluh tahun, dia memimpin sebuah kekaisaran terbesar pada masa [[sejarah kuno]], membentang mulai dari [[Laut Ionia]] sampai pegunungan [[Himalaya]]. Dia tidak pernah terkalahkan dalam pertempuran dan dianggap sebagai komandan perang terhebat sepanjang masa.<ref name="Yenne, W. 2010">Yenne, W. ''Alexander the Great: Lessons from History's Undefeated General.'' Palmgrave McMillan, 2010. hlm 244.</ref> Aleksander lahir di [[Pella]] pada 356&nbsp;SM dan merupakan murid seorang [[filsuf]] terkenal, [[Aristoteles]]. Pada tahun 336&nbsp;[[SM]], Aleksander menggantikan ayahnya, [[Filipus II dari Makedonia|Filipus II]], sebagai pemimpin Makedonia setelah ayahnya dibunuh oleh pembunuh gelap. Filipus sendiri telah menaklukkan sebagian besar [[negara-kota]] di daratan utama Yunani ke dalam [[hegemoni]] [[Bangsa Makedonia kuno|Makedonia]], melalui militer dan diplomasi.
 
Hingga usianya yang ke 16, Alexander dididik oleh [[filsuf]] ternama, [[Aristoteles]]. Pada tahun 335 SM, tak lama setelah ia diangkat menjadi raja atas Makedonia, ia melancarkan kampanye militer di [[Balkan]] dan menegaskan kembali kendali atas [[Trakia]] dan [[Iliria]], sebelum membawa pasukannya menyerbu kota [[Thebes (Yunani)|Thebes]], yang kemudian hancur dalam pertempuran. Alexander kemudian dianugerahi jabatan jenderal atas seluruh Yunani, dan menggunakan otoritasnya untuk menyukseskan proyek [[Panhellenik|pan-Hellenik]] yang dirancang oleh ayahnya, mengambil kendali kepemimpinan atas seluruh orang Yunani dalam upaya mereka menaklukkan Persia.{{sfn|Heckel|Tritle|2009|p=99}}<ref>{{cite book|last1=Burger|first1=Michael|date=2008|title=The Shaping of Western Civilization: From Antiquity to the Enlightenment|publisher=University of Toronto Press|isbn=978-1-55111-432-3|page=76}}</ref>
Setelah kematian Filipus, Aleksander mewarisi kerajaan yang kuat dan pasukan yang berpengalaman. Dia berhasil mengukuhkan kekuasaan Makedonia di [[Yunani Kuno|Yunani]], dan setelah otoritasnya di Yunani stabil, dia melancarkan rencana militer untuk ekspansi yang tak sempat diselesaikan oleh ayahnya. Pada tahun 334&nbsp;SM dia menginvasi daerah kekuasaan Persia di [[Asia Minor]] dan memulai [[Perang Aleksander Agung|serangkaian kampanye militer]] yang berlangsung selama sepuluh tahun. Aleksander mengalahkan Persia dalam sejumlah pertempuran yang menentukan, yang paling terkenal antara lain [[Pertempuran Issos]] dan [[Pertempuran Gaugamela]]. Aleksander lalu menggulingkan kekuasaan Raja Diraja Iran, [[Darius III]], dan menaklukkan keseluruhan [[Kekaisaran Akhemeniyah|Kekasiaran Iran Akhemeniyah]].{{cref|i}} Kekaisaran Makedonia kini membentang mulai dari [[Laut Adriatik]] sampai [[Sungai Indus]].
 
Pada tahun 334 SM, dia menginvasi [[Kekaisaran Akhemeniyah|Kekaisaran Persia Akhemeniyah]] dan memulai sejumlah kampanye militer yang berlangsung selama 10 tahun. Selepas penaklukannya atas Anatolia, Aleksander memperlemah Akhemeniyah dalam serangkaian pertempuran penting, termasuk pertempuran di Issus dan Guagamela; ia kemudian berhasil menggulingkan Darius II dan menaklukkan Kekaisaran Akhemeniyah secara keseluruhan. Setelah jatuhnya Persia, Kekaisaran Makedonia menguasai petak wilayah yang luas antara [[Laut Adriatik]] dan [[Sungai Indus]]. Aleksander mempunyai misi ingin mencapai "ujung-ujung dari dunia dan Laut Luar Besar." Ia pun menginvasi India pada tahun 326 SM, dan mengapai kemenangan penting atas Porus, seorang raja India kuno dari daerah yang sekarang dikenal sebagai Punjab, pada pertempuran Hydaspes. Karena permintaan para pasukannya yang rindu akan kampung halaman mereka, ia pun kembali ke Sungai Beas dan kemudian meninggal pada tahun 323 SM di Babilon, sebuah kota di Mesopotamia yang sebelumnya direncanakan oleh Aleksander akan menjadi ibu kota dari Kekaisarannya. Kematian Aleksander meninggalkan sejumlah rencana militer dan kampanye dagang yang tidak terlaksana, yang bila dirinya masih hidup akan dimulai dengan invasi Yunani atas Arabia. Dalam beberapa tahun setelah kematiannya, sejumlah perang sipil pecah di bebagai daerah di Kekaisaran Makedonia, yang pada akhirnya berujung pada disintegrasi di tangan para [[Diadokhoi]].
Karena berkeinginan mencapai "ujung dunia", Aleksander pun [[Kampanye Aleksander di India|menginvasi India]] pada tahun 326&nbsp;SM, tetapi terpaksa mundur karena pasukannya nyaris memberontak. Aleksander meninggal dunia di [[Babilonia]] pada 323&nbsp;SM, tanpa sempat melaksakan rencana invasi ke [[Semenanjung Arabia|Arabia]]. Setelah kematian Aleksander, meletuslah serangkaian perang saudara yang memecah-belah kekaisarannya menjadi empat negara yang dipimpin oleh [[Diadokhoi]], para jenderal Aleksander. Meskipun terkenal karena penaklukannya, peninggalan Aleksander yang bertahan paling lama bukanlah pemerintahannya, melainkan [[Difusi trans-budaya|difusi budaya]] yang terjadi berkat penaklukannya.
 
Dengan kematiannya yang menandai dimulainya [[periode Helenistik]], warisan Aleksander mencakup pembauran budaya dan [[sinkretisme]] yang ditimbulkan oleh penaklukan-penaklukan yang dilakukan olehnya, seperti Buddha-Yunani dan Yudaisme Helenistik, Dia mendirikan lebih dari dua puluh kota yang memakai namanya, dengan yang paling menonjol adalah kota Alexandria di Mesir. Penyebaran budaya Yunani yang ditimbulkan dari ekspansi koloni Yunani oleh Aleksander menimbulkan dominasi luar biasa peradaban Helenistik yang pengaruhnya mencapai timur jauh dari [[Anak Benua India]]. Periode Helenistik berkembang melalui Kekaisaran Romawi menjadi budaya Barat modern; [[Bahasa Yunani]] menjadi [[lingua franca]] wilayah tersebut dan merupakan bahasa utama [[Kekaisaran Bizantium]] sampai runtuhnya pada pertengahan abad ke-15 Masehi. Komunitas berbahasa Yunani di [[Anatolia]] tengah dan timur jauh bertahan sampai [[Genosida Yunani|genosida terhadap etnis Yunani oleh Turki]] pada tahun 1910-an dan awal 1920-an serta pertukaran populasi Yunani menjadi populasi Turki pada pertengahan 1920-an. Alexander menjadi legendaris sebagai pahlawan klasik yang memiliki beberapa karakteristik yang serupa dengan [[Akhilles]], ia dicatut dalam berbagai tradisi historikal dan mitos dalam budaya Yunani dan non-Yunani. Capaian militernya dan keberhasilannya yang berulang-ulang dalam berbagai pertempuran yang dianggap belum pernah diperoleh orang lain sebelumnya, telah membuat Aleksander menjadi tolak ukur perbandingan oleh banyak pemimpin militer,{{cref2|c}} dan taktik-taktik Aleksander terus menjadi subjek studi yang signifikan di akademi-akademisi militer di seluruh dunia.{{Sfn|Yenne|2010|page=viii}}
Berkat penaklukan Aleksander, muncul koloni-koloni Yunani di daerah timur yang berujung pada munculnya budaya baru, yaitu perpaduan kebudayaan Yunani, Mediterania, Mesir, dan Persia yang disebut dengan [[Periode Helenistik|Peradaban Helenis]] atau Helenisme. Aspek-aspek Helenis tetap ada dalam tradisi [[Kekaisaran Romawi Timur]] sampai pertengahan abad 15. Pengaruh Helenisme ini bahkan sampai ke India dan [[Tiongkok]]. Khusus di Tiongkok, pengaruh kebudayaan ini dapat ditelusuri di antaranya dengan artefak yang ditemukan di Tunhuang. Aleksander menjadi legenda sebagai pahlawan klasik dan diasosiasikan dengan karakteristik [[Akhilles]]. Aleksander juga muncul dalam sejarah dan mitos-mitos di Yunani maupun di luar Yunani. Aleksander menjadi pembanding bagi para jenderal bahkan hingga saat ini,{{cref|ii}} dan banyak [[Akademi militer]] di seluruh dunia yang mangajarkan siasat-siasat pertempurannya.<ref name="Yenne, W. 2010"/>
 
Aleksander selama ekspansinya juga mendirikan beberapa kota yang semuanya dinamai berdasarkan namanya, seperti Aleksandria atau Aleksandropolis. Salah satu dari kota bernama [[Aleksandria]] yang berada di Mesir, kelak menjadi terkenal karena perpustakaannya yang lengkap dan bertahan hingga seribu tahun lamanya serta berkembang menjadi pusat pembelajaran terhebat di dunia pada masa itu.
 
Walaupun hanya memerintah selama 13 tahun, semasa kepemimpinannya ia mampu membangun sebuah imperium yang lebih besar dari setiap imperium yang pernah ada sebelumnya. Pada saat ia meninggal, luas wilayah yang diperintah Aleksander berukuran 50 kali lebih besar daripada yang diwariskan kepadanya serta mencakup tiga benua ([[Eropa]], [[Afrika]], dan [[Asia]]). Gelar '''yang Agung''' atau '''Agung''' di belakang namanya diberikan karena kehebatannya sebagai seorang raja dan pemimpin perang lain serta keberhasilannya menaklukkan wilayah yang sangat luas.
 
== Masa muda ==