Tempo (majalah): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pratama26 (bicara | kontrib)
Majalah Tempo fisik masih cetak per Oktober 2021, belum ada sumber yang menunjukkan majalah ini berhenti terbit
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Pratama26 (bicara | kontrib)
Sejarah: Menyempurnakan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 32:
Tempo didirikan oleh [[Goenawan Mohamad]] dan [[Yusril Djalinus]], dengan edisi pertamanya terbit pada [[6 Maret]] [[1971]].<ref name=jp>{{cite news |first=|last=|title=Indonesia: 'Tempo' cofounder dies of stroke |url=http://www.asiamedia.ucla.edu/article-southeastasia.asp?parentid=104219 |work=[[Jakarta Post]] |publisher=[[Asia Media]] |date=2009-02-04 |accessdate=2009-02-21 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20090418023356/http://www.asiamedia.ucla.edu/article-southeastasia.asp?parentid=104219 |archivedate=18 April 2009}}</ref> Terbitnya edisi tersebut tidak bisa lepas dari peran prakarsa sekumpulan anak muda pada tahun [[1969]], antara lain yaitu [[Goenawan Mohamad]], Fikri Jufri, [[Christianto Wibisono]] dan Usamah, dan awalnya majalah itu bernama "Ekspres".<ref name="HistoryTempo">{{cite news|author = |title = Sejarah Tempo 1971–2013|url = http://korporat.tempo.co/tentang/sejarah|publisher = Tempo|date = |accessdate = [[04 Juli]] [[2013]]|archive-date = 2015-04-25|archive-url = https://web.archive.org/web/20150425122726/http://korporat.tempo.co/tentang/sejarah|dead-url = yes}}</ref> Namun dikarenakan adanya perbedaan prinsip antara jajaran redaksi dan pihak pemilik modal utama, maka [[Goenawan Mohamad|Goenawan]] dan kelompoknya keluar dari ''Ekspres'' pada tahun [[1970]].
 
Dalam waktu yang kurang lebih sama, Harjoko Trisnadi sedang mengalami masalah. Majalah Djaja, milik [[DKI|Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota (DKI)]] , yang dikelolanya sejak [[1962]] macet terbit. Menghadapi kondisi tersebut, karyawan Djaja menulis surat kepada Gubernur [[DKI]] saat itu, [[Ali Sadikin]], meminta agar Djaja diswastakan dan dikelola ''Yayasan Jaya Raya'', sebuah yayasan yang berada di bawah [[DKI|Pemerintah DKI]]. Lalu terjadi rembugan tripartite antara Yayasan Jaya Raya, yang dipimpin [[Ciputra|Ir. Ciputra]] orang-orang bekas majalah ''Ekspres'', dan orang-orang bekas majalah ''Djaja''. Disepakatilah berdirinya majalah Tempoini di bawah '''PT. Grafiti Pers''' sebagai penerbitnya. Pada tahun 1971, dengan peran serta dari Harjoko Trisnadi, Fikri Jufri, Lukman Setiawan, dan [[Bur Rasuanto]], [[Goenawan Mohamad|Goenawan]] yang kemudian dianggap sebagai "pendiri", menerbitkan majalah Tempo untuk pertama kalinya.<ref name="JANET">{{cite book|last=Steele|first=Janet|authorlink=Janet Steele|year=[[2005]]|title=War within: the story of Tempo, an independent magazine in Soeharto's Indonesia|edition=First|publisher=PT. Equinox Publishing Indonesia|id=ISBN 979-3780-08-8 }}</ref>
 
Pemakaian nama '''Tempo''', tidak lepas dari saran dari para pengecer. Di mana kata ini mudah untuk diucapkan dan memiliki jarak penerbitan yang cukup longgar, yakni mingguan. Selain itu, namanya, dianggap mirip-mirip dengan majalah terkenal dari [[Amerika Serikat]], ''[[Time]]''.<ref name="HistoryTempo" /> Dengan rata-rata umur pengelola yang masih 20-an, ia tampil beda dan diterima masyarakat. Dengan mengedepakan peliputan berita yang jujur dan berimbang, serta tulisan yang disajikan dalam prosa yang menarik dan jenaka, majalah ini diterima masyarakat.
Dan pada tahun 1971, dengan peran serta dari Harjoko Trisnadi, Fikri Jufri, Lukman Setiawan, dan [[Bur Rasuanto]], [[Goenawan Mohamad|Goenawan]] yang kemudian dianggap sebagai "pendiri", menerbitkan majalah Tempo untuk pertama kalinya.<ref name="JANET">{{cite book|last=Steele|first=Janet|authorlink=Janet Steele|year=[[2005]]|title=War within: the story of Tempo, an independent magazine in Soeharto's Indonesia|edition=First|publisher=PT. Equinox Publishing Indonesia|id=ISBN 979-3780-08-8 }}</ref>
 
Pemakaian nama '''Tempo''', tidak lepas dari saran dari para pengecer. Di mana kata ini mudah untuk diucapkan dan memiliki jarak penerbitan yang cukup longgar, yakni mingguan. Selain itu, namanya, dianggap mirip-mirip dengan majalah terkenal dari [[Amerika]], [[Time]].<ref name="HistoryTempo" /> Dengan rata-rata umur pengelola yang masih 20-an, ia tampil beda dan diterima masyarakat. Dengan mengedepakan peliputan berita yang jujur dan berimbang, serta tulisan yang disajikan dalam prosa yang menarik dan jenaka, majalah ini diterima masyarakat.
 
=== 1981–2000 ===
Pada tahun [[1982]], untuk pertama kalinya majalah ini dibredel, karena dianggap terlalu tajam mengkritik rezim [[Orde Baru]] dan kendaraan politiknya, [[Golkar]]. Saat itu tengah dilangsungkan kampanye dan prosesi [[Pemilihan Umum]]. Tapi akhirnya diperbolehkan terbit kembali setelah menandatangani semacam "janji" di atas kertas segel dengan [[Ali Moertopo]], Menteri Penerangan saat itu ( zaman [[Soeharto]] ada Departemen Penerangan yang fungsinya, antara lain mengontrol pers).<ref name="HistoryTempo" />
 
Makin sempurna mekanisme internal keredaksiannya, makin mengental semangat jurnalisme investigasinya. Maka makin tajam pula daya kritik Tempo terhadap pemerintahan [[Soeharto]] yang sudah sedemikian melumut. Puncaknya, pada [[Juni]] [[1994]], untuk kedua kalinya majalah ini dibredel oleh pemerintah, melalui [[Menteri Penerangan]] [[Harmoko]]. Ia dinilai terlalu keras mengkritik [[Habibie]] dan [[Soeharto]] ihwal pembelian kapal kapal bekas dari [[Jerman Timur]]. Laporan ini dianggap membahayakan "stabilitas negara", di mana laporan utama membahas keberatan pihak militer terhadap impor oleh Menristek BJ [[Habibie]]. Sekelompok wartawan yang kecewa pada sikap [[Persatuan Wartawan Indonesia]] ([[Persatuan Wartawan Indonesia|PWI]]) yang menyetujui pembredelan ''Tempo'', ''[[Editor (majalah)|Editor]]'', dan ''[[Detik, (tabloid)|Detik]]'' kemudian mendirikan [[Aliansi Jurnalis Independen]] ([[Aliansi Jurnalis Independen|AJI]]).
 
Selepas [[Soeharto]] lengser pada [[Mei]] [[1998]], mereka yang pernah bekerja di Tempo -dan tercerai berai akibat bredel- berembuk ulang. Mereka bicara ihwal perlu-tidaknya majalah Tempo terbit kembali. Hasilnya, Tempo harus terbit kembali. Maka, sejak [[12 Oktober]] 1998, majalah Tempo hadir kembali.<ref name="HistoryTempo" />
 
Untuk meningkatkan skala dan kemampuan penetrasi ke bisnis dunia media, maka pada tahun [[2001]], PT. Arsa Raya Perdanago public dan menjual sahamnya ke publik dan lahirlah [[Tempo Inti Media|PT Tempo Inti Media Tbk.]] ([[Tempo Inti Media|PT.TIM]]) sebagai penerbit majalah Tempo -yang baru.- Pada tahun yang sama (2001), lahirlah ''[[Koran Tempo]]'' yang berkompetisi di media harian.
 
=== 2001–sekarang ===
Sebaran informasi di bawah bendera [[Tempo Inti Media|PT TIM Tbk]], terus berkembang dengan munculnya produk-produk baru seperti ''Tempo English'' (majalah ''Tempo'' edisi [[bahasa Inggris]]), Travelounge ([[2009]]) dan Tempo Interaktif, yang kemudian menjadi tempo.co serta Tempo News Room (TNR), kantor berita yang berfungsi sebagai pusat berita media Group Tempo. Tempo juga mencoba menembus bisnis televisi dengan mendirikan Tempo TV, kerja sama dengan kantor berita radio KBR68H.
 
Yang juga penting di dalam naungan Kelompok Tempo Media adalah kehadiran percetakan PT Temprint. Percetakan ini mencetak produk-produk Kelompok Tempo dan produk dari luar.