Sejarah perkeretaapian di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Masa Pembangunan Stasiun: membenarkan tahun diresmikannya Stasiun Karanganyar di Kab Kebumen
gambar tidak sesuai
Baris 214:
|direction=vertical
|width=200
|image1=RailcarsKA_SwU_050505_8460_bmy.jpg
|caption1=KRLKA RheostatikBisnis danSawunggalih KRLmelintas Holec.Jembatan KRLSakalibel yangdengan di sebelah kiri dicat hijaucat putih-kuning.
|image2=KA_SwU_050505_8460_bmy.jpg
|caption2=KA Bisnis Sawunggalih melintas Jembatan Sakalibel dengan cat putih-kuning.
}}
Zaman Perumka biasa disebut '''"zaman merah biru"''' karena semua cat lokomotif yang dioperasikan secara komersial diubah menjadi merah dan biru dengan logo Perumka putih di depan dan belakangnya, serta di bawah kaca kabin [[masinis]] tepat di atas [[plat nomor]]nya. Selain itu, cat ''livery'' semua kelas kereta juga diubah, yakni untuk eksekutif dicat biru muda-biru tua, bisnis dicat hijau tua-biru tua, ekonomi dicat merah tua-biru tua, serta kereta pembangkit dan kereta bagasi dicat biru tua polos. Semua kereta memiliki garis putih dengan logo Perumka merah. Pada masa ini, lokomotif diesel elektrik merajai perkeretaapian Indonesia mulai dari kereta api eksekutif, bisnis, ekonomi jarak jauh bahkan kereta barang sekalipun. sedangkan lokomotif diesel hidraulik perlahan mulai tergeser dan menjadi penarik kereta api ekonomi jarak menengah, lokal/dekat, barang maupun tugas [[langsir]] semenjak tenaga diesel hidraulik sudah tidak lagi cukup kuat menarik kereta api jarak jauh dikarenakan faktor suku cadang.