Pertempuran Alesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Selesai terjemah, Tolong rapiin ya ^^ |
|||
Baris 1:
{{terjemah|Melayu}}
'''Pertempuran Alesia''' atau '''Pengepungan Alesia''' adalah konflik yang terjadi pada September [[52 SM]] di sekitar
[[Gallia]] ''[[Gallia opidum|oppidum]]'' di Alesia, pusat kota utama dan [[kota bukit]] suku Mandubii, kemungkinan terletak
di di Chaux-des-Crotenay ([[Jura]]). Penyelidikan awal meletakkan Alesia di puncak Gunung ''Mont Auxois'', di atas
Alise-Sainte-Reine modern di [[Perancis]], tetapi lokasi ini tidak sesuai dengan gambaran Caesar mengenai pertempuran
tersebut. Alise-Sainte-Reine masih merupakan lokasi resmi Alesia. Pertempuran ini terjadi antara tentara [[Republik Romawi]],
dikomandoi oleh [[Kaisar Julius]] (Julius Caesar), dibantu oleh komandan kavaleri [[Markus Antonius]], [[Titus Labienus]] dan
[[Gaius Trebonius]], melawan aliansi suku-suku Gallia yang bersatu di bawah pimpinan [[Vercingetorix]] dari [[Averni]].
Alesia merupakan pertempuran utama antara bangsa Gallia dan Romawi dan menandakan titik perubahan dalam [[Perang Gallia]]
oleh Roma. Pengepungan Alesia dianggap sebagai salah satu pencapaian militer Caesar teragung dan masih merupakan salah satu
contoh klasik ''siegewar''. Kejadian ini digambarkan oleh beberapa sejarahwan pada zaman tersebut, termasuk Caesar sendiri
dalam ''[[Perperangan Gallia|De Bello Gallico]]''.
Setelah kemenangan Romawi, [[Gallia]] (letaknya di sekitar Perancis masa kini) ditaklukkan dan menjadi [[provinsi Romawi]].
Penolakan [[senat Romawi]] untuk memberikan Caesar penghormatan bagi kemenangannya dalam Perperangan Gallia akhirnya menjadi
salah satu faktor penyebab perang saudara Romawi [[50 SM|50]]-[[45 SM]].
==Awal peperangan==
Julius Caesar telah berada di Gallia semenjak [[58 SM]]. Adalah menjadi kebiasaan bagi [[konsul]], pegawai lantikan tertinggi
Romawi, pada akhir tahun jabatannya sebagai konsul, untuk dilantik sebagai gubernur salah satu [[jajahan Romawi]] oleh
[[Senat Romawi]].
Setelah jawatan konsul pertamanya pada tahun [[59 SM]], Caesar dilantik sebagai gubernur [[Cisalpine Gallia]] (kawasan antara
[[Alpen]], [[Apennines]] dan [[Adriatic]]), dan [[Transalpine Gallia]] ("Gallia di luar Alps"). Dengan [[promagistrasi]]
''[[imperium]]'', dia mempunyai kekuasaan mutlak dalam jajahan tersebut.
Caesar mengalahkan suku Gallia satu demi satu seperti [[Helvetii]], [[Belgae]] atau [[Nervii]], dan mendapatkan sumpah setia
sekutu (''pledge of alliance'') dari suku-suku lain. Kejayaan dalam [[Perang Gallia]] memberi kontribusi besar kekayaan
kepada Republik dalam bentuk harta rampasan dan tanah baru untuk dikenakan cukai. Caesar sendiri menjadi amat kaya, kerana
sebagai jenderal, dia berhak atas kelebihan dari penjualan tahanan perang.
Tetapi kejayaan dan kemashyuran turut membawa musuh. [[Triumvirate Pertama]], gabungan politik (walaupun tidak rasmi) dengan
[[Pompey]] dan [[Crassus]], berakhir pada [[54 SM]], dengan kematian [[Julia Caesaris|Julia]] (anak perempuan Caesar dan
isteri Pompey) dan Crassus dalam [[pertempuran Carrhae]]. Tanpa kaitan politik dengan Pompey, orang-orang seperti [[Cato yang
muda|Marcus Porcius Cato yang Muda]] memulai kampanye menentang Caesar, mempropagandakan ketidakpercayaan dan menuduhnya
ingin menumbangkan bentuk republik dan memulai kekaisaran Romawi.
[[Image:Julius_caesar.jpg|thumbnail|150px|right|Julius Caesar]]
Pada musim dingin [[54 SM|54]]-[[53 SM]], suku [[Eburones]] yang sebenarnya patuh, di bawah pemerintahan [[Ambiorix]],
memberontak menentang penjajahan Romawi dan memusnahkan [[Legiun XIV Gemina|Legiun XIV]] dalam serangan kejutan yang
dirancang dengan rapi.
Ini merupakan satu pukulan hebat untuk Caesar dari Gallia, karena dia kehilangan seperempat kekuatan militernya, sementara
evolusi politik di Romawi membuatnya tidak mungkin meminta bantuan dari senat Romawi. Pemberontakan Eburones merupakan
kekalahan Romawi pertama yang nyata dan membuat perasaan kebangsaan Gallia meluas dan memicu pemberontakan lain.
Pertempuran ini memakan waktu hampir setahun, tetapi Caesar berhasil menghancurkan kepungan Gallia dan mengamankan suku-suku
di sana. Bagaimanapun, pergolakan di Gallia tidak berakhir. Suku-suku Gallia menyadari bahwa dengan bersatu, kemerdekaan
dapat direbut kembali dari Romawi.
Persidangan Majelis Utama (''general council'') kemudian diadakan di [[Bibracte]] atas prakarsa [[Aedui]], yang sebelumnya
merupakan penyokong setia Caesar. Hanya [[Remi]] dan [[Lingones]] yang bersikukuh mempertahankan aliansi dengan Romawi.
Majelis Dewan (''council'') melantik [[Vercingetorix]], salah seorang ketua suku [[Averni]], menjadi komandan Aliansi Pasukan
Gallia.
Saat hal ini terjadi Caesar sedang menggelar perkemahan pada musim dingin di [[Cisalpine Gallia]]. Ia tidak menyadari adanya
persekutuan untuk menentangnya. Tanda pertama dimulai dari [[Carnutes]] yang membunuh semua penetap Romawi di daerah Cenabum
(modern: [[Orléans]]). Keganasan ini diikuti pula dengan penyembelihan seluruh warganegara Romawi, pedagang dan penetap di
semua daerah utama Gallia.
Mendengar berita ini, Caesar dengan cepat menggerakkan pasukannya menyeberangi [[Alps]], yang masih diselimuti salju, menuju
pusat Gallia. Ini dilakukan dalam waktu singkat dan Caesar berhasil mengejutkan semua suku Gallia. Dia memecah tenteranya
menjadi empat [[legiun Romawi|legion]] dengan [[Titus Labienus]] untuk melawan [[Senones]] dan [[Parisii]] di Utara. Caesar
sendiri mengejar Vercingetorix dengan enam legiun dan kalaveri sekutu Jermannya.
Kedua pihak bertemu di kota bukit [[Gergovia]], di mana Vercingetorix mendapat posisi pertahanan yang kuat. Caesar terpaksa
mundur untuk menghindari kekalahan total setelah mengalami beberapa kekalahan kecil dan menyadari posisinya yang buruk. Pada
musim panas [[52 SM]], beberapa pertempuran terjadi antara pasukan berkuda kavaleri, dengan kemenangan di pihak Caesar yang
berhasil merusak tentera Gallia. Vercingetorix memutuskan bahwa belum saatnya perang besar terjadi lalu memerintahkan
berkumpul di kota Mandubii di Alesia.
==Pertempuran dan pengepungan==
[[Image:SiegeAlesia.png|thumb|400px|right|
<br><small>Inbox: tanda silang memperlihatkan posisi Alesia di daerah Gallia (modern: France). Tanda lingkaran memperlihatkan
titik lemah tembok pengepungan</small>]]
Alesia merupakan kota atas bukit yang dikelilingi lembah sungai, dengan ciri-ciri pertahanan yang kukuh. Serangan langsung
merupakan bunuh diri, karena itu Caesar memutuskan stratgi ''siegewar'', dengan harapan bisa memaksa musuh menyerah karena
kelaparan. Dengan perkiraan 80,000 orang pasukan di Alesia, bersama dengan penduduk asli, hal ini tidak memakan waktu lama.
Untuk memastikan pengepungan berjalan sempurna, Caesar memerintahkan pembangunan tembok kepungan, dikenal dengan nama
[[circumvallation]], di sekeliling Alesia. Perincian rekayasa ini diketahui dari tulisan ''Commentaries'' Caesar dan
penelitian arkeologis di lapangan tersebut. Sekitar 18 kilometer tembok setinggi 4 meter dibangun dalam waktu hanya tiga
minggu. Garis ini diikuti pula dengan dua parit selebar empat setengah meter, dan sedalam satu setengah meter. Parit
berseberangan dengan tembok diisi dengan air dari sungai sekeliling. Ini merupakan suatu kehebatan rekayasa zaman Romawi.
Tetapi hal ini bukanlah hal baru bagi [[Aedile|curule aedile]], pegawai terpilih dari kota Romawi, yang pernah membelokkan
[[sungai Tiber]] kedalam [[Circus Maximus]] untuk pertunjukan perang maritim, sebagai hiburan. Tembok ini didukukung pula
dengan perangkap manusia dan lubang dalam di depan parit, dan ''watchtower'' didirikan dengan jarak tertentu dilengkapi
artilleri Romawi.
Pasukan berkuda Vercingetorix sering menyerang kerja pembangunan sebagai usaha mencegah pengepungan total. Namun Pasukan
kavaleri dukungan Jerman sekali lagi terbukti berguna dan memukul mundur musuh. Setelah dua minggu pembangunan, sepasukan
kavaleri Gallia berhasil meloloskan diri melalui tembok yang belum selesai dibangun. Memperkirakan pasukan bantuan akan
dipanggil, Caesar memerintahkan pembangunan tembok kedua [[contravallation]], yang menghadap keluar dan mengelilingi
pasukannya antara dinding pertahanan pertama dengan dinding pertahanan kedua. Garisan kedua sejajar dengan yang pertama dari
segi reka bentuk dan memanjang sejauh 21 kilometer, meliputi pula empat kemah kavaleri. Set dinding pertahanan ini akan
melindungi tentara Romawi apabila pasukan bantuan Gallia tiba. Posisi mereka dalam keadaan siap mengepung dan dikepung.
Akibat pengepungan ini, keadaan di Alesia menjadi semakin buruk. Dengan 80,000 tentera ditambah penduduk asli, terlalu banyak
manusia terkurung dalam plato dan berebut makanan yang sedikit. Mandubii memutuskan untuk mengeluarkan anak-anak dan wanita
dari (''citadel''), dengan harapan bisa menyimpan makanan untuk pejuang. Ia berharap Caesar akan membuka ruang untuk
membiarkan anak-anak dan wanita lewat. Ini juga merupakan kesempatan bagi menerobos garis Romawi. Tetapi Caesar memutuskan
untuk tidak memberikan jalan bagi rakyat ini dan dibiarkan kelaparan di tanah antara dinding kota dan dinding kepungan. Nasib
buruk mereka menurunkan moral pasukan di dalam kota.
Vercingetorix berusaha untuk membakar semangat pasukannya, tetapi tetap harus berhadapan dengan keinginan menyerah di
kalangan pasukannya. Tetapi pasukan bantuan sampai pada saat yang tepat dan membangkitkan harapan pasukan Gallia yang
terkepung.
Pada akhir September, suku Gallia di bawah pemerintahan [[Commius]], menyerang dinding contravallation Caesar. Vercingetorix
turut mengarahkan serangan secara serentak dari sebelah dalam. Tapi tidak satupun serangan ini yang membuahkan hasil. Hingga
menjelang matahari terbenam pertempuran berhenti.
Besoknya serangan Gallia dilakukan pada waktu malam. Kali ini mereka lebih berjaya dan Caesar terpaksa melepaskan sebagian
garis kubu pertahanannya. Hanya tindakan antisipasi pasukan berkuda di bawah pemerintahan [[Marcus Antonius]] dan [[Gaius
Trebonius]] yang menyelamatkan keadaan. Dinding sebelah dalam juga diserang, tetapi kehadiran parit, yang terpaksa dilewati
pengikut Vercingetorix, menghalangi mereka sehingga mennggagalkan serangan kejutan. Tetapi pada saat ini keadaan pasukan
Romawi juga terdesak. Mereka sendiri terkepung, sehingga makanan terpaksa dijatah dan tenteranya hampir letih.
Pada keesokkan harinya, 2 Oktober, Vercassivellaunus, sepupu Vercengetorix, melancarkan serangan besar-besaran dengan 60,000
orang, berkonsentrasi pada kelemahan di kubu pertahanan Romawi (lihat tanda lingkaran di peta). yang meskipun disamarkan
Caesar, tetapi tetap berhasil ditemukan Gallia. Di daerah ini tembok tidak dapat dibangun karena kondisi alam yang tidak
memungkinkan. Serangan dilakukan pasukan Vercingetorix secara bersama yang mendesak dari setiap sudut dari arah tembok
pertahanan dalam.
Caesar mempercayai displin dan keberanian tenteranya dan mengeluarkan perintah menjaga tembok pertahanan. Dia sendiri berkuda
di sekeliling kepungan guna menaikkan semangat legiuner. Pasukan berkuda Labienus ditugaskan mendukung pertahanan kawasan di
tempat yang garis pertahanannya ditembusi. Dengan tekanan yang terus meningkat, Caesar terpaksa melakukan balasan dari
serangan bahagian dalam dan berhasil memukul mundur pasukan Vercingetorix.
Pada saat ini area yang dipertahankan oleh Labienus hampir roboh. Caesar memutuskan untuk mengambil tindakan nekad dan
membawa 13 cohort pasukan berkuda (sekitar 6,000 orang) untuk menyerang pasukan bantuan 60,000 dari belakang. Tindakan ini
mengejutkan kedua pihak yang sedang bertempur. Di sisi Labienus, melihat pimpinan mereka berani mengambil risiko,
menggandakan usaha mereka sementara suku Gallia menjadi panik dan mencoba mundur.
Seperti yang biasa terjadi di pertempuran lain, pasukan musuh yang mundur dalam keadaan kacau menjadi mangsa mudah bagi
pasukan Romawi yang berdisplin tinggi. Suku Gallia yang mundur dihancurkan, dan Caesar dalam ''Commentaries'' menulis bahawa
hanya faktor kelelahan orang-orangnya saja yang menyelamatkan suku Gallia dari pemusnahan.
Di Alesia, Vercingetorix menyaksikan kekalahan pasukan bantuan. Berhadapan dengan kelaparan dan moral yang rendah, dia
terpaksa menyerah tanpa pertempuran akhir. Pada hari berikutnya, pemimpin Gallia dengan terhormat menyerahkan senjatanya
kepada Julius Caesar, mengakhiri pengepungan Alesia.
==Akhir pertempuran==
Alesia terbukti mengakhiri pemberontakan massal dan terorganisir terhadap penjajahan Romawi di Gallia. Wilayah tersebut
ditundukkan secara penuh menjadi [[jajahan Romawi]] dan akhirnya dibagi menjadi wilayah-wilayah administratif yang lebih
kecil. Pemberontakan lain baru terjadi pada abad ke 3 di Kerajaan Gallia.
Pasukan pertahanan Alesia dijadikan tawanan termasuk pula pasukan bantuan yang masih selamat. Sebagian dijual sebagai budak
atau dijadikan pembantu di legiuner Caesar, kecuali yang berasal dari suku Aedui dan Averni, yang dibebaskan dan diampuni
demi mempertahankan aliansi dengan kedua suku penting ini.
Bagi Caesar, Alesia merupakan kemenangan tersendiri yang besar, baik dari segi militer dan politik. Senat Pompey dan Cato
mempengaruhi untuk menetapkan 20 ''thanksgiving'' untuk kemenangan ini, tetapi menolak penghormatan bagi Caesar untuk
melakukan arakan triumvirat kemenangan Romawi, sebuah pengakuan atas prestasi terbesar bagi Jenderal manapun. Akibatnya
ketegangan politik meningkat, dan dua tahun kemudian, pada [[50 SM]], Caesar menyeberangi [[Rubicon]], yang memulai [[Perang
saudara Republik Romawai|perang saudara Republik Romawi]] pada [[49 SM]] hingga [[45 SM]], yang dimenanginya.
Setelah dipilih sebagai konsul, untuk setiap tahun-tahun perang, dan kemudian diberikan beberapa kekuasaan diktatorial
sementara Caesar akhirnya dijadikan ''[[diktator Romawi|dictator perpetuus]]'' (diktator seumur hidup), oleh senat Romawi
pada tahun [[44 SM]]. Penghormatan dan kekuasaannya yang terus meningkat melemahkan tradisi republik Romawi, dan akhirnya
menyebabkan runtuhnya [[Republik Romawi]] dan dimulainya masa [[Kerajaan Romawi]].
Komandan pasukan berkuda Caesar akhirnya terpecah dalam beberapa haluan. [[Titus Labienus|Labienus]] menyeberang kepada faksi
[[Optimates]] ("orang baik"), faksi aristokratik konservatif dalam perang saudara, dan terbunuh dalam [[Pertempuran Munda]]
pada tahun [[45 SM]]. [[Gaius Trebonius|Trebonius]], salah seorang letnan Caesar yang paling dipercaya, dilantik sebagai
konsul oleh Caesar pada tahun [[45 SM]] sebelum akhirnya menjadi salah seorang senator yang terlibat dalam pembunuhan Caesar
pada peristiwa [[Ides of March]] ([[15 Maret]] [[44 SM]]).Dia sendiri dibunuh setahun berikutnya.
[[Marcus Antonius|Antonius]] tetap setia kepada Caesar. Dia dijadikan wakil utama Caesar, sebagai [[Master of the Horse]],
dan ditugaskan di Itali dalam perang saudara. Pada tahun [[44 SM]] dia dipilih sebagai rekan consular Caesar. Setelah
pembunuhan Caesar, Antonius mengejar pembunuh Caesar dan ikut dalam pemilihan kekuasaan tertinggi bersama [[Octavian]]
(kemudian menjadi [[Caesar Augustus]]). Awalanya ia membentuk aliansi dengan Octavian (dan [[Marcus Aemilius Lepidus]]) dalam
[[Triumvirat Kedua]], namun kemudian dikalahkan oleh Octavian dalam [[Pertempuran Actium]] pada tahun [[31 SM]]. Bersama
sekutunya dan kekasihnya ratu [[Cleopatra]] dia lari ke [[Mesir]], di mana mereka bunuh diri pada tahun berikutnya.
Vercingetorix dijadikan tahanan dan dilayani dengan penghormatan kebangsawanan selama lima tahun berikutnya, sementara
menunggu dipamerkan dalam perayaan triumvirat Caesar. Seperti biasanya tradisi untuk ketua musuh yang ditawan dan diarak,
pada akhir perarakan kemenangan dia dibawa ke [[Penjara Mamertine|Tullianum]] (dikenal juga sebagai Penjara Mamertine) dan
dihukum mati.
==Beberapa Isu dalam penelitian sejarah==
Bertahun-tahun lokasi pertempuran sebenarnya tidak diketahui. Teori berlawanan mulanya menumpu kepada dua kota,
Alaise di [[Franche-Comté]] dan Alise-Sainte-Reine di [[Côte-d'Or]]. Raja [[Napoleon III dari Perancis]] mendukung pendapat
kedua dan pada masa 1860an membiayai penggalian yang mencari bukti yang mendukung teori adanya perkemahanRomawi di kawasan tersebut. Dia lalu mendirikan patung Vercingetorix di puing yang baru ditemui.
Bagaimanapun, dalam ilmu pengetahuan ketidakpastian adalah abadi. Topografi Alise-Sainte-Reine dianggap tidak mendukung gambaran Caesar. Sebagai contoh, tempat tersebut terlalu kecil untuk menempatkan 80,000 orang infantari Gallia, dan hingga 10,000 lebih pasukan berkuda dan penduduk. Teori baru meyakini lokasi pertempuran di Chaux-des-Crotenay di pintu masuk pergunungan [[Jura]]. Penyelidikan di Chaux-de-Crotenay memberikan gambaran sistem pertahanan Romawi lengkap
yang serupa dengan gambaran Caesar mengenai tempat tersebut. Tetapi bagaimanapun, penyelidikan arkhaelogikal tetap diperlukan untuk menetapkan dengan tepat lokasi Alesia.
Dalam komik [[Asterix]] (Asterix dan Perisai Vercingetorix), ketidakpastian lokasi Alesia secara humoris digambarkan sebagai salah satu kebanggan kaum Gallia yang tidak pernah mengakui kekalahannya dari Caesar. Seluruh penduduk Gallia tidak pernah mengakui adanya peristiwa Alesia dan bahkan menolak anggapan tahu lokasi Alesia tempat pertempuran itu terjadi (dan secara tidak langsung menolak mengakui kekalahan tersebut terjadi).
Jumlah tepat mengenai ukuran pasukan yang terlibat dan jumlah korban sukar diketahui. Jumlah-jumlah seperti ini biasanya tidak lebih dari propaganda, dan biasanya diragukan. Caesar, dalam ''De Bello Galliao''nya, memberi rujukan satu juta tentara bantuan Gallia. Kemungkinan besar hal ini hasil pemalsuan untuk memperbesar rasa kemenangan di pihak Romawi. Sayangnya, catatan tunggal mengenai hal tersebut datang dari Romawi dan bisa dianggap berat sebelah. Ahli sejarah modern biasanya lebih mempercayai jumlah antara 80,000 hingga 100,000
orang.
Fakta yang bisa dipercayai adalah setiap tentera dalam legion Caesar mendapat seorang Gallia sebagai
budak, yang bererti sekurang-kurangnya 40,000 tahanan, sebagian besar dari pasukan yang dikepung. Pasukan bantuan kemungkinan mengalami kekalahan besar, sebagaimana tentera lain yang kehilangan perintah dan mundur, sekaligus dimusnahkan
pasukan berkuda Romawi.
==Referensi==
*[[J.F.C. Fuller]], ''Julius Caesar: Man, Soldier, and Tyrant'', Da Capo Press, 1991, ISBN 0306804220
*[[Julius Caesar]] (sek. [[45 SM]]), ''[[Gallia Wars|Commentaries on the Gallic Wars]]'', Harvard University Press. ISBN
0674990803 **Tersedia online, eg: [http://classics.mit.edu/Caesar/gallic.html Terjemahan Inggris oleh W. A. McDevitte and W. S. Bohn
(1869)] *[[Adrian Goldsworthy]] (2002) ''Roman Warfare''. Cassell. ISBN 0304362654
*[http://www.unrv.com/fall-republic/siege-of-alesia.php Account of the battle and surrounding events] (diperoleh akhir
November 2005) *[http://www.livius.org/caa-can/caesar/caesar_t16.html Livius.org account of the battle] (diperoleh akhir November 2005)
|