Kradenan, Purwoharjo, Banyuwangi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.8
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 62:
=== Ki Jalasutra dan Perang Bayu ===
 
Buah jatuh tak akan jauh dari pohonnya, demikianlah kata pepatah yang layak dijadikan teladan ketika membaca sejarah Raden Purawijaya dan puteranya Ki Jalasutra. Jika sang ayah gugur dalam membela negara di pihak Agung Wilis, maka sang anak, Ki Jalasutra alias Jajang Bongkar, juga memiliki karakter yang sama.
 
Hal ini dapat dilihat dalam Perang di Bayu tahun 1771-1772, Ki Jalasutra menorehkan namanya dalam Babad Bayu untuk membela kemerdekaan [[Kerajaan Blambangan]] dari penjajahan VOC.
Baris 68:
Dalam Perang yang dipimpin Mas Surawijaya, [[Sayu Wiwit]], dan Mas Rempeg Jagapati tersebut Ki Jalasutra terlibat penuh bersama para Bekel yang lain menggerakkan rakyat Kradenan untuk menghadapi pasukan VOC yang dipimpin oleh [[Residen]] Letnan CVD. Biesheuvel, Lettu Van Schopoff (wakil Residen), dan Komandan Mayor van Colmond.
 
Selanjutnya banyak penduduk Balambangan datang ke Bayu memenuhi panggilan Mas Rempeg dengan membawa senjata masing-masing. Dengan dukungan tersebut, Gunung Bayu ([[Gunung Raung]]) berkembang menjadi suatu kekuatan yang tangguh dan kokoh. Mas Rempeg dapat menguasai daerah penghasil beras di seluruh Balambangan.
 
Perang Bayu terjadi sebanyak delapan kali di; Tegalperangan ([[Songgon]]), [[Tambong]], [[Bayu]], Gagenting, Temogoro ([[Temuguruh]]) dan Pagambiran ([[Gambiran]]), [[Lateng]], kemudian di Bayu lagi (saat terjadi perang tanding antara Mas Rempeg vs Kapten Alap-alap), dan terakhir di Purwo [[Alas Purwo]] dan [[Grajagan]].
 
BagaimanaDiantara perang-perang tersebut, nasib Ki Jalasutra selanjutnya tidak dijelaskan, karena makamnya tidak ada di daerah kekuasaannya di Kradenan,. kemungkinanKemungkinan besar beliau ikut gugur bersama para pemimpin perang Bayu lainnya, seperti Mas Rempeg Jagapati yang gugur pada tanggal [[18 Desember 1771]].
Diantara perang-perang itu, Residen Balambangan II Hendrik Schophoff (1771-1772) mengeluarkan surat-surat pengampunan bagi penduduk yang mau memihak VOC, delapan orang penduduk Bayu dipimpin oleh Bekel Korok dan Si Lakar berhianat.
 
Saat ini di daerah Songgon ada petilasan Jajang Bongkar, nama ini mengingatkan kita pada tokoh sesepuh Kradenan yakni Ki Jajang Bongkar.
Bagaimana nasib Ki Jalasutra selanjutnya tidak dijelaskan, karena makamnya tidak ada di daerah kekuasaannya di Kradenan, kemungkinan besar beliau ikut gugur bersama para pemimpin perang Bayu lainnya, seperti Mas Rempeg Jagapati yang gugur pada tanggal [[18 Desember 1771]].
 
Perang Bayu I berakhir ketika Mas Rempeg Jagapati gugur pada tanggal [[18 Desember 1771]].
Perang bersejarah yang dalam buku Belanda di Bumi Blambangan disebutkan menelan kerugian setara 8 ton [[emas]] tersebut kini diabadikan sebagai [[Hari Jadi Kabupaten Banyuwangi]].
 
Perang bersejarah yangtersebut dalam buku [[Belanda di Bumi Blambangan]] disebutkan menelan kerugian setara 8 ton [[emas]] tersebutdan kini diabadikan sebagai [[Hari Jadi Kabupaten Banyuwangi]].
 
= Geografi =