Kradenan, Purwoharjo, Banyuwangi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 38:
Desa Keradenan saat itu adalah pengembangan dari Distrik/Kemantren Benculuk.
 
DiRaden BabadMas BayuPurawijaya disebutkanpenguasa jugadi bahwaKeradenan Bekelini desaberputra KeradenanKi Jalasutra yang disebutkan dalam Babad Bayu beliau terlibat bersama Mas Rempeg melawan VOC dalam Perang Bayu (1771-1772). adalahTokoh Kiini Jalasutraoleh masyarakat Kradenan dikenal dengan aliasnama Ki Jajang Bongkar.
 
Dia adalah putra dari Raden Purawijaya (penguasa Keradenan), putra dari Bagus Dalem Prabayeksa/Ki Tulup Watangan (penguasa daerah Pruwa), putera dari Arya Gajah Binarong, putera dari Susuhunan Tawangalun.
 
=== Raden Purawijaya/Mbah Priangan ===
 
Ketika Pangeran Agung Wilis diturunkan dari jabatan Patih Kerajaan Balambangan, pemerintahan Prabu Jingga Danuningrat menghadapi ketidakpercayaan dari rakyatnya sendiri.
 
Setelah tersingkir, Pangeran [[Wong Agung Wilis]] menyepi di Pasisir Manis ([[Lampon]]) yang terletak di pantai selatan dan mendirikan desa Prawingan sebagai Pesanggrahan nya. Keluarga raja dan rakyat mulaiyang mendukunglebih mencintai Pangeran Agung Wilis, dankemudian mulai berbondong-bondong untuk bersatu dengan pemimpin yang sangat mereka cintaidengannya di tempat menyepi tersebut.
 
Dalam [[Babad Wilis]] dan Babad Tawangalun kita ketahui bahwa setelah melihat kekuatan Agung Wilis semakin besar, pendukungnya disingkirkan satu-persatu. Dan yang pertama disingkirkan adalah Ranggasatata, keponakan raja [[Mengwi]] I Gusti Made Munggu. Setelah itu pasukan Mas Bagus Tepasana dikerahkan untuk menggempur desa Pesanggrahan ([[Pesanggaran]]) dengan bantuan senjata dari VOC.
 
Dalam Suluk Balumbung, disebutkan bahwa Pasukan Agung Wilis yangberangkat ke Ibukota untuk menuntut keadilan. Pasukan besar itu dipimpin oleh Raden Purawijaya (kakak ipar Agung Wilis) bersama; Ki Singagarit dan Ki Balengker, dan ditambah 800 orang prajurit perang tandang (gerak cepat) dari Mengwi yang dipimpin Ki Perangalas dan Wayahan Kotang.
 
Baru saja pasukan ini menyeberangi Kali Setail, mereka bertemu dengan pasukan musuh yang sedang berpatroli. Disanalah kemudian terjadi peperangan besar dan pasukan Agung Wilis berhasil memenangkannya.
Pasukan Agung Wilis menghadapi musuh. Baru saja pasukan Raden Purawijaya bersama Ki Singagarit dan Ki Balengker menyeberangi Kali Setail, pasukan ini bertemu dengan pasukan musuh.
 
Disanalah kemudian terjadi peperangan besar dan pasukan Agung Wilis berhasil memenangkannya. Namun kemenangan tersebut harus dibayar mahal dengan gugurnya Raden Purawijaya. Jenazahnya dikebumikan di tempat tersebut.
 
Selanjutnya, pasukan bergerak ke Kutharaja Balambangan Hamuncar (di [[Muncar]]), Prabu Danuningrat, Mas Anom Sutajiwa, dan keluarga mereka berhasil kabur ke [[Besuki]]. Setelah pasukanPangeran Agung Wilis berhasil menduduki Kutharaja Balambangan, dia mengangkat para pejabat baru. Diantaranya adalah Ki Jalasutra sebagai Bekel atau kepala desa baru di Keradenan.
 
Sejak itu Mas Jalasutra dan keluarganya menetap disanadi sana untuk menjaga makam/persemayaman (Para-hyang-an) sang ayah. Dukuh Keradenan kemudian berkembang menjadi Desa Ke-Raden-an, sebagaisedangkan pengingatmakam/para-Hyang-an dimanadari Raden Purawijaya, dikebumikankini dandisebut sebagai tempatMakam keluarganyaMbah menetapPriangan.
 
=== Ki Jalasutra/Jajang Bongkar dan Perang Bayu ===
 
Buah jatuh tak akan jauh dari pohonnya, demikianlah kata pepatah yang layak dijadikan teladan ketika membaca sejarah Raden Purawijaya dan puteranya Ki Jalasutra. Jika sang ayah gugur dalam membela negara di pihak Agung Wilis, maka sang anak, Ki Jalasutra alias Jajang Bongkar, juga memiliki karakter yang sama.
Baris 79 ⟶ 77:
 
Perang bersejarah tersebut dalam buku [[Belanda di Bumi Blambangan]] disebutkan menelan kerugian setara 8 ton [[emas]] dan kini diabadikan sebagai [[Hari Jadi Kabupaten Banyuwangi]].
 
=== Ki Maesa Gethuk dan Dukuh Gelintang ===
 
Ada satu dukuh tetangga di sebelah timur dukuh Keradenan, yakni dukuh Gelintang (sekarang Dusun Perangan). Dalam Babad Bayu, dukuh ini dipimpin oleh bekel bernama Ki Maesa Gethuk.
 
Ki Maesa Gethuk juga terlibat dalam Perang Bayu (1771) sebagaimana Ki Jalasutra dari Keradenan. Mereka berdua membantu Mas Rempeg Jagapati.
 
= Geografi =