Nurhayati Subakat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 32:
 
== Karier ==
Nurhayati memulai kariernya sebagai apoteker di [[Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil|Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M. Djamil]], Padang. Pada 1978, ia menikah dengan Subakat Hadi dan pindah ke Jakarta mengikuti tugas sang suami. Selama lima tahun berikutnya, ia bekerja di perusahaan kosmetik Wella sebagai staf pengendalian mutu.{{Sfn|Massardi|2020|p=18}}
 
Pada 1985, ia bersama sang suami memulai usaha berbasis industri rumahan. Produk pertamanya adalah perawatan rambut yang dikhususkan bagi ''hair professional'' dengan merek Putri. Produk itu dipasarkan di salon-salon sekitar [[Kota Tangerang|Tangerang]] dengan harga yang relatif erjangkauterjangkau dibandingkan produk serupa di pasaran.<ref name=":0" /> Dalam waktu lima tahun, usahanya telah mempekerjakan 25 orang karyawan.{{Sfn|Massardi|2020|p=18}}
 
Pada Desember 1990, untuk menambah kapasitas produksi, ia mendirikan pabrik pertama di Kawasan IndutriIndustri [[Cibodas, Tangerang|Cibodas]] pada Desember 1990. Di bawah bendera PT Pusaka Tradisi Ibu, usahanya berkembang dan melahirkan sejumlah merek baru. Pada 1995, ia memperkenalkan Wardah yang menjadi pelopor kosmetik berlabel halal. Selanjutnya, ia meluncurkan Make Over sebagai kosmetik untuk pasar profesional pada 2010.
 
Pada 2011, PT Pusaka Tradisi Ibu berganti nama menjadi [[Paragon Technology and Innovation|PT Paragon Technology and Innovation]] (PTI). PTI memiliki sembilan merek kosmetik, yakni Putri, Wardah, Make Over, Emina, Kahf, Laboré, Biodef, Instaperfect, dan Crystallure. Wardah menjadi kontributor utama dengan sumbangan 70 peresen pendapatan perusahaan.{{Sfn|Massardi|2020|p=18}} Pada 2020, PTI tercatat memiliki 12.000 karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia dan Malaysia.{{Sfn|Massardi|2020|p=18}}