Imamat kudus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Theodoxa (bicara | kontrib)
Proses dan urutan: memperbarui
Baris 41:
}}</ref> Biasanya uskup yang baru ditahbiskan akan menahbiskan seorang presbiter dan seorang diakon dalam Liturgi Suci yang dirayakan seusai penahbisannya.
 
Seorang presbiter hanya menjalankan pelayanan menurut perkenanan uskupnya. Seorang uskup melimpahkan wewenang menjalankan pelayanan di wilayah [[keuskupan]]nya kepada seorang presbiter dengan menyerahkan [[Krisma|minyak krisma]] dan [[antimensi|taplak ekaristi]]. Uskup berhak mencabut wewenang tersebut dan menuntut minyak krisma dan taplak ekaristi dipulangkan kepadanya. Upacara penahbisan presbiter dilangsungkan sebelum [[Anafora (liturgy)|Anafora]] (Doa Syukur Agung), agar yang bersangkutan dapat merayakan Ekaristi begitu selesai ditahbiskan.<ref name="DS"/> Pada [[perarakan masuk (liturgi)|Perarakan Roti dan Anggur]], calon presbiter membentangkan [[aër]] (kain tudung piala) di atas kepala (alih-alih disampirkan pada pundak seperti diakon), lambang lepas-jabatan diakon, dan menempatkan diri paling belakang dalam arak-arakan, di ujung barisan ganda presbiter. Sesudah aër diambil dari kepalanya untuk digunakan menutupi piala dan [[diskos]], sebuah kursi ditempatkan bagi uskup di sudut timur laut Meja Sucimezbah (altar) Dua orang diakon mendekati calon presbiter yang sampai saat itu berdiri sendiri di tengah gereja, membimbingnya merukuk ke barat (ke arah umat) dan ke timur (ke arah rohaniwan), mohon persetujuan mereka dengan berkata "perintahkanlah," lalu membimbingnya melewati Pintu Gerbang Raja ke ruang mezbah. Arkidiakon selanjutnya mohon persetujuan uskup dengan berkata "perintahkanlah ya tuan yang tersuci," lalu calon presbiter dituntun seorang presbiter mengitari Meja Sucimezbah sebanyak tiga kali. Saat mengitari Meja Sucimezbah, calon imam mencium sudut-sudut Meja sucimezbah setiap kali akan melewatinya, demikian pula [[epigonation]] dan tangan kanan uskup, serta bertiarapmeniarap di depanhadapan Meja Sucimezbah pada setiap putaran. Calon presbiter selanjutnya diantar ke sudut tenggara Meja Sucimezbah dan berlutut sempurna sambil menyandarkan dahinya pada sudut mejamezbah. Uskup penahbis kemudian menumpangkan [[omoforion]] dan tangan kanannya di atas kepala calon presbiter sambil membaca ''doa Kheirotonia'' dengan lantang, lalu membaca dua doa kheirotonia lainnya dalam hati, sementara seorang diakon mendaraskan [[litani]] yang ditanggapi rohaniwan maunpun umat dengan melantunkan "Tuhan kasihanilah kami". Uskup membimbing presbiter yang baru ditahbiskan menuju [[pintu gerbang raja|Pintu Gerbang Raja]] dan memperkenalkannya kepada umat, kemudian mengenakan kepadanya perangkat pakaian ibadat khusus untuk presbiter, helai demi helai. Setiap kali mengenakan satu helai pakaian ibadat, umat melantunkan ''[[aksios]]'' (layak). Seusai [[Epiklesis]], uskup menyerahkan sekerat [[Anak Domba (liturgi)|Anak Domba]] ([[hosti]]) seraya berkata,<ref>{{Cite book |last=Hapgood |first=Isabel F. |year=1922|publication-date=1975 |title=Service Book of the Holy Orthodox-Catholic Apostolic Church|edition=5th |page=106|place =Englewood NJ |publisher=[[Keuskupan Agung Kristen Ortodoks Antiokhia]] }}</ref>
{{Quote|Terimalah engkau prasetia ini. Peliharalah agar tetap utuh dan tidak bercacat sampai hembusan napas terakhir, karena engkau harus mempertanggungjawabkannya pada waktu kedatangan kali kedua yang dahsyat dari Tuhan, Allah, dan Juru Selamat kita yang mulia, Yesus Kristus.}}
 
Seorang diakon tidak dibenarkan menyelenggarakan sakramen apa pun, dan tidak dibenarkan menjalankan pelayanan liturgis apa pun seorang diri. Ia hanya melayani selaku asisten presbiter, bahkan tidak dibenarkan mengenakan pakaian ibadat tanpa lebih dahulu diberkati presbiter. Penahbisan seseorang menjadi diakon dilangsungkan sesudah Anafora (Doa Syukur Agung), karena peran diakon bukanlah menyelenggarakan Misteri Kudus melainkan hanya melayani.<ref name="DS"/> Upacara penahbisan diakon sama dengan upacara penahbisan presbiter, hanya saja calon diakon diperkenalkan kepada umat dan diantar ke pintu gerbang suci oleh dua orang subdiakon, yakni rekan-rekan sejawatnya, sebagaimana dua orang diakon mengantar seorang calon presbiter. Ia dibimbing mengitari Meja Sucimezbah sebanyak tiga kali oleh seorang diakon, kemudian berlutut sebelah kaki selama ''doa Kheirotonia'' dibacakan. Sesudah dikenakan pakaian ibadat khusus untuk diakon dan diserahi [[Flabellum|kipas liturgis (''ripidion'')]], ia dibimbing ke sisi Meja Sucimezbah untuk perlahan-lahan mengipasi Persembahan Kudus dengan ''ripidion''.
 
== Katolik ==