Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20220509)) #IABot (v2.0.8.7) (GreenC bot
Wllyyy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan gambar rusak Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi
Baris 1:
{{disambig info}}
{{Infobox Islands
|name = ''Jawa''
|image_name = Java Topography.png
|image_caption = Topografi Pulau Jawa
|image_map = Java_Locator.svg
|native_name =<br><span style="font-weight:normal;">ꦗꦮ</span> ([[Aksara Jawa|Jawa]])<br><span style="font-weight:normal;">{{sund|ᮏᮝ}}</span> ([[Aksara Sunda|Sunda]])<br><span style="font-weight:normal;">جاوا</span> ([[Abjad Pegon|Pegon]])<br><span style="font-weight:normal;">''Pulo Jawé/Jawa''</span> ([[Bahasa Betawi|Betawi]])<br><span style="font-weight:normal;">''Tanah Jhaba''</span> ([[Bahasa Madura|Madura]])<br><span style="font-weight:normal;">''Jawah/Pulo Jawa''</span> ([[Bahasa Bawean|Bawean]])
|native_name_link =
|location = [[Asia Tenggara]]
Baris 22:
|population_as_of = 2020
|density_km2= 1121
|ethnic_groups = [[Suku Jawa|Jawa]] (termasuk [[OrangSuku BanyumasanCirebon|BanyumasanCirebon]], [[TegalSuku Osing|Osing]] , [[Suku Tengger|Tengger]], [[Suku Osing|Osing]]Karimunjawa, [[Suku CirebonJepara|CirebonKarimun]], [[Ajaran Samin|Samin]], & [[Karimunjawa,Orang JeparaBanyumasan|KarimunBanyumasan]])<br />[[Suku Sunda|Sunda]] (termasuk [[Suku Badui|Badui]], [[Suku Banten|Banten]], & [[Orang KanekesParahyangan|BaduiPriangan]])<br />[[Suku Madura|Madura]] (termasuk [[Suku Kangean|Kangean]] & [[Suku Madura Pendalungan|Pendalungan]])<br/>[[Suku Betawi|Betawi]]<br/>[[Suku Bawean|Bawean]].
}}
 
[[Berkas:Gunung Merapi 2006-05-14, MODIS.jpg|jmpl|Pulau Jawa dalam citra satelit]]
 
'''Pulau Jawa''' ({{lang-jv|ꦗꦮ|Jåwå}},atau {{Lang-su|{{Sund|ᮏᮝ}}|yang lebih dikenali dengan sebutan '''Jawa}})''' adalah sebuah [[pulau]] di [[Indonesia]] yang terletak di [[kepulauan Sunda Besar]] dan merupakan [[Daftar pulau menurut luas wilayah|pulau terluas ke-13]] di [[dunia]]. Jumlah penduduk di Pulau Jawa sekitar 150 juta. Pulau Jawa dihuni oleh 60% total populasi Indonesia. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan sensus penduduk tahun 1905 yang mencapai 80,6% dari seluruh penduduk Indonesia. Penurunan penduduk di Pulau Jawa secara persentase diakibatkan perpindahan penduduk ([[transmigrasi]]) dari Pulau Jawa ke daerah lain di Indonesia. [[Ibu kota]] Indonesia adalah [[Jakarta]] dan terletak di Jawa bagian barat laut (tepatnya di ujung paling barat Jalur [[Pantura]]).
 
Jawa adalah pulau yang relatif muda dan sebagian besar terbentuk dari aktivitas vulkanik. Deretan gunung-gunung berapi membentuk jajaran yang terbentang dari timur hingga barat pulau ini, dengan dataran endapan aluvial sungai di bagian utara. Pulau Jawa dipisahkan oleh selat dengan beberapa pulau utama, yakni Pulau [[Sumatra]] di barat laut, Pulau [[Kalimantan]] di utara, Pulau [[Madura]] di timur laut, dan Pulau [[Bali]] di sebelah timur. Sementara itu di sebelah selatan pulau Jawa terbentang [[Samudra Hindia]].
Baris 33:
Banyak kisah sejarah Indonesia berlangsung di pulau ini. Dahulu, Jawa adalah pusat beberapa kerajaan [[Hindu]]-[[Buddha]], kesultanan [[Islam]], pemerintahan kolonial [[Hindia Belanda]], serta pusat [[Sejarah Indonesia (1945-1949)|pergerakan kemerdekaan Indonesia]]. Pulau ini berdampak besar terhadap kehidupan sosial, politik, dan ekonomi Indonesia.
 
Sebagian besar penduduknya bertutur dalam tiga bahasa utama. [[Bahasa Jawa]] merupakan bahasa ibu dari 10095 juta penduduk Indonesia, dan sebagian besar penuturnya berdiam di Pulau Jawa. Sebagian besar penduduk adalah orang-orang [[bilingual|dwibahasa]], yang {{ber|bahasaBahasa Indonesia}} baik sebagai bahasa pertama maupun kedua. Dua bahasa pentingBahasa lainnya adalah [[bahasaBahasa Sunda]], danlalu disusul oleh [[bahasaBahasa Betawi]], [[Bahasa Madura]], dan [[Bahasa Bawean]]. Sebagian besar penduduk Pulau Jawa beragama [[Islam]]. Namunnamun tetap terdapat beragam [[aliran kepercayaan]], agama, kelompok etnis, serta budaya di pulau ini.
 
Pulau ini secara administratif terbagi menjadi enam [[provinsi di Indonesia|provinsi]], yaitu [[Jawa Barat]], [[Jawa Tengah]], [[Jawa Timur]], dan [[Banten]], serta dua wilayah khusus, yaitu [[DKI Jakarta]] dan [[DI Yogyakarta]].
Baris 44:
Pulau bernama Iabadiu atau Jabadiu disebutkan dalam karya [[Ptolemy]] bernama ''[[Geography (Ptolemy)|Geographia]]'' yang dibuat sekitar 150 masehi di [[Kekaisaran Romawi]]. ''Iabadiu'' dikatakan berarti "pulau jelai", juga kaya akan emas, dan mempunyai kota perak bernama Argyra di ujung Baratnya. Nama ini mengindikasikan Jawa,<ref name="AncientGeo">{{cite book|title=History of Ancient Geography|author=J. Oliver Thomson|publisher=[[Cambridge University Press]]|year=2013|isbn=9781107689923|url =https://books.google.com/books?id=GpP0wKQ1lksC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false|pages=316–317}}</ref> dan kelihatannya berasal dari nama Hindu Java-dvipa (Yawadvipa)
 
{{See also|Kerajaan Sabak|Waqwaq}}Berita tahunan dari Songshu dan Liangshu menyebut Jawa sebagai She-po (abad ke-5 M), He-ling (tahun 640-818 M), lalu menyebutnya She-po lagi sampai masa [[Dinasti Yuan]] (1271-1368), dimana mereka mulai menyebut Zhao-Wa (爪哇).<ref name="Nusa Jawa">Lombard, Denys (2005)''. [https://archive.org/details/NJ2JA/mode/2up?q= Nusa Jawa: Silang Budaya, Bagian 2: Jaringan Asia]''. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.</ref>{{Rp|12}} Menurut catatan [[Ma Huan]] (yaitu [[Yingyai Shenglan|Yingya Shenlan]]), orang China menyebut Jawa sebagai Chao-Wa, dan dulunya pulau ini disebut 阇婆 (''She-pó'' atau ''She-bó'')''.''<ref>Mills, J.V.G. (1970). ''Ying-yai Sheng-lan: The Overall Survey of the Ocean Shores [1433]''. Cambridge: Cambridge University Press.</ref>{{Rp|86}} Sulaiman al-Tajir al-Sirafi menyebutkan dua pulau penting yang memisahkan Arab dan Cina: Yang pertama adalah Al-Rami dengan panjang 800 parasang, yang diidentifikasi sebagai Sumatera, dan yang lainnya adalah Zabaj (bahasaBahasa Arab: الزابج, Bahasa Indonesia: [[Kerajaan Sabak|Sabak]]), 400 parasang panjangnya, diidentifikasi sebagai Jawa.<ref name=":12">{{Cite book|last=Nugroho|first=Irawan Djoko|year=2011|title=Majapahit Peradaban Maritim|location=|publisher=Suluh Nuswantara Bakti|isbn=9786029346008|pages=}}</ref>{{Rp|30-31}} Saat John dari Marignolli (1338-1353) pulang dari China ke Avignon, ia singgah di [[Kerajaan Saba]], yang ia bilang memiliki banyak gajah dan dipimpin oleh ratu; nama Saba ini bisa jadi adalah interpretasinya untuk ''She-bó.<ref>Yule, Sir Henry (1913). ''[[https://archive.org/details/cathaywaythither03yule/page/n15/mode/2up?q=saba Cathay and the way thither: being a collection of medieval notices of China vol. III]]''. London: The Hakluyt Society.</ref>{{Rp|page=xii, 192–194}} ''Afanasij Nikitin, seorang pedagang dari Tver (di Rusia), melakukan perjalanan ke India pada tahun 1466 dan mendeskripsikan tanah Jawa di buku hariannya, yang ia sebut шабайте (shabait/šabajte).<ref>Braginsky, Vladimir. 1998. [https://www.academia.edu/21785432/Two_Eastern_Christian_Sources_on_Medieval_Nusantara Two Eastern Christian sources on medieval Nusantara]. ''Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde''. 154(3): 367–396.</ref><ref>{{Cite book|last=Zenkovsky|first=Serge A.|year=1974|url=https://archive.org/details/medievalrussiase00zenk/page/346/mode/2up?q=shabait|title=Medieval Russia's epics, chronicles, and tales|location=New York|publisher=Dutton|isbn=0525473637|pages=345-347}}</ref> Kata "Saba" sendiri berasal dari kata [[Bahasa Kawi|bahasa Jawa kawi]] yaitu ''Saba'' yang berarti "pertemuan" atau "rapat". Dengan demikian kata itu dapat diartikan sebagai "tempat bertemu".''<ref>{{Cite book|title=Kamus Jawa Kawi Indonesia|last=Maharsi|first=|publisher=Pura Pustaka|year=|isbn=|location=|pages=|url-status=live}}</ref>'' Menurut Fahmi Basya, kata tersebut berarti "tempat bertemu", "tempat berkumpul", atau "tempat berkumpulnya bangsa-bangsa".''<ref>{{Cite book|title=Indonesia Negeri Saba|last=Basya|first=Fahmi|publisher=Zahira|year=2014|isbn=978-602-1139-48-6|location=Jakarta|pages=|url-status=live}}</ref>''{{Rp|162-172}}
 
== Aksara ==
'''[[Aksara Jawa]]''', dikenal juga sebagai ''[[Aksara Jawa|Hanacaraka]]'' (ꦲꦤꦕꦫꦏ) dan ''[[Aksara Jawa|Carakan]]'' (ꦕꦫꦏꦤ꧀),<sup>[1]</sup>. Induk dari Aksara Jawa/Carakan Jawa/Cacarakan Sunda ialah ([[Hanacaraka]]). Aksara Hanacaraka adalah salah satu aksara tradisional [[Nusantara]] yang digunakan di Pulau Jawa, Bali, dan Lombok untuk menulis bahasabeberapa Bahasa lokal seperti: Bahasa Jawa dan sejumlah bahasa daerah Indonesia lainnya seperti bahasaBahasa Sunda (biasa disebut [[Cacarakan]]), Bahasa Madura (Carakan Madura), Bahasa Bawean, Bahasa Bali dan bahasaBahasa Sasak/Lombok<sup>[2]</sup>. [[Cacarakan]] adalah bentuk dari Aksara Jawa yang dimodifikasi untuk menulis Bahasa Sunda yang jelas berbeda dengan [[Aksara Sunda|Aksara Sunda Baku]]. Baik [[Aksara Jawa]] & [[Aksara Sunda]] Tulisan inikeduanya berkerabat dekat dengan [[aksaraAksara Bali]] dikarenakan masih berada didalam satu rumpun kerabat/keluarga aksara yang berinduk-kan [[Hanacaraka]].
 
Berdasar tradisi lisan, aksara jawa diciptakan oleh Aji Saka, tokoh pendatang dari India, dari suku Shaka (Scythia). Legenda melambangkan kedatangan Dharma (ajaran dan peradaban Hindu-Buddha) ke pulau Jawa. Kini kata Saka masih digunakan dalam istilah dalam bahasa Jawa, ''saka'' atau ''soko,'' yang berarti penting, pangkal, atau asal-mula. Aji Saka bermakna "raja asal-mula" atau "raja pertama".
Baris 178:
=== Penduduk ===
[[Berkas:Upenn-f16-0085 1955 5 Java.gif|jmpl|250px|Ragam Penduduk Pulau Jawa]]
Dengan populasi sebesar 150 juta jiwa<ref name="JKTPOS">{{Cite web |url=http://www.thejakartapost.com/news/2010/08/23/population-growth-%E2%80%98good-papua%E2%80%99.html |title=Salinan arsip |access-date=2011-03-16 |archive-date=2010-08-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100824053746/http://www.thejakartapost.com/news/2010/08/23/population-growth-%E2%80%98good-papua%E2%80%99.html |dead-url=yes }}</ref> Jawa adalah pulau yang menjadi tempat tinggal lebih dari 50% atau hampir 60% populasi Indonesia.<ref name="JKTPOS"/> Dengan kepadatan 1.317 jiwa/km²,<ref name="JKTPOS"/> pulau ini juga menjadi salah satu pulau di dunia yang paling dipadati penduduk. Sekitar 40-42% penduduk Indonesia berasal dari etnis Jawa.<ref>{{Cite web|url=https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/id.html|title=East Asia/Southeast Asia :: Indonesia — The World Factbook - Central Intelligence Agency|website=www.cia.gov|access-date=2011-03-16|archive-date=2008-12-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20081210041527/https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/id.html|dead-url=yes}}</ref> Walaupun demikian sepertiga bagian barat pulau ini (Jawa Barat, Banten, dan Jakarta) memiliki kepadatan penduduk lebih dari 1.500 jiwa/km<sup>2</sup>.<ref name="JKTPOS"/>
 
Sejak tahun 1970-an hingga kejatuhan Presiden Soeharto pada tahun 1998, pemerintah Indonesia melakukan program [[transmigrasi]] untuk memindahkan sebagian penduduk Jawa ke pulau-pulau lain di Indonesia yang lebih luas. Program ini terkadang berhasil. Namun terkadang menghasilkan konflik antara transmigran pendatang dari Jawa dengan populasi penduduk setempat. Di Jawa Timur banyak pula terdapat penduduk dari etnis Madura dan Bali, karena kedekatan lokasi dan hubungan bersejarah antara Jawa dan pulau-pulau tersebut. Jakarta dan [[Jabodetabek|wilayah sekelilingnya]] sebagai daerah metropolitan yang dominan serta ibu kota negara, telah menjadi tempat berkumpulnya berbagai suku bangsa di Indonesia.
 
Saat ini penduduk Pulau Jawa tidak lagi identik dengan hanya suku asli/lokalnya saja seperti: Jawa, Sunda, Madura, Betawi dan Bawean. Namun sudah menjadi pusat dari segala budaya dan suku di Indonesia, didominasi migrasi pendatang dari suku Batak, suku Melayu, Suku Minang, Suku Banjar, Suku Dayak, Orang Arab, Orang Tionghoa, Orang tamil-india, Suku Bugis, Suku Lampung, Suku Rejang, suku Minahasa/Manado, Suku Bali, Suku Sasak/Lombok, Suku Aceh, Suku Karo, Suku Nias, Suku Gayo, Suku Komering, Suku asal NTT, Suku asal NTB lainnya selain Lombok/Sasak, suku asal Maluku lainnya selain Ambon, Suku Toraja, Suku Gorontalo, Suku Buton, suku Ambon dan suku Makassar yang terkenal sebagai pelayar handal/pelaut ulung serta juga terkenal dengan jiwa semangat merantaunya. Pulau Jawa adalah pusat sentra ekonomi terbesar di Indonesia dan diantara pulau-pulau/daerah lain di Indonesia, Pulau Jawa lah yang paling maju dari banyak sisi terutama dari segi perekonomian. Pulau Jawa juga adalah pulau yang paling pesat pembangunannya serta yang paling banyak pembangunan. Pulau Jawa juga jadi pulau dengan penduduk terpadat serta terbesar/terbanyak di Indonesia, juga menjadi wilayah transmigrasi dari berbagai wilayah di Indonesia seperti: [[Sumatera]], [[Bali]], [[Nusa Tenggara]], [[Kalimantan]], [[Sulawesi]], [[Kepulauan Maluku|Maluku]], dan [[Pulau Papua|Papua]]
 
Penduduk Pulau Jawa perlahan-lahan semakin berciri urban, dan kota-kota besar serta kawasan industri menjadi pusat-pusat kepadatan tertinggi. Berikut adalah 10 kota besar di Jawa berdasarkan jumlah populasi tahun 2005.<ref>{{cite web|url=http://www.citypopulation.de/Indonesia-Mun.html|title=Indonesia: Provinces, Cities & Municipalities|work=City Population|accessdate=2010-04-28}}</ref>
Baris 211:
|}
 
=== EtnisAdat-Istiadat dan& budayakebudayaan ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een jonge Javaan te Semarang Java TMnr 10002811.jpg|jmpl|180px|kiri|Seorang pemuda berpakaian tradisional [[Orang Jawa|Jawa]] dengan kelengkapan: [[blangkon]], kain [[batik]], dan [[keris]] (1913).]]
Mitos asal usul Pulau Jawa serta gunung-gunung berapinya diceritakan dalam sebuah [[kakawin]], bernama ''[[Tantu Pagelaran|Tangtu Panggelaran]]''. Komposisi [[etnis]] di Pulau Jawa secara relatif dapat dianggap homogen, meskipun memiliki populasi yang besar dibandingkan dengan pulau-pulau besar lainnya di Indonesia. Terdapat dua kelompok etnis besar pulau ini, yaitu etnis [[OrangSuku Jawa|Jawa]] dan etnis [[OrangSuku Sunda|Sunda]]. Etnis [[OrangSuku Betawi|Betawi]] & etnis [[Suku Madura|Madura]] dapat pula dianggap sebagai kelompok ketiga; dan keempat, mereka dari etnis Betawi berasal dari Jakarta dan sekitarnya, sedangkan etnis Madura berasal dari Pulau [[Madura]] & [[Kangean]] serta pulau-pulau kecil disekitarnya yang berada di utaraUtara pantai timurTimur Jawa, dan telah bermigrasi secara besar-besaran ke [[Jawa Timur]] sejak abad ke-18.<ref name=Periplus58>{{cite book|last = Hefner|first = Robert|title = Java|publisher = Periplus Editions|year = 1997|location = Singapore|pages = 58|isbn = 962-593-244-5}}</ref> Ada pula sisanya sebagian kecil Orang [[Suku Bawean|Bawean]] yang menempati [[Pulau Bawean]]. Jumlah orang Jawa adalah sekitar dua-pertiga penduduk pulau ini (± 57%), sedangkan orang Sunda mencapai 25hampir 30% atau sekitar 29% dan orang Betawi serta Madura mencapai 4% lebih atau hampir 5%.<ref name=Periplus58/>
 
Empat wilayah budaya utama terdapat di pulau ini: sentral budaya [[Kebudayaan Jawa|Jawa]] (''[[kejawen]]'') di bagian tengah dan budaya Jawa pesisir (''pasisiranPesisiran/Panturaan'') di pantai utaraUtara, budaya [[Suku Sunda|Sunda]] (''[[pasundanParahyangan|Priangan]]'') di bagian barat, dan budaya [[Suku Osing|Jawa Osing]] (''[[blambangan]]'') di ujung timurTimur. Budaya Madura, Betawi, dan Bawean terkadang dianggap sebagai yang kelima hingga ketujuh, terutama di kawasan pesisir utara [[Tapal Kuda, Jawa Timur|Tapal Kuda]], mengingat hubungan eratnya dengan budaya pesisir Jawa.<ref name=Periplus58/> Kejawen dianggap sebagai budaya Jawa yang paling dominan. Aristokrasi Jawa yang tersisa berlokasi di wilayah ini, yang juga merupakan etnis dengan populasi dominan di Indonesia. Bahasa, seni, dan tata krama yang berlaku di wilayah ini dianggap yang paling halus dan merupakan panutan masyarakat Jawa.<ref name=Periplus58/> Tanah pertanian tersubur dan terpadat penduduknya di Indonesia membentang sejak dari [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]] di sebelah barat hingga ke [[Kabupaten Blitar|Blitar]] di sebelah timur.<ref name=Periplus58/>
 
Jawa merupakan tempat berdirinya banyak kerajaan yang berpengaruh di kawasan Asia Tenggara,<ref>Lihat puisi Wallace Stevens" [[:en:Tea (poem)|Tea]]" yang menampilkan suatu kiasan dalam menghargai budaya Jawa.</ref> dan karenanya terdapat berbagai karya sastra dari para pengarang Jawa. Salah satunya ialah kisah ''[[Ken Arok]] dan [[Ken Dedes]]'', yang merupakan kisah anak yatim yang berhasil menjadi raja dan menikahi ratu dari kerajaan Jawa kuno; dan selain itu juga terdapat berbagai terjemahan dari ''[[Ramayana]]'' dan ''[[Mahabharata]]''. [[Pramoedya Ananta Toer]] adalah seorang penulis kontemporer ternama Indonesia, yang banyak menulis berdasarkan pengalaman pribadinya ketika tumbuh dewasa di Jawa, dan ia banyak mengambil unsur-unsur cerita rakyat dan legenda sejarah Jawa ke dalam karangannya.
 
=== Kelompok Etnis/Etnik ===
 
Pulau Jawa dihuni oleh banyak suku. Selain Suku Jawa, Suku Sunda, Betawi, Madura, dan Bawean juga menjadi Suku asli/lokal. Berikut adalah besaran jumlah dan persentase suku di pulau Jawa.
 
{| class="wikitable sortable" style="font-size:80%;"
!No
! style="background:#E0F0FF;" |Suku
! style="background:#FFFFC0;" |Jumlah [[2010]]
!%
|-
| 1
| [[Suku Jawa|Jawa]]
! style="text-align: right;" | 77.595.505
! style="text-align: right;" | 57,02%
|-
| 2
| [[Suku Sunda|Sunda]]
| style="text-align: right;" | 39.621.490
| style="text-align: right;" | 29,11%
|-
| 3
| [[Suku Betawi|Betawi]]
| style="text-align: right;" | 6.754.170
| style="text-align: right;" | 4,96%
|-
| 4
| [[Suku Madura|Madura]]
| style="text-align: right;" | 6.661.449
| style="text-align: right;" | 4,90%
|-
| 5
| Suku Lainnya
| style="text-align: right;" | 5.456.219
| style="text-align: right;" | 4,01%
|-
!
! Pulau Jawa
! style="text-align: right;" | 136.088.833
! style="text-align: right;" | 100%
|-
|}
 
Catatan: Suku Lainnya sudah termasuk [[Suku Bawean]] dan juga sisanya/suku pendatang lain seperti ([[Suku Batak|Batak]], [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[Orang Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Bali|Bali]], [[Suku Melayu|Melayu]], [[Suku Lampung|Lampung]], [[Suku Karo|Karo]], [[Suku Aceh|Aceh]], [[Suku Nias|Nias]], [[Suku Sasak|Sasak/Lombok]], [[Suku Ambon|Ambon]], dan lain-lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu)
 
=== Bahasa ===
[[Berkas:Java languages.JPG|jmpl|220px|Bahasa-bahasa yang dipertuturkan di Jawa (bahasaBahasa Jawa warna putih).]]
Tiga bahasa utama yang dipertuturkan di Jawa adalah [[bahasaBahasa Jawa]], [[bahasaBahasa Sunda]] (warna cream/krim), dan [[bahasaBahasa Madura]] (warna hijau). Bahasa-bahasa lain yang dipertuturkan meliputi [[bahasaBahasa Betawi]] (suatuwarna dialek lokal dari rumpun [[bahasa Melayu]] di wilayah Jakartabiru), [[Bahasa Madura Bawean|Bahasa Bawean]] (erat hubungannya dengan bahasa Madura), dan [[bahasaBahasa Bali]] (warna merah).<ref>[http://www.ethnologue.com/show_country.asp?name=Indonesia+(Java+and+Bali) Languages of Java and Bali] – Ethnologue. Terdapat sumber-sumber lain yang menyatakan beberapa dari bahasa-bahasa ini sebagai dialek.</ref> Bahasa Betawi mempunyai dua dialek yaitu ''Tengahan'' dan ''Pinggiran''. Bahasa Betawi Tengahan kadang kerap disebut atau lebih dikenal dengan ''Bahasa Betawi Melayu, Bahasa Melayu Betawi, Bahasa Betawi dialek Jakarta, atau Bahasa Melayu dialek Jakarta''. Bahasa Betawi Tengahan inilah yang kerapkali disebut sebagai dialek Melayu lokal yang dituturkan di wilayah Jakarta terutama wilayah pesisir dan kepulauan seribu, dan memang Bahasa Betawi dialek Tengahan ini juga merupakan bagian dari rumpun Bahasa Melayu tepatnya termasuk Bahasa Melayu dagang/pasar (kreol Melayu) yang sudah dipakai sejak dahulu di Batavia (Jakarta) sebagai Bahasa Perdagangan/Pasar dan komunikasi antar masyarakat Batavia. Bahasa Betawi Tengahan juga lebih dekat dengan bahasa Melayu pada umumnya atau tidak berbeda jauh dengan bahasa Indonesia dengan pembendaharaan kata 'e' diakhiran seperti pada pengucapan "Ember". Sedangkan Bahasa Betawi pinggiran dituturkan di pinggiran Kota Jakarta seperti di (Bekasi, Sebagian besarBogor, Tangerang, dan Depok). Bahasa Betawi pinggiran ini berbeda dengan Bahasa Betawi Tengahan karena kosakatanya mempunyai banyak serapan dan unsur/pengaruh kuat dari Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa, sedangkan sebagian sisanya dari serapan Bahasa Arab, Mandarin, Portugis, Belanda, Bali, dan Melayu Indonesia. Sebagian besar penduduk mampu berbicara dalam [[bahasaBahasa Indonesia]], yang umumnya merupakan bahasaBahasa kedua mereka. Bahasa Jawa dituturkan sebagian besar penduduk pulau Jawa, lalu disusul oleh Bahasa Sunda dengan penutur kedua terbanyak, ketiga ada Bahasa Madura, keempat ada Bahasa Betawi, dan kelima adalah Bahasa Bawean
 
=== Agama dan kepercayaan ===
Baris 230 ⟶ 274:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Moskee Indonesië TMnr 10016740.jpg|jmpl|kiri|Masjid di Pati, Jawa Tengah, pada [[Hindia Belanda|masa kolonial]]. Masjid ini menggabungkan gaya tradisional Jawa (atap bertingkat) dengan arsitektur Eropa.]]
 
Saat ini hampirsekitar 100% suku Madura, Betawi,& Bawean, &hampir Sunda,100% sertaatau sekitar90% 95suku persenBetawi, sukuSunda, dan Jawa menganut agama Islam. Agama Islam sangat kental memberi pengaruh pada suku Betawi, Sunda Banten, Jawa Cirebon danserta SundaMadura & Bawean. Muslim suku Jawa dapat dibagi menjadi ''[[abangan]]'' (lebih sinkretis) dan ''[[santri]]'' (lebih agamais). Dalam sebuah [[pesantren|pondok pesantren]] di Jawa, para [[kyai]] sebagai pemimpin agama melanjutkan peranan para resi pada masa Hindu. Para santri dan masyarakat di sekitar pondok umumnya turut membantu menyediakan kebutuhan-kebutuhannya.<ref name="kroef1961"/> Tradisi pra-Islam di Jawa juga telah membuat pemahaman Islam sebagian orang cenderung ke arah mistis. Terdapat masyarakat Jawa yang berkelompok dengan tidak terlalu terstruktur di bawah kepemimpinan tokoh keagamaan, yang menggabungkan pengetahuan dan praktik-praktik pra-Islam dengan ajaran Islam.<ref name="kroef1961"/>
 
Agama [[Katolik Roma|Kristen Katolik Roma]] tiba di Indonesia pada saat kedatangan Portugis dengan perdagangan rempah-rempah.<ref name="infocathuslib">cf. Bunge (1983), chapter [http://countrystudies.us/indonesia/38.htm Christianity].</ref> Agama Kristen Katolik mulai menyebar di Jawa Tengah ketika [[Frans van Lith]], seorang imam dari Belanda, datang ke [[Muntilan, Magelang|Muntilan]], Jawa Tengah pada tahun 1896. [[Kristen Protestan]] tiba di Indonesia saat dimulainya kolonialisasi [[Perusahaan Hindia Timur Belanda]] (VOC) pada abad ke-16. Kebijakan VOC yang melarang penyebaran agama Kristen Katolik secara signifikan meningkatkan persentase jumlah penganut Protestan di Indonesia.<ref name="rbhgoh">Goh, Robbie B.H.. ''Christianity in Southeast Asia''. Institute of Southeast Asian Studies. Hlm. 80. ISBN 981-230-297-2. OCLC 61478898.</ref> Komunitas Kristen terutama Protestan terdapat di kota-kota besar, meskipun di beberapa daerah di Jawa tengah bagian selatan terdapat pedesaan yang penduduknya memeluk Katolik. Terdapat kasus-kasus intoleransi bernuansa agama yang menimpa umat Katolik dan kelompok Kristen lainnya.<ref name="Christians refuse to cancel Christmas">{{cite journal|first=Konradus|last=Epa|title=Christians refuse to cancel Christmas |journal=UCA News|url=http://www.ucanews.com/2010/12/23/christians-refuse-to-cancel-christmas/}}</ref>
 
Tahun 1956, Kantor Departemen Agama di [[Yogyakarta]] melaporkan bahwa terdapat 63 sekte [[aliran kepercayaan]] di Jawa yang tidak termasuk dalam agama-agama resmi di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 35 berada di [[Jawa Tengah]], 22 di [[Jawa Barat]] dan 6 di [[Jawa Timur]].<ref name="kroef1961"/> Berbagai aliran kepercayaan (juga disebut ''[[kejawen]]'' atau ''[[aliran kebatinan|kebatinan]]'') tersebut, di antaranya yang terkenal adalah [[Subud]], memiliki jumlah anggota yang sulit diperkirakan karena banyak pengikutnya mengidentifikasi diri dengan salah satu agama resmi pula.<ref name="Beatty">Beatty, Andrew, ''Varieties of Javanese Religion: An Anthropological Account'', Cambridge University Press 1999, ISBN 0-521-62473-8</ref>
Baris 251 ⟶ 295:
* [[Bahasa Madura]]
* [[Bahasa Betawi]]
* [[Bahasa Madura Bawean|Bahasa Bawean]]
* [[Suku Jawa]]
* [[Suku Sunda]]