Tragedi Yunani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: halaman dengan galat kutipan
Tag: halaman dengan galat kutipan
Baris 119:
Tragedi Yunani, sebagaimana yang kita pahami sekarang ini, bukan sekadar sebuah pertunjukan, melainkan lebih merupakan suatu ritual kolektif dari ''[[polis]]''. Tragedi Yunani diselenggarakan di dalam ruang suci yang dikeramatkan (mezbah dewata tegak di tengah-tengah teater).
 
{{blockquote|Seorang penonton pementasan drama Yunani pada kurun waktu seperdua-akhir abad kelima Pramasehi akan mendapati dirinya duduk di ''teatron'', atau ''koilon'', undak-undakan tempat duduk yang melengkung membentuk setengah lingkaran, yang dalam beberapa segi menyerupai ujung tertutup dari sebuah stadion tapal kuda. ... di bawah sana, yakni di tempat terbaik didari teater itu, terdapat sebuah singgasana, tempat pendeta Dionisos duduk bersemayam, layaknya sedang memimpin keseluruhan acara pementasan. Teatron besar ukurannya, bahkan teatron di Atena, yakni teatron di Teater Dionisos, dengan sengkedan tempat duduk yang berundak-undak menuruni lereng selatan Akropolis, mampu menampung kira-kira 17.000 orang.
 
Di hadapan penonton, terlihattampak sebuah panggung berbentuk lingkaran yang disebut ''orkestra'', yang secara harfiah berarti "tempat menari". ... Di tengah-tengah orkestra, tegak sebuah mezbah. Salah satu bagian dari pementasan drama digelar di orkestra, demikian pula olah gerak dan lenggak-lenggok tarian paduan suara saat melagukan kidung-kidung mereka. Di samping kanan dan kiri teatron terdapat ''parodoi'', yang bukan hanya berfungsi sebagai pintu keluar-masuk teater bagi penonton, melainkan juga sebagai pintu keluar-masuk pentas bagi pelakon dan paduan suara. Tepat di seberang lingkaran ''orkestra'' berdiri ''skene'' atau bangunan latar. ... Di dalam banyak sandiwara, ''skene'' merepresentasikan wujud muka-bangunan sebuah rumah, istana, atau kuil. ''Skene'' biasanya memiliki tiga pintu yang digunakan sebagai tempat keluar-masuk tambahan bagi para pelakon. Tepat di depan bangunan latar itu berdiri sebuah panggung, yang pada abad kelima Pramasehi mungkin sekali hanya seundakan lebih tinggi daripada orkestra. Panggung ini disebut ''proskenion'' atau ''logeyon'', tempat banyak laku dramatis dari sandiwara dipentaskan. Proskenion diapit dua sayap menjorok yang disebut ''paraskenia''. Perlu diingat bahwa ''skene'', karena mula-mula hanya berupa sebuah bangunan kayu, dapat berubah-ubah tampilannya, dan mungkin sekali sering dimodifikasi.<ref name=Oates1/>}}
 
Teater menyuarakan gagasan-gagasan dan permasalahan-permasalahan yang muncul dari kehidupan berdemokrasi, berpolitik, dan berkebudayaan warga Atena. Tragedi-tragedi mengangkat atau menggunakan masa silam mitologis Yunani sebagai metafora bagi permasalahan-permasalahan mendalam masyarakat Atena pada masa itu.<ref name=Sinisi2/> Di dalam sandiwara-sandiwara tersebut, "sang pujangga secara langgung menyinggung peristiwa-peristiwa atau perkembangan-perkembangan yang sedang hangat pada abad ke-5, tetapi memundurkannya ke masa silam mitologis. Dalam kategori ini [dapat dimasukkan] sandiwara ''Orang-Orang Persia'' dan ''Oresteya'' gubahan Aiskhilos."{{sfn|Gregory|2005|p=5}}