Wilusa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
awal
 
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 11:
Pada beberapa waktu selama pemerintahan Muwatalli, dia harus mengirim pasukan untuk menegaskan kembali penguasaan Het atas Wilusa. Keadaan pasti dari peristiwa itu tidak jelas, karena hanya diketahui dari penyebutan singkat dalam [[Surat Manapa-Tarhunta]]. Satu penafsiran menunjukkan bahwa penguasa Wilusa telah digulingkan oleh [[Piyamaradu]], seorang panglima perang setempat yang menggulingkan penguasa antek Het lainnya di daerah tersebut saat bertindak atas nama Ahhiyawa. Penafsiran itu dibuktikan dalam [[Surat Tawagalawa]] kemudian yang menyinggung perselisihan sebelumnya antara bangsa Het dan Ahhiyawa mengenai Wilusa. Namun, bukti itu tidak meyakinkan karena surat Tawagalawa tidak merinci tentang peningkatan perselisihan di luar prasasti loh [[Aksara paku Het|aksara paku]], dan surat Manapa-Tarhunta tidak secara langsung menghubungkan Piyamaradu dengan masalah di Wilusa. Bukti yang menentang interpretasi ini termasuk pemisah bagian dalam surat Manapa-Tarhunta yang tampaknya menunjukkan bahwa kegiatan Piyamaradu dan peristiwa Wilusa adalah topik yang terpisah. Dengan demikian, tidak ada konsensus ilmiah mengenai apakah raja Wilusa digulingkan oleh Piyamaradu, oleh pemberontakan internal, atau tetap berkuasa saat memberontak melawan bangsa Het.<ref>{{cite book|last=Bryce|first=Trevor|title=The Trojans and their Neighbours|year=2005 |publisher=Taylor & Francis|isbn=978-0-415-34959-8|pages=110–111, 182–185}}</ref><ref>{{cite book |last1=Beckman |first1=Gary|last2=Bryce|first2=Trevor|last3=Cline|first3=Eric|year=2012 |title=The Ahhiyawa Texts|publisher=Brill|pages=133–134, 174–177|isbn=978-1589832688}}</ref>
 
Rujukan terakhir tentang Wilusa dalam catatan sejarah muncul dalam [[surat Milawata]], yang dikirim oleh raja Het bernama [[Tudhaliya IV]] kepada salah satu pemimpin negara bawahan utamanya di Anatolia barat, kemungkinan besar seorang raja [[Kingdom of Mira|Mira]]. Surat Tudhaliya meminta penerima mengirimnya [[Walmu]], seorang raja Wilusa yangantek pro-Het yang baru saja digulingkan, yang ingin dia pasang kembali. Surat itu menjanjikan bahwa meskipun Walmu akan menjadi penguasa Wilusa, penerimanya akan mempertahankan otoritas tertinggi atas berbagai kerajaan di wilayah tersebut. Surat itu tidak merinci bagaimana Walmu digulingkan, meskipun diskusinya tentang situasi geopolitik di Anatolia barat memperjelas bahwa Ahhiyawa tidak lagi menjadi kekuatan utama.<ref>{{cite book|last=Bryce|first=Trevor|title=The Trojans and their Neighbours|year=2005 |publisher=Taylor & Francis|isbn=978-0-415-34959-8|pages=112, 183}}</ref><ref>{{cite book |last1=Beckman |first1=Gary|last2=Bryce|first2=Trevor|last3=Cline|first3=Eric|year=2012 |title=The Ahhiyawa Texts|publisher=Brill|pages=278–279, 123, 131–133|isbn=978-1589832688}}</ref>
 
Dalam kaidah penulisan umum saat itu, unsur jenakan pada surat-surat tersebut telah ditafsirkan sebagai bukti inti sejarah dalam mitos Perang Troya. Namun, para cendekiawan belum menemukan bukti sejarah untuk peristiwa tertentu dari legenda, dan catatan-catatan Het tidak menunjukkan bahwa Wilusa-Troya pernah diserang oleh bangsa Yunani-Ahhiyawa sendiri. Ahli ilmu Het terkenal bernama [[Trevor Bryce]] memperingatkan bahwa pemahaman saat ini tentang sejarah Wilusa tidak memberikan bukti bahwa telah terjadi Perang Troya yang sebenarnya karena dia mencatat "semakin sedikit bahan yang dimiliki, semakin mudah untuk diselewengkan agar sesuai dengan kesimpulan apa pun yang diinginkan oleh seseorang".<ref>{{cite book|last=Bryce|first=Trevor|title=The Trojans and their Neighbours|year=2005 |publisher=Taylor & Francis|isbn=978-0-415-34959-8|pages=183–184, 186}}</ref>