Sejarah perkeretaapian di Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Menghilangkan referensi Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 173:
Suasana selama perjalanan keadaan sangat tegang. Di stasiun Manggarai, dilakukan manuver [[langsir]] gerbong barang. Agar tidak mencurigakan, seluruh lampu gerbong dibiarkan gelap gulita. Pada akhirnya, pada tanggal [[4 Januari]] [[1946]] tiba di [[Kota Yogyakarta]] dan untuk mengenangnya, diperkenalkanlah istilah ''kereta luar biasa'' (KLB). Pada saat itu pula, ibu kota negara pindah ke Yogyakarta.<ref name="Majalah KA Edisi Oktober 2014"/>
====
Pada awal hingga akhir tahun 50an kondisi perkeretaapian dalam negeri saat itu masih banyaknya menggunakan armada bekas pakai era zaman kolonial Belanda serta akibat dari [[Sejarah Indonesia 1945-1949]] yg sudah saatnya digantikan atau direkondisi dengan armada baru maka kebijakan pemerintah saat itu mulailah mendatangkan sejumlah armada baru seperti lokomotif uap terakhir [[D52]] dan lokomotif Diesel sekaligus Lokomotif Diesel elektrik generasi pertama, kedua, lokomotif Diesel Hidraulik Generasi Pertama seperti [[CC 200]], [[BB200]], [[BB300]], [[D300]], gerbong penumpang dan barang baru.
=== Perusahaan negara ===
|