Keuskupan Bogor: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
FelixJL111 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 89:
Keuskupan Bogor memiliki ikon katekese yaitu, Mamedo. Mamedo adalah Boneka peraga yang dibuat untuk berkatekese dalam mengenalkan Yesus Kristus. Mamedo adalah akronim dari ''Magnificat Anima Mea Dominum'', sebagai semboyan Bapa Uskup Paskalis.
==
* Didirikan sebagai '''Prefektur Apostolik Sukabumi''' pada tanggal 9 Desember 1948, memisahkan diri dari [[Keuskupan Agung Jakarta|Vikariat Apostolik Batavia]]
* Ditingkatkan menjadi '''Keuskupan Bogor''' pada tanggal 3 Januari 1961
Walaupun kontak pertama agama [[Katolik]] yang dibawa para pedagang [[Portugis]] dengan penduduk Banten yang beragama [[Hindu]] terjadi di awal abad ke-16, namun baru pada pertengahan abad ke-19 Bogor dikunjungi oleh imam dari [[Batavia]] ([[Jakarta]]) untuk merayakan Ekaristi. Pada 1885 Pastor MYD Claessens Pr menetap di Bogor. Ia juga mendirikan gereja di [[Sukabumi]] (1896) dan membangun gereja yang sekarang menjadi [[katedral]] Bogor. Pada tahun 1929 imam-imam [[Konventual|Fransiskan Konventual]] mulai bekerja di Batavia (Jakarta) dan berangsur-angsur mereka membina stasi-stasi Rangkasbitung (1933), [[Cianjur]] (1933), [[Cicurug]] (1934) dan [[Serang]] (1939). Dalam perkembangan selanjutnya kemudian dibentuklah suatu [[Prefektur Apostolik]] Sukabumi dipisahkan dari [[Vikariat Apostolik]] Batavia (Jakarta) pada 9 Desember 1948, dan pembinaannya diserahkan kepada Ordo Fransiskan. Dengan berdirinya [[hierarki]] [[Gereja Katolik]] mandiri di Indonesia pada 3 Januari 1961, paroki Bogor digabungkan dengan Prefektur Apostolik Sukabumi menjadi Keuskupan Bogor.▼
== Pimpinan ==▼
=== Prefek Apostolik Sukabumi ===▼
* [[Paternus Nicholas Joannes Cornelius Geise]], [[Ordo Fratrum Minorum|O.F.M.]] (17 Desember 1948–3 Januari 1961)▼
=== Ordinaris ===
** [[Paternus Nicholas Joannes Cornelius Geise]], [[Ordo Fratrum Minorum|O.F.M.]] (3 Januari 1961–16 Oktober 1961; administrator apostolik)▼
* [[Paternus Nicholas Joannes Cornelius Geise]], O.F.M. (16 Oktober 1961–30 Januari 1975)▼
▲* [[Paternus Nicholas Joannes Cornelius Geise]], [[Ordo Fratrum Minorum|O.F.M.]] (17 Desember
* [[Ignatius Harsono]] (30 Januari 1975–17 Juli 1993, mengundurkan diri)▼
;Uskup Bogor
* [[Cosmas Michael Angkur]], O.F.M. (10 Juni 1994–21 November 2013, pensiun)▼
▲*
* [[Paskalis Bruno Syukur]], O.F.M. (21 November 2013–sekarang)▼
=== Prelat tituler ===
;Administrator Apostolik Keuskupan Bogor
▲
▲Walaupun kontak pertama agama [[Katolik]] yang dibawa para pedagang [[Portugis]] dengan penduduk Banten yang beragama [[Hindu]] terjadi di awal abad ke-16, namun baru pada pertengahan abad ke-19 Bogor dikunjungi oleh imam dari [[Batavia]] ([[Jakarta]]) untuk merayakan Ekaristi. Pada 1885 Pastor MYD Claessens Pr menetap di Bogor. Ia juga mendirikan gereja di [[Sukabumi]] (1896) dan membangun gereja yang sekarang menjadi [[katedral]] Bogor. Pada tahun 1929 imam-imam [[Konventual|Fransiskan Konventual]] mulai bekerja di Batavia (Jakarta) dan berangsur-angsur mereka membina stasi-stasi Rangkasbitung (1933), [[Cianjur]] (1933), [[Cicurug]] (1934) dan [[Serang]] (1939). Dalam perkembangan selanjutnya kemudian dibentuklah suatu [[Prefektur Apostolik]] Sukabumi dipisahkan dari [[Vikariat Apostolik]] Batavia (Jakarta) pada 9 Desember 1948, dan pembinaannya diserahkan kepada Ordo Fransiskan. Dengan berdirinya [[hierarki]] [[Gereja Katolik]] mandiri di Indonesia pada 3 Januari 1961, paroki Bogor digabungkan dengan Prefektur Apostolik Sukabumi menjadi Keuskupan Bogor.
== Paroki ==
|