Muhammad Syam Marfaly: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Added {{Essay-like}}, {{Tone}}, {{Peacock}}, and {{More citations needed}} tags |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 3:
{{Peacock|date=Juni 2022}}
{{More citations needed|date=Juni 2022}}
'''Abuya Tgk. Syaikh H. Muhammad Syam Marfaly''' (Lahir: [[Lhung Tarok, Blangpidie, Aceh Barat Daya|Lhung Tarok]], [[Blangpidie]], tahun 1937 Wafat: 29 Agustus 2009) atau yang dikenal dengan Abu Syam atau Abu di Blang adalah ulama kharismatik [[Aceh]] yang pernah memimpin Dayah Bustanul Huda Blangpidie.<ref>{{Cite web|last=El-Sakandary|first=Nurkhalis Mukhtar|last2=|date=2020-11-19|title=Abuya Teungku Muhammad Syam Marfaly: Ulama Karismatik dan Penerus Abu Syekh Mud Blangpidie|url=https://tarbiyahislamiyah.id/abuya-teungku-muhammad-syam-marfaly-ulama-karismatik-dan-penerus-abu-syekh-mud-blangpidie/|website=Ranah Pertalian Adat dan Syarak|language=id-ID|access-date=2022-06-26}}</ref> [[Dayah]] yang didirikan oleh Syaikh Teuku Mahmud Ahmad (Abu Syekh Mud) ini sebelumnya dipimpin oleh menantu Abu Syekh Mud yaitu Abuya Syaikh Tgk. H. Abdul Hamid Kamal. Setelah Abu Hamid meninggal pada tahun 1980, kepemimpinan dayah ini diserahkan kepada Abu Syam hingga beliau meninggal pada tahun 2009.<ref>{{Cite web|last=Nawafil|first=Rozal|date=2021-06-04|title=Haul Abuya Tgk. Syekh H. Muhammad Syam Marfaly|url=https://tarbiyahislamiyah.id/haul-abuya-tgk-syekh-h-muhammad-syam-marfaly/|website=Ranah Pertalian Adat dan Syarak|language=id-ID|access-date=2022-06-25}}</ref>
== Kehidupan pribadi ==
Abu Syam lahir di [[Lhung Tarok, Blangpidie, Aceh Barat Daya|desa Lhung Tarok]], [[Blangpidie|Kecamatan Blangpidie]], [[Kabupaten Aceh Selatan]] (sekarang [[Aceh Barat Daya]]) pada tahun 1937. Ayah beliau bernama Khalifah Makrufen bin Khalifah Ali dan ibu beliau Hj. Aisyah binti Tgk. Muhammad Ali.
Abu Syam pernah belajar di Sekolah Rakyat (SR) di Blangpidie tapi tidak selesai karena terhimpit faktor ekonomi keluarga yang tidak mendukung dan juga disebabkan oleh meninggalnya Ayah beliau. Setelah berhenti sekolah, ia membantu orangtuanya bertani. Pada tahun 1955, ia berdagang di pasar Blangpidie. Karena aktifitas dagangnya saat itu yang dekat dengan Masjid Jamik Blangpidie, ia akhirnya rutin mendengar ceramah dan pengajian dari Abu Syekh Mud (Pendiri Dayah Bustanul Huda yang saat itu terletak di dalam komplek Masjid Jamik) sehingga beliau tertarik untuk pergi mengaji. Pada tahun 1958, ia pergi menimba ilmu ke Dayah Darussalam Labuhan Haji yang didirikan dan dipimpin salah seorang alumni Dayah Bustanul Huda Blangpidie bernama Syekh Tgk. Muhammad Waly al-Khalidy (Abuya Muda Waly). Abu Syam belajar dan mengajar di Darussalam selama 17 tahun serta menjadi murid khusus Abu Imam Syamsuddin Sangkalan.
Abu Syam meninggal dunia pada hari Sabtu tanggal 8 Ramadhan 1430 H bertepatan 29 Agustus 2009 pukul 08.30 WIB<ref>{{Cite book|last=Tripa|first=Sulaiman|date=2019|url=https://books.google.co.id/books?id=oEygDwAAQBAJ&pg=PA191&lpg=PA191&dq=abuya+muhammad+syam+marfaly&source=bl&ots=8kXwt6hOyh&sig=ACfU3U1BKxyLevygxMFhxDp4tHmt88oBqQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwigq5SikMr4AhWVjeYKHYJ6BzM4FBDoAXoECA4QAw#v=onepage&q=abuya%20muhammad%20syam%20marfaly&f=false|title=Aceh Bangkit|location=Banda Aceh|publisher=Bandar Publishing|isbn=978-623-7081-27-2|pages=191|url-status=live}}</ref> di Dayah Bustanul Huda Jl. Cot Seutui Gampong Keude Siblah Blangpidie Aceh Barat Daya akibat penyumbatan pembuluh empedu.<ref>{{Cite web|title=Alumni Dayah Bustanul Huda Blangpidie Peringati Haul Abuya Tgk Syekh H Muhammad Syam Marfaly|url=https://aceh.tribunnews.com/2020/06/14/alumni-dayah-bustanul-huda-blangpidie-peringati-haul-abuya-tgk-syekh-h-muhammad-syam-marfaly|website=Serambinews.com|language=id-ID|access-date=2022-06-25}}</ref>
▲Setelah selesai Abu di Darussalam maka pada tahun 1975 Abu menikah dengan Hj. Rusnida asal desa Blangporoh Labuhan Haji Aceh Selatan dan dari perkawinan tersebut beliau dikarunai tiga orang anak,yaitu : Nurbaiti Syam Marfaly, Nur Asyqiyati Syam Marfaly dan Tgk. H. Muhammad Qudusi Syam Marfaly.
== Memimpin Dayah dan Perjuangan ==
Baris 41 ⟶ 35:
Untuk menghidupi keluarga, Abu bertani dan berkebun. Abu turun sendiri kesawah dan kebun, disamping itu juga dibantu oleh santri-santri Abu. Dan Abu menananmkan kepada santri Abu untuk mandiri sehingga tidak tergantung kepada pihak lain, sehingga bila santri tersebut sudah mampu kelak membangun pesantren ada jiwa mandiri seperti yang dikerjakan oleh Abu.
Selain dari memimpin Dayah Abu juga aktif melakukan Majelis Ta’lim yaitu malam jum’at di Mesjid Jamik Kutatinggi Blangpidie untuk Masyarakat umum dan malam sabtu di Mesjid Jamik Blangpidie tapi karena pergolakan konflik Aceh semakin memanas pada masa itu maka pada tahun 2001 pengajian tersebut dihentikan. Dan pada hari jum’at usai shalat jum’at Abu membuka Majelis Ta’lim untuk Jama’ah Ibu-Ibu di Dayah Bustanul Huda dan pada hari Rabu untuk jama’ah Laki-Laki yang sampai sekarang masih aktif.<ref>{{Cite web|title=Ma had Bustanul Huda Diniyah Islamiyah Asyafi iyah - PDF Free Download|url=https://docplayer.info/53039418-Ma-had-bustanul-huda-diniyah-islamiyah-asyafi-iyah.html|website=docplayer.info|access-date=2022-06-26}}</ref>
== Kiprah Dalam PERTI dan Masyarakat ==
Selain aktif di PERTI, Abu Syam juga
== Rujukan ==
|