Kekaisaran Rusia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tri Ardiansyah (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Abhiseka Nareswara (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 99:
 
== Pendirian kekaisaran ==
Meskipun kekaisaran secara resmi didirikankan oleh [[Pyotr I dari Rusia|Pyotr I]] menyusul Perjanjian Nystad ([[1721]]), beberapa sejarawan berpendapat bahwa Kekaisaran Rusia sudah dimulai ketika [[Ivan III dari Rusia|Ivan III]] menaklukkan [[Novgorod]] atau ketika [[Ivan IV]] menaklukkan [[Kazan]]. Menurut beberapa pandangan, istilah "ketsaran" yang digunakan untuk merujuk negara Rusia setelah penobatan [[Ivan IV Vasilyevich|Ivan IV]] dipandang sejajar dengan istilah "kekaisaran" dalam bahasa sekarang dan [[Pyotr I dari Rusia|Pyotr]] hanya mengubah nama negara tersebut dengan mengadopsi dari bahasa Latin yang memiliki makna yang sama.
 
[[Pyotr I dari Rusia|Kaisar Pyotr I]] ([[1672]]-[[1725]]) memperkenalkan sistem pemerintahan [[otokrasi]] di [[Rusia]] dan memainkan peran utama dalam memperkenalkan negaranya ke sistem pemerintahan yang dianut negara-negara [[Eropa]] umumnya. Namun, wilayah [[Rusia]] yang sangat luas ini hanya memiliki populasi sekitar 14 juta jiwa. Sistem pertanian Rusia saat itu masih tertinggal jauh di belakang sistem pertanian di [[Eropa Barat]], padahal dalam kenyataannya hampir seluruh penduduk [[Rusia]] saat itu adalah petani. Hanya sebagian kecil warganya yang hidup di kota-kota.
 
Upaya militer pertama [[Pyotr I dari Rusia|Pyotr I]] diarahkan untuk mengimbangi kekuatan [[Kesultanan Utsmaniyah]] di barat daya. Perhatiannya kemudian beralih ke utara. Peter masih tidak memiliki pelabuhan di pesisir utara [[Rusia]] yang bebas es, hanya pelabuhan [[Arkhangelsk|Archangel]] di [[Laut Putih]], tetapi pelabuhan ini membeku selama sembilan bulan dalam setahun. Akses ke [[Laut Baltik|Baltik]] juga diblokir oleh [[Swedia]]. Ambisi [[Pyotr I dari Rusia|Pyotr I]] untuk "''membuka jendela ke laut''" menuntunnya untuk membuat aliansi rahasia dengan kaum [[Saxony]] (pada tahun [[1699]]), [[Persemakmuran Polandia-Lituania|Polandia-Lithuania]], dan [[Denmark]] untuk melawan Swedia, mengakibatkan terjadinya perang yang dikenal dengan sebutan Perang Besar Utara. Perang berakhir pada [[1721]] ketika Swedia menyerah dan mengadakan perjanjian damai dengan Rusia. Pyotr I mengakuisisi empat [[provinsi]] di sebelah selatan dan timur [[Teluk]] [[Finlandia]]. Di sana ia membangun ibu kota baru Rusia, [[Sankt-Peterburg]], untuk menggantikan [[Moskwa]] yang sudah lama menjadi pusat [[budaya]] [[Rusia]].
 
Sepeninggal [[Daftar Kepala Monarki Rusia|Kaisar]] [[Pyotr I dari Rusia|Pyotr I]], penguasa Rusia lain yang dipandang merupakan penguasa Rusia paling berpengaruh selanjutnya adalah [[Yekaterina II dari Rusia|Maharani Yekaterina II]] yang berkuasa pada 9 Juli 1762 – 6 November 1796. Ia adalah seorang putri [[Kekaisaran Jerman|Jerman]] yang menikah dengan [[Pyotr III dari Rusia|Kaisar Pyotr III]], dan naik takhta setelah menggulingkan suaminya yang baru enam bulan memerintah. [[Yekaterina II dari Rusia|Yekaterina]] memberi sumbangsih pada kebangkitan kaum [[bangsawan]] [[Rusia]] yang dimulai setelah kematian [[Pyotr I dari Rusia|Pyotr I]]. Layanan sosial negara dihapuskan, dan ia memerintahkan agar para bangsawan memainkan peran penting dalam pemerintahan di provinsi-provinsi [[Rusia]].<ref>Isabel De Madariaga, ''Russia in the Age of Catherine the Great'' (Yale University Press, 1981)</ref>
 
== Perkembangan ==
Baris 113:
Aleksandr I digantikan oleh adiknya, [[Nikolai I dari Rusia|Kaisar Nikolai I]] ([[1825]]-[[1855]]), yang pada awal pemerintahannya dihadapkan dengan berbagai pemberontakan akibat banyaknya kalangan yang menuntut reformasi kekaisaran. Namun pemberontakan-pemberontakan tersebut dengan mudah dipatahkan.
 
Setelah tentara Rusia membebaskan sekutunya, [[Georgia]], dari pendudukan [[Dinasti Qajar|Persia]] pada tahun [[1802]], mereka juga terlibat konfrontasi dengan Persia akibat berebut pengaruh atas [[Azerbaijan]] dan terlibat dalam Perang Kaukasia melawan sebuah pemerintahan [[Muslim]] bernama Keimaman Kaukasia. Kaisar juga harus berurusan dengan dua pemberontakan di dalam negeri: [[Pemberontakan November]] tahun [[1830]] dan [[Pemberontakan Januari]] tahun [[1863]].
 
=== Paruh kedua abad ke-19 ===
[[Nikolai I dari Rusia|Nikolai I]] meninggal secara misterius. Satu tahun sebelumnya, [[Rusia]] telah terlibat dalam [[Perang Krimea]]. Sejak memainkan peran utama regional paska kekalahannya ketika Perang Napoleon, Rusia telah dianggap sebagai salah satu negara dengan kekuatan militer yang tak terkalahkan.
 
Ketika [[Aleksandr II dari Rusia|Aleksandr II]] naik takhta pada tahun [[1855]], keinginan untuk [[reformasi]] tersebar luas di kalangan rakyat. Sejumlah gerakan sosial-kemanusiaan berkembang. Pada tahun [[1859]], ada lebih dari 23 juta budak hidup di bawah kondisi yang lebih buruk dibandingkan dengan para petani dari [[Eropa Barat]] pada abad ke-16. [[Aleksandr II dari Rusia|Aleksandr II]] memutuskan sendiri untuk menghapuskan perbudakan, daripada menunggu bahaya adanya tindakan-tindakan revolusioner yang dapat menganggu stabilitas dalam negeri [[Rusia]].
 
Aleksandr II menginvasi [[Manchuria|Manchuria Luar]] dari [[Dinasti Qing|Kekaisaran Qing Tiongkok]] antara [[1858]]-[[1860]] dan menjual wilayah [[Alaska]] yang kaya akan minyak ke [[Amerika Serikat]] pada tahun [[1867]]. Pada tahun [[1870]]-an [[Rusia]] dan [[Kesultanan Utsmaniyah]] kembali berkonfrontasi di kawasan [[Balkan]]. Dari tahun [[1875]]-[[1877]], krisis [[Balkan]] secara intensif menjadi pemberontakan melawan kekuasaan [[Kesultanan Utsmaniyah]] oleh berbagai [[bangsa Slavia]], yang dikuasai oleh [[Kesultanan Utsmaniyah|Turki Utsmaniyah]] sejak abad ke-16. Adanya pandangan nasionalisme Slavia menjadi faktor domestik utama dalam dukungan [[Rusia]] untuk membebaskan [[Balkan]] dari pemerintahan [[Muslim]] Utsmaniyah dan hal ini berdampak pada kemerdekaan [[Bulgaria]] dan [[Serbia]]. Pada awal tahun [[1877]], Rusia melakukan intervensi atas nama pasukan relawan Serbia dan Rusia ketika berperang melawan Utsmaniyah. Dalam satu tahun, pasukan Rusia sudah mendekati [[Istanbul]], dan Utsmaniyah menyerah. Diplomat nasionalis Rusia dan para jenderal membujuk [[Aleksandr II dari Rusia|Aleksandr II]] untuk memaksa Utsmaniyah menandatangani [[Perjanjian San Stefano]] pada [[Maret]] [[1878]]. Ketika [[Inggris]] mengancam akan menyatakan perang akibat merasa keberatan dengan syarat-syarat yang tercantum dalam [[Perjanjian San Stefano]], Rusia memilih mundur.
 
Setelah pembunuhan [[Aleksandr II dari Rusia|Aleksandr II]] oleh Narodnaya Volya, salah seorang anggota organisasi teroris "[[Nihilisme|Nihilist]]", pada tahun [[1881]], takhta diberikan kepada anaknya, yaitu [[Aleksandr III dari Rusia|Aleksandr III]] ([[1881]]-[[1894]]), seorang reaksioner yang berusaha menghidupkan kembali maksim "Otokrasi, Ortodoks, dan Karakter Kebangsaan Nasional" yang dicanangkan oleh [[Nikolai I dari Rusia|Nikolai I]]. Sebagai seorang ''Slavophile'', Aleksandr III percaya bahwa [[Rusia]] bisa diselamatkan dari kekacauan hanya dengan menutup diri dari pengaruh subversif [[Eropa Barat]].
 
=== Awal abad ke-20 ===