Pangeran Walangsungsang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Dani kurya (bicara | kontrib)
Perbaiki Halaman
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 1:
{{cleanup|reason=membutuhkan sumber referensi terpercaya yang signifikan serta penulisan tata bahasa yang baik dan benar|date=Januari 2022}}
{{cleanup|reason=membutuhkan sumber referensi terpercaya yang signifikan serta penulisan tata bahasa yang baik dan benar|date=Januari 2022}}{{Infobox raja|name=Cakrabuana<br>{{sund|ᮎᮊᮢᮘᮥᮝᮔ}}<br> '''چاكرابووانا'''|succession=[[Tumenggung]] [[Kerajaan Cirebon Larang|Cirebon]]<ref name=":2" />|birth_date=1423<ref>{{Citebook|last=Kertawibawa|first=Besta Basuki|date=2009-01-01|url=https://www.goodreads.com/book/show/25406055-syarif-hidayatullah-sang-pengembang-kerajaan-cirebon|title=Syarif Hidayatullah Sang Pengembang Kerajaan Cirebon|pages=272|url-status=live}}</ref>|death_date=1529<br>(umur 105–106)<ref name=":1" />|reign=1460 – 1479|father=[[Sri Baduga Maharaja|Prabu Siliwangi]]|mother=[[Nyi Subang Larang]]|native_lang1=[[Aksara Sunda Baku]]|native_lang1_name1=ᮎᮊᮢᮘᮥᮝᮔ|successor=[[Sunan Gunung Jati|Syarif Hidayatullah]]|moretext=ke-1|spouse={{plainlist |
{{Infobox royalty
| name = Cakrabuana<br/>{{sund|ᮎᮊᮢᮘᮥᮝᮔ}}<br/>'''چاكرابووانا'''
| succession = [[Tumenggung]] [[Kerajaan Cirebon Larang|Cirebon]]<ref name=":2" />
| moretext = ke-1
| reign = 1460 – 1479
| coronation = {{Start date and age|1460}}
| cor-type = Mulai berkuasa
| successor = [[Sunan Gunung Jati|Syarif Hidayatullah]]
| birth_date = 1423
| death_date = 1529<br/>(umur 105–106){{sfn|Kertawibawa|2018|pp=272}}{{sfn|Sunardjo|1983|pp=109}}
| father = [[Sri Baduga Maharaja|Prabu Siliwangi]]
| mother = [[Nyi Subang Larang]]
| native_lang1 = [[Aksara Sunda Baku]]
| native_lang1_name1 = ᮎᮊᮢᮘᮥᮝᮔ
| spouse = {{plainlist |
* Nyi Rasa Jati
* Nyimas Kencana Larang
}}
}}| issue = Dari Nyi Rasa Jati<br>
* Rara Konda
* Rara Jati Merta (Rara Sejati)
Baris 13 ⟶ 29:
* Nyi Dalem Pakungwati
* Pangeran Kejaksan
* Pangeran Pajarakan<ref>{{Cite web|title=Daftar Keturunan Pangeran Cakrabuana Dari Istri-Istrinya|url=https://www.historyofcirebon.id/2018/03/daftar-keturunan-pangeran-cakrabuana.html|website=Sejarah Cirebon|language=id|access-date=2022-01-31}}</ref>
| religion = [[Islam]]|coronation={{Start date and age|1460}}|cor-type=Mulai Berkuasa|image=|caption=
}}
 
'''Pangeran walangsungsangWalangsungsang''' ({{Lang-su|{{ruby|ᮌᮥᮞ᮪|Gus}}{{ruby|ᮒᮤ|ti}} {{ruby|ᮝ|Wa}}{{ruby|ᮜᮀ|lang}}{{ruby|ᮞᮥᮀ|sung}}{{ruby|ᮞᮀ|sang}}, {{ruby|والاڠسوڠساڠ|Walangsungsang}} {{ruby|ڮوستي|Gusti}}|Gusti Walangsungsang}}), (dikenal juga sebagai '''Ki Somadullah''', '''Haji Abdullah Iman''', '''Pangeran Cakrabuana''' dan '''Mbah Kuwu Sangkan''')<ref>{{Cite news|date=2019-12-09|title=Mbah Kuwu Sangkan Ternyata Miliki Lima Nama|url=https://fajarsatu.com/2019/12/mbah-kuwu-sangkan-ternyata-miliki-lima-nama/|access-date=2022-02-05}}</ref> merupakan putra [[Prabu Siliwangi]] dari [[Nyi Subang Larang]].<ref name=":0" /> '''Pangeran Walangsungsang''' mempunyai dua adik yakni Nyai Mas Rara Santang dan Pangeran Raja Sagara. Ketiga [[anak]] ini diyakini yang telah membangun [[pedukuhan]] [[Cirebon]] (Caruban Nagari).<ref>{{Cite news|last=Kompasiana.com|date=2019-09-21|title=Pangeran Walangsungsang dan Sejarah Cirebon|url=https://www.kompasiana.com/masdar_masyo/5d86263c0d823016202c2b13/pangeran-walangsungsang-dan-sejarah-cirebon|website=KOMPASIANA|language=id|access-date=2022-02-01}}</ref>
 
'''Pangeran Walangsungsang''', menurut Naskah Mertasinga, keluar dari Istana karena kecewa atas perlakuan [[Sri Baduga Maharaja|Prabu Siliwangi]] kepada ibunya, Dia bersama Rara Santang, kemudian pergi dan pada akhirnya menjadi cikal bakal berdirinya [[Cirebon]], '''Pangeran Walangsungsang''' beradasarkan sejumlah sumber menikah dengan dua [[wanita]] dan memiliki 10 orang [[anak]], yakni 8 [[wanita]] dan 2 [[pria]]. Istri Walangsungsang diantaranya adalah Nyimas Indang Geulis yang melahirkan putri pakungwati Yang kemudian menikah dengan [[Sunan Gunung Jati]].<ref name=":0">{{Cite news|title=Jejak Keturunan Pangeran Walangsungsang Anak Prabu Siliwangi|url=https://www.radarcirebon.com/2022/01/17/jejak-keturunan-pangeran-walangsungsang-anak-prabu-siliwangi/|access-date=2022-01-30}}</ref>
== Perjalanan ke Mekkah ==
Pada Tahun 1448{{efn|Tahun menurut perkiraan Unang Sunardjo{{sfn|Sunardjo|1983|pp=54}}}} Atas anjuran [[Syekh Datuk Kahfi]], Walangsungsang dan Lara Santang berlayar ke [[Makkah|Mekkah]] untuk menunaikan [[ibadah haji]]. [[Makkah|Kota Mekkah]] saat itu berada di bawah naungan [[Kesultanan Mamluk (Kairo)|Kesultanan Mamluk]] yang berpusat di [[Mesir]]. Kedua [[bangsawan]] [[Sunda]] ini hidup di [[Makkah|Mekkah]] selama tiga bulan, di bawah bimbingan Syekh Bayanullah (''saudara'' [[Syekh Datuk Kahfi]]). Selama di [[Mekkah]], Walangsungsang dan Lara Santang masing-masing mengambil nama Arab, yakni Haji Abdullah Iman dan [[Syarifah Mudaim]]. Lara Santang kemudian menikah dengan seorang amir atau bangsawan setempat bernama [[Syarif Abdullah Umdatuddin|Syarif Abdullah]]{{sfn|Sunardjo|1983|pp=44}}, dan berputrakan [[Syarif Hidayatullah]] (kelak menjadi [[tokoh]] berpengaruh di [[Jawa]]) yang dipekirakan lahir pada tahun itu juga. Ia tampaknya menetap di sana bersama suami dan putranya, sementara Walangsungsang pulang ke Cirebon.
== Masa pemerintahan ==
Walangsungsang berkuasa sebagai [[Kuwu|Kuwu Cirebon]] menggantikan Ki Gede Alang-Alang. Ia kemudian memproklamirkan [[Cirebon]] sebagai sebuah Nagari{{efn|Nagari disini mengacu sebagai mungkin setara dengan provinsi sekarang yang sebelum eksistensi [[Kesultanan Cirebon]] telah ada. Istilah ini dipakai bukan hanya di Sumatra. Lihat: buku ''Meninjau Sepintas Panggung Sejarah Pemerintahan Kerajaan Cerbon 1479-1809'' karya Inang Sunardjo}}, di mana ia meleburkan seluruh Nagari Singapura{{Efn|Singapura di sini bukan negara Singapura saat ini, tapi merujuk ke nama sebuah Nagari yang berkembang di Cirebon sebelum eksistensi Kesultanan Cirebon}} ke dalam kekuasaannya. Ia juga menyatukan Nagari di sekelilingnya, yakni Surantaka, Wanagiri, dan Japura ke dalam [[Kesultanan Cirebon]]. Sejak saat itu, Walangsungsang lebih dikenal dengan nama barunya, Pangeran Cakrabuana. Pada masa pemerintahannya, wilayah kekuasaan Cirebon berbatasan dengan Cimanuk ([[Indramayu]]) di barat, Rajagaluh ([[Majalengka]]), Saunggalah ([[Kabupaten Kuningan|Kuningan]]), Dayeuhluhur, dan Pasirluhur (Cilacap-Banyumas) di selatan, Paguhan (Tegal-Pemalang) di timur, dan Laut Jawa di utara. [[Pelabuhan]] utamanya adalah Muara Jati. Cakrabuana tetap berkuasa di bawah [[Kerajaan Galuh]]. Ia mengirimkan [[upeti]] (bulubekti) tahunan kepada Tohaan (“Yang Dipertuan”) atau [[Kerajaan Galuh|Raja Galuh]] yang juga merupakan kakeknya, [[Dewa Niskala]]. Sang kakek mengirim misi perutusan ke [[Cirebon]] untuk melantik Cakrabuana secara resmi sebagai raja daerah dengan gelar Tumenggung Sri Mangana. Misi ini dipimpin oleh Tumenggung Jagabaya dan Raden Kian Santang (adik kandung Cakrabuana). Kian Santang kemudian menetap di [[Cirebon]] mendampingi kakaknya.{{sfn|Sunardjo|1983|pp=45-47}}
== Wafat ==
'''Pangeran Cakrabuana''' Wafat pada tahun 1529 Saat [[Pertempuran]] pecah di Pegunungan Kromong dan Gempol, yang berakhir dengan [[kemenangan]] [[pasukan]] [[Cirebon]]. Panglima perang [[Galuh]], Arya Kiban gugur menyebabkan moral pasukan [[Galuh]] turun dan dapat dikalahkan dengan mudah. Pasukan Cirebon lalu bergerak ke [[Kerajaan Talaga Manggung|Nagari Talaga]] di [[selatan]]. Mereka berhasil menundukkannya dan mengislamkan penduduknya.{{sfn|Sunardjo|1983|pp=109}}
== Catatan ==
{{notelist}}
== Referensi ==
=== Sitiran ===
{{reflist}}
=== Daftar Pustaka ===
* {{cite book|last=de Graaf|first=H.J.|date=1985|title=Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa: Peralihan dari Majapahit ke Mataram|location=Yogyakarta|publisher=Grafiti Pers}}
* {{Cite book|last=Kertawibawa|first=Besta Basuki|date=2018|url=https://books.google.co.id/books?id=grlbEAAAQBAJ&dq=Pangeran+Cakrabuana,+Sang&hl=id&source=gbs_navlinks_s|location=Bandung|publisher=Pustaka Jaya|title=Dinasti Raja Petapa I: Pangeran Cakrabuana, Sang Perintis Kerajaan Cirebon|url-status=live}}
* {{Cite book|last=Kertawibawa|first=Besta Basuki|date=2018|url=https://books.google.co.id/books?id=fLlbEAAAQBAJ&dq=Syarif+hidayatullah+sang+pengembang&hl=id&source=gbs_navlinks_s|location=Bandung|publisher=Pustaka Jaya|title=Dinasti Raja Petapa II: Syarif Hidayatullah, Sang Pengembang Kerajaan Cirebon|ref={{sfnref|Kertawibawa|2018}}|url-status=live}}
* {{Cite book|last=Muljana|first=Slamet|date=2005|url=https://books.google.co.id/books?id=9dBqDwAAQBAJ|title=Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara|location=Yogyakarta|publisher=LKiS|url-status=live}}
* {{Cite book|last=Sunardjo|first=Unang|date=1983|url=https://books.google.co.id/books?id=gCFsSQAACAAJ&dq=meninjau+sepintas+panggung+sejarah+pemerintahan+kerajaan+cerbon+1479-1809&hl=id&sa=X&redir_esc=y|location=Bandung|publisher=TARSITO|title=Meninjau Sepintas Panggung Sejarah Pemerintahan Kerajaan Cerbon 1479-1809|ref={{sfnref|Sunardjo|1983}}|url-status=live}}
 
{{Bio-stub}}
 
{{DEFAULTSORT:Pangeran Walangsungsang}}
[[Kategori:Kelahiran 1423]]
[[Kategori:Kematian 1529]]
[[Kategori:Meninggal usia 105]]
[[Kategori:Meninggal usia 106]]
[[Kategori:Bangsawan Sunda]]
[[Kategori:Tokoh dari Cirebon]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Barat]]
[[Kategori:Sejarah Sunda]]
[[Kategori:Sejarah Cirebon]]
 
== Perjalanan ke Mekkah ==