Pangeran Walangsungsang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dani kurya (bicara | kontrib)
PDF
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Dani kurya (bicara | kontrib)
Hilangkan ngambang
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 56:
=== Pengunduran diri Pangeran Cakrabuana ===
Pada tahun 1479, [[Syarif Hidayatullah]] diangkat menjadi [[Tumenggung]] [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]] (didukung [[Wali Sanga]]), menggantikan pamannya yang mengundurkan diri secara sukarela.{{Sfn|Erwantoro|2012|p=172}}{{Sfn|Sunardjo|1983|p=57-59}} Ia tetap tunduk sebagai raja daerah [[Kerajaan Galuh|Galuh]] dan mengirim upeti ke [[Kawali]], setidaknya hingga tiga tahun kemudian. Sementara itu, Pangeran Cakrabuana selanjutnya lebih banyak hidup sebagai [[pengembara]], meskipun sesekali tetap mendampingi keponakannya dalam [[Pemerintah|memerintah]] di [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]]. Masih pada tahun yang sama, [[Syarif Hidayatullah]] pergi ke [[Kesultanan Demak|Demak]] atas undangan [[Raden Patah]] dan para [[Wali Sanga|wali]]. Mereka pun mengangkat [[Syarif Hidayatullah]] sebagai ''Panatagama Rasul ing Tanah Pasundan'' (“Penyiar Agama Rasul di Tanah Sunda”). Sejak saat itu, hubungan [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]] dan [[Kesultanan Demak|Demak]] pun mulai terjalin. [[Syarif Hidayatullah]] kemudian juga turut serta membangun [[Masjid Agung Demak]]{{Sfn|Kertawibawa|2018|p=275}}, dengan mendirikan sebuah tiang besar sebagai salah satu dari empat sokoguru di dalam masjid itu.
 
 
 
== Wafat ==
'''Pangeran Cakrabuana''' Wafat pada tahun 1529 Saat [[Pertempuran]] pecah di Pegunungan Kromong dan Gempol, yang berakhir dengan [[kemenangan]] [[pasukan]] [[Cirebon]]. Panglima perang [[Galuh]], Arya Kiban gugur menyebabkan moral pasukan [[Galuh]] turun dan dapat dikalahkan dengan mudah. Pasukan Cirebon lalu bergerak ke [[Kerajaan Talaga Manggung|Nagari Talaga]] di [[selatan]]. Mereka berhasil menundukkannya dan mengislamkan penduduknya.{{sfn|Sunardjo|1983|pp=109}}