Waspada (surat kabar): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pratama26 (bicara | kontrib)
Membalikkan suntingan bermasalah dari (diduga) anon IP Medan
Tag: Pengembalian manual
Baris 1:
{{Infobox Newspaper
| name = Harian Umum Nasional Waspada
| logo = [[Berkas:WASPADA (2021-10-01).svg|200px]]
| type = [[Surat kabar|Surat kabar harian]] [[nasional]]
| format = [[KoranLembar lebar]]
| foundationlaunched = {{launchbirth date and age|1947|1|11|df=yes}}
| launched = {{launch date and age|1947|1|11|df=yes}}
| founder = [[Haji Mohammad Said|Mohammad Said]] dan [[Ani Idrus]]
| publisher = PT Penerbitan Harian Waspada
| chiefeditor = Prabudi Said
| slogan = '''Demi Kebenaran dan Keadilan'''
| language = [[Bahasa Indonesia]]
| motto = '''Demi Kebenaran dan Keadilan'''
| headquarters = [[R. Suprapto (pahlawan revolusi)|Jalan Letnan Jenderal Suprapto]]/[[Katamso Darmokusumo|Brigadir Jenderal Katamso]] Nomor 1, [[Aur, Medan Maimun, Medan]], [[Sumatera Utara]] 20151
| circulation = 999,800,500
| readership = 999,800,500
| website = {{officialURL|https://www.waspada.co.id/}}<br>{{URL|https://www.waspada.co.id/}}
}}
'''''Harian Umum Nasional Waspada''''' (lebih dikenal dengan nama '''''Waspada''''') adalah sebuah [[surat kabar|surat kabar harian umum]] tertua dengan sirkulasi terbesar nomor satu yang terbit di [[Suku Deli|Tanah Delinasional]] sementaradengan suratyang kabar tertuaterbit di [[Kota Medan|Tanah Deli]] untuk berbagai [[bahasa Indonesia]] bersamaan dengan [[Sinar Indonesia Baru]], [[AnalisaSumatra (surat kabar)|Analisa]] dan Medan PosUtara. Kantor pusatnya terletak di [[R. Suprapto (pahlawan revolusi)|Jalan Letnan Jenderal Suprapto]]/[[Katamso Darmokusumo|Brigadir Jenderal  Katamso]] Nomor 1, [[Aur, Medan Maimun, Medan|Aur]], [[SumatraMedan UtaraMaimun, Medan|Medan Maimun]], Medan.<ref>{{cite Koranweb|url=http://waspada.id/|title=Website Resmi Harian Waspada|last=|first=|date=|website=|publisher=|accessdate=2010-01-05|accessyear=}}</ref> Surat kabar ini pertama kali terbit sejak pada [[11 Januari]] [[1947]]. Surat kabar ini slogan dan motto adalah '''Demi Kebenaran dan Keadilan'''.
 
Harian ini didirikan [[Haji Mohammad Said]] dan [[Ani Idrus]]. Pemimpin Redaksi saat ini Prabudi Said. Waspada menempati kantor yang berada di [[R. Suprapto (pahlawan revolusi)|Jalan Letnan Jenderal Suprapto]]/[[Katamso Darmokusumo|Brigadir Jenderal Katamso]] Nomor 1, [[Aur, Medan Maimun, Medan]], [[Sumatra Utara]].
 
== Sejarah ==
''Waspada'' didirikan oleh [[Haji Mohammad Said]] dan [[Ani Idrus]] mendirikan. Surat Kabar Harian Waspada dengan slogan dan motto '''Demi Kebenaran dan Keadilan''' bertekad bulat mengangkat bendera Republiken. Koran daerahkabar ini dengan sikap tegas menyatakan diri sebagai bagian dari pendukung Kemerdekaan RI. SloganSikap pro pejuang itu bukan basa-basi, tapitersebut ditunjukkan lewat artikel dan pemberitaan yang tegas dan tajam menghantammenghadapi Belanda yang terus berupaya menancapkan pengaruh dan cengkeramannya menduduki Medan dan sekitarnya demi menguasai lahan-lahan perkebunan, seperti areal tembakau Deli dan komoditas pangan maupun rempah-rempah.
Waspada sebuah [[surat kabar]] [[harian]] pertama kali yang terbit di [[Medan]] sejak pada [[11 Januari]] [[1947]], maka dari itu tanggal [[11 Januari]] dijadikan hari lahir Waspada.
 
Nama WASPADA''Waspada'' memiliki kisah sejarah tersendiri. Masa itu, kondisi masyarakat diliputi ketakutan dan kegelisahan, panik luar biasa, sehingga sebagian besar warga Kota Medan bersikap waspada serta mengungsi ke luar kota, sejalan sengitnya peperangan dan berpindahnya kantor-kantor Pemerintahan Republik di bawah pimpinan Gubernur Tengku M. Hassan ke [[Pematang Siantar]], lebih kurang 120 km dari Medan. Satu poin lagi yang memantapkan hati Mohammad Said memberi nama korannya WASPADA''Waspada'' adalah terkait lemahnya delegasi pemerintahan Indonesia masa itu dalam perundingan dengan petinggi Belanda. Setiap hari para pejuang bersama rakyat menghadang pasukan Belanda, khususnya konvoi menuju Pelabuhan Belawan. Belanda dibuat kelabakan akibat tersendatnya pasokan logistik dan akhirnya mendesak dilakukan perjanjian dengan pemerintahan Republik Indonesia di Jakarta, dipimpin Menteri Pertahanan RI [[Amir Syarifuddin]]. Sayangnya,Namun tim delegasi Republik Indonesia cenderung mengalah yang akhirnya sepakat untuk menyetujui perluasan wilayah kekuasaan Belanda dari gangguan pejuang tentara rakyat di Medan. Pemimpin kitarepublik dianggap kecolongan alias tidak ‘’WASPADA’’"waspada" terhadap strategi busuk Belanda yang mengakibatkan kerugian besar bagi para pejuang dan kedaulatan Republik Indonesia.<ref>{{Cite book|title=Sejarah Harian Waspada dan 50 Tahun peristiwa Halaman Satu.|last=Said|first=Prabudi|publisher=|year=1995|isbn=|location=|pages=}}</ref>
[[Haji Mohammad Said]] dan [[Ani Idrus]] mendirikan Surat Kabar Harian Waspada dengan slogan dan motto '''Demi Kebenaran dan Keadilan''' bertekad bulat mengangkat bendera Republiken. Koran daerah ini dengan sikap tegas menyatakan diri sebagai bagian dari pendukung Kemerdekaan RI. Slogan pro pejuang itu bukan basa-basi, tapi ditunjukkan lewat artikel dan pemberitaan yang tegas dan tajam menghantam Belanda yang terus berupaya menancapkan pengaruh dan cengkeramannya menduduki Medan dan sekitarnya demi menguasai lahan-lahan perkebunan, seperti areal tembakau Deli dan komoditas pangan maupun rempah-rempah.
 
Pertama kali terbit, Surat Kabar WASPADA''Waspada'' dicetak 10001.000 eksemplar dan terjual habis walapun dengan format penerbitan yang hanya setengah halaman. Dalam perjalanannya, surat kabar WASPADAini dibreidel berkali-kali karena melawan Belanda, pernah dilarang terbit sampai lima kali, bahkan sampai adanya buka paksa kantor dan percetakan WASPADA oleh militer Belanda.
=== Asal kata "Waspada" ===
Nama WASPADA memiliki kisah sejarah tersendiri. Masa itu, kondisi masyarakat diliputi ketakutan dan kegelisahan, panik luar biasa, sehingga sebagian besar warga Kota Medan bersikap waspada serta mengungsi ke luar kota, sejalan sengitnya peperangan dan berpindahnya kantor-kantor Pemerintahan Republik di bawah pimpinan Gubernur Tengku M. Hassan ke Pematang Siantar, lebih kurang 120 km dari Medan. Satu poin lagi yang memantapkan hati Mohammad Said memberi nama korannya WASPADA adalah terkait lemahnya delegasi pemerintahan Indonesia masa itu dalam perundingan dengan petinggi Belanda. Setiap hari para pejuang bersama rakyat menghadang pasukan Belanda, khususnya konvoi menuju Pelabuhan Belawan. Belanda dibuat kelabakan akibat tersendatnya pasokan logistik dan akhirnya mendesak dilakukan perjanjian dengan pemerintahan Republik Indonesia di Jakarta, dipimpin Menteri Pertahanan RI Amir Syarifuddin. Sayangnya, tim delegasi Republik Indonesia cenderung mengalah yang akhirnya sepakat untuk menyetujui perluasan wilayah kekuasaan Belanda dari gangguan pejuang tentara rakyat di Medan. Pemimpin kita kecolongan alias tidak ‘’WASPADA’’ terhadap strategi busuk Belanda yang mengakibatkan kerugian besar bagi para pejuang dan kedaulatan Republik Indonesia.
Pada masa [[Orde Lama]] kehidupan surat kabar di [[Indonesia]], termasuk WASPADA''Waspada'' penuh dengan perjuangan, mengalami beberapa kali masa sulit, sehingga harus bekerja keras untuk bisa mandiri (terbit), termasuk sulitnya mendapatkan bahan baku kertas sehingga harus didatangkan dari luar negeri ([[Pulau Pinang]]) dengan boat dengan cara menerobos blokade [[Belanda]] ke Pelabuhan Tanjung Balai.
 
=== Waspada dari masa ke masa ===
Pada masa [[Orde Baru]] hampir semua surat kabar dan majalah (penerbitan) mengalami ancaman seperti breidel lewat pencabutan SUIPP, tiba-tibadan ditelepontelepon pejabatmendadak militeroleh pejabat (ABRI). Tidak ada kebebasan pers sehingga fungsi kontrol media tidak bisa dijalankan dengan efektif. Namun WASPADA tetap''Waspada'' berupaya menjalankan kontrol sosial dengan penuh hati-hati.
Pertama kali terbit, Surat Kabar WASPADA dicetak 1000 eksemplar dan terjual habis walapun dengan format penerbitan yang hanya setengah halaman. Dalam perjalanannya, surat kabar WASPADA dibreidel berkali-kali karena melawan Belanda, pernah dilarang terbit sampai lima kali, bahkan sampai adanya buka paksa kantor dan percetakan WASPADA oleh militer Belanda.
 
Pada masa Orde Lama kehidupan surat kabar di [[Indonesia]], termasuk WASPADA penuh dengan perjuangan, mengalami beberapa kali masa sulit, sehingga harus bekerja keras untuk bisa mandiri (terbit), termasuk sulitnya mendapatkan bahan baku kertas sehingga harus didatangkan dari luar negeri ([[Pulau Pinang]]) dengan boat dengan cara menerobos blokade [[Belanda]] ke Pelabuhan Tanjung Balai.
 
Pada masa Orde Baru hampir semua surat kabar dan majalah (penerbitan) mengalami ancaman breidel lewat pencabutan SUIPP, tiba-tiba ditelepon pejabat militer (ABRI). Tidak ada kebebasan pers sehingga fungsi kontrol media tidak bisa dijalankan dengan efektif. Namun WASPADA tetap berupaya menjalankan kontrol sosial dengan penuh hati-hati.
 
Merangka bertepatan dengan ulang tahun Harian Umum Nasional WASPADA ke-50 dengan tajuk '''Harian Umum Nasional WASPADA Emas''' tepatnya pada tanggal 11 Januari 1997.
 
Kini, WASPADA tercatat sebagai surat kabar tertua terbesar nomor satu dalam sejarah pers Indonesia yang kontinu terbitnya (tanpa jeda), menembus usia 70 tahun-pada 11 Januari 2017.
 
== Penghargaan ==
Pemerintah Indonesia menganugerahi penghargaan kepada Mohammad Said berupa Penghargaan Satya Penegak Pers Pancasila dari PWI pada tahun 1985. Pada 1988, Ani Idrus dianugerahi Satya Lencana Penegak Pers Pancasila.<ref name="kumparan.com_AniIdrus,TokohP">{{Cite web|author=|date=|title=Ani Idrus, Tokoh Pers Medan Jadi Google Doodle Hari Ini|url=https://kumparan.com/kumparantech/ani-idrus-tokoh-pers-medan-jadi-google-doodle-hari-ini-1sJt6tvMCKq/3|work=kumparan|archiveurl=|archivedate=|accessdate={{date|2021-11-09}}|quote=Pada 1988, ia dianugerahi Satya Penegak Pers Pancasila dari Menteri Penerangan Indonesia, kala itu dijabat H. Harmoko.|url-status=live}}</ref>
Atas dedikasinya, kedua pendiri WASPADA memperjuangkan Kemerdekaan RI, membangun negeri tercinta tanpa pamrih di daerah maupun nasional, pemerintah Indonesia menganugerahi penghargaan kepada Mohammad Said berupa: Penghargaan Satya Penegak Pers Pancasila dari PWI (1985), Peniti Emas dari Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) Pusat atas jasanya ikut mendirikan SPS di Solo pada tahun 1946 dan membantu pembentukan SPS Cabang Sumut, Sedangkan Hj. Ani Idrus-tokoh pers empat zaman sejak zaman kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan reformasi dianugerahi Satya Lencana Penegak Pers Pancasila.
 
== [[Jadwal siaran televisi|Acara Televisi Hari Ini]] ==
=== [[First Media]] (melalui [[HomeCable]])===
* [[:en:ABC Australia (Southeast Asian TV channel)|ABC Australia]] (ch.251)
* [[BBC World News|BBC World News HD]] (Ch.395)
 
== Slogan dan Motto ==
{| class="wikitable" border="1"
|-
! Slogan dan Motto
! Digunakan sejak
! Digunakan sampai dengan
|-
| '''Demi Kebenaran dan Keadilan'''
| [[11 Januari]] [[1947]]
| sekarang
|}
 
== Kantor Pusat ==
[[R. Suprapto (pahlawan revolusi)|Jalan Letnan Jenderal Suprapto]]/[[Katamso Darmokusumo|Brigadir Jenderal Katamso]] Nomor 1, [[Aur, Medan Maimun, Medan]], [[Sumatera Utara]] 20151
 
== Referensi ==
<references />
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
Baris 71 ⟶ 40:
* {{instagram|WaspadaOnline}}
* {{twitter|WaspadaOnline}}
 
{{indo-stub}}
 
[[Kategori:Surat kabar nasional Indonesia]]