Waspada (surat kabar): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan suntingan bermasalah dari (diduga) anon IP Medan Tag: Pengembalian manual |
|||
Baris 1:
{{Infobox Newspaper
| name =
| logo = [[Berkas:WASPADA (2021-10-01).svg|200px]]
| type = [[Surat kabar|Surat kabar harian]]
| format = [[
|
| founder = [[Haji Mohammad Said|Mohammad Said]] dan [[Ani Idrus]]
| publisher = PT Penerbitan Harian Waspada
| chiefeditor = Prabudi Said
| slogan =
| language = [[Bahasa Indonesia]]
| motto =
| headquarters = [[R. Suprapto (pahlawan revolusi)|Jalan Letnan Jenderal Suprapto]]/[[Katamso Darmokusumo|Brigadir Jenderal Katamso]] Nomor 1, [[Aur, Medan Maimun, Medan]], [[Sumatera Utara]] 20151
| circulation =
| readership =
| website = {{
}}
'''''Harian Umum Nasional Waspada''''' (lebih dikenal dengan nama '''''Waspada''''') adalah sebuah [[surat kabar|surat kabar harian umum]]
== Sejarah ==
''Waspada'' didirikan oleh [[Haji Mohammad Said]] dan [[Ani Idrus]]
Nama
▲[[Haji Mohammad Said]] dan [[Ani Idrus]] mendirikan Surat Kabar Harian Waspada dengan slogan dan motto '''Demi Kebenaran dan Keadilan''' bertekad bulat mengangkat bendera Republiken. Koran daerah ini dengan sikap tegas menyatakan diri sebagai bagian dari pendukung Kemerdekaan RI. Slogan pro pejuang itu bukan basa-basi, tapi ditunjukkan lewat artikel dan pemberitaan yang tegas dan tajam menghantam Belanda yang terus berupaya menancapkan pengaruh dan cengkeramannya menduduki Medan dan sekitarnya demi menguasai lahan-lahan perkebunan, seperti areal tembakau Deli dan komoditas pangan maupun rempah-rempah.
Pertama kali terbit,
▲Nama WASPADA memiliki kisah sejarah tersendiri. Masa itu, kondisi masyarakat diliputi ketakutan dan kegelisahan, panik luar biasa, sehingga sebagian besar warga Kota Medan bersikap waspada serta mengungsi ke luar kota, sejalan sengitnya peperangan dan berpindahnya kantor-kantor Pemerintahan Republik di bawah pimpinan Gubernur Tengku M. Hassan ke Pematang Siantar, lebih kurang 120 km dari Medan. Satu poin lagi yang memantapkan hati Mohammad Said memberi nama korannya WASPADA adalah terkait lemahnya delegasi pemerintahan Indonesia masa itu dalam perundingan dengan petinggi Belanda. Setiap hari para pejuang bersama rakyat menghadang pasukan Belanda, khususnya konvoi menuju Pelabuhan Belawan. Belanda dibuat kelabakan akibat tersendatnya pasokan logistik dan akhirnya mendesak dilakukan perjanjian dengan pemerintahan Republik Indonesia di Jakarta, dipimpin Menteri Pertahanan RI Amir Syarifuddin. Sayangnya, tim delegasi Republik Indonesia cenderung mengalah yang akhirnya sepakat untuk menyetujui perluasan wilayah kekuasaan Belanda dari gangguan pejuang tentara rakyat di Medan. Pemimpin kita kecolongan alias tidak ‘’WASPADA’’ terhadap strategi busuk Belanda yang mengakibatkan kerugian besar bagi para pejuang dan kedaulatan Republik Indonesia.
Pada masa [[Orde Lama]] kehidupan surat kabar di
Pada masa [[Orde Baru]] hampir semua surat kabar dan majalah
▲Pertama kali terbit, Surat Kabar WASPADA dicetak 1000 eksemplar dan terjual habis walapun dengan format penerbitan yang hanya setengah halaman. Dalam perjalanannya, surat kabar WASPADA dibreidel berkali-kali karena melawan Belanda, pernah dilarang terbit sampai lima kali, bahkan sampai adanya buka paksa kantor dan percetakan WASPADA oleh militer Belanda.
▲Pada masa Orde Lama kehidupan surat kabar di [[Indonesia]], termasuk WASPADA penuh dengan perjuangan, mengalami beberapa kali masa sulit, sehingga harus bekerja keras untuk bisa mandiri (terbit), termasuk sulitnya mendapatkan bahan baku kertas sehingga harus didatangkan dari luar negeri ([[Pulau Pinang]]) dengan boat dengan cara menerobos blokade [[Belanda]] ke Pelabuhan Tanjung Balai.
▲Pada masa Orde Baru hampir semua surat kabar dan majalah (penerbitan) mengalami ancaman breidel lewat pencabutan SUIPP, tiba-tiba ditelepon pejabat militer (ABRI). Tidak ada kebebasan pers sehingga fungsi kontrol media tidak bisa dijalankan dengan efektif. Namun WASPADA tetap berupaya menjalankan kontrol sosial dengan penuh hati-hati.
== Penghargaan ==
Pemerintah Indonesia menganugerahi penghargaan kepada Mohammad Said berupa Penghargaan Satya Penegak Pers Pancasila dari PWI pada tahun 1985. Pada 1988, Ani Idrus dianugerahi Satya Lencana Penegak Pers Pancasila.<ref name="kumparan.com_AniIdrus,TokohP">{{Cite web|author=|date=|title=Ani Idrus, Tokoh Pers Medan Jadi Google Doodle Hari Ini|url=https://kumparan.com/kumparantech/ani-idrus-tokoh-pers-medan-jadi-google-doodle-hari-ini-1sJt6tvMCKq/3|work=kumparan|archiveurl=|archivedate=|accessdate={{date|2021-11-09}}|quote=Pada 1988, ia dianugerahi Satya Penegak Pers Pancasila dari Menteri Penerangan Indonesia, kala itu dijabat H. Harmoko.|url-status=live}}</ref>
== Referensi ==
<references />
== Pranala luar ==
Baris 71 ⟶ 40:
* {{instagram|WaspadaOnline}}
* {{twitter|WaspadaOnline}}
[[Kategori:Surat kabar nasional Indonesia]]
|