Kabupaten Sumba Barat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
per BPA : ejaan : samudra meledakkan di atas | t=773 su=73 in=77 at=73 -- only 797 edits left of totally 871 possible edits | edr=000-0001(!!!) ovr=010-1111 aft=000-0001 |
||
Baris 45:
{{Batas_USBT
|utara = [[Laut Sawu]]
|selatan = [[
|barat = [[Kabupaten Sumba Barat Daya]]
|timur = [[Kabupaten Sumba Tengah]]
Baris 51:
=== Topografi ===
[[Topografi]] Kabupaten Sumba Barat berupa [[pesisir]], rangkaian pegunungan dan bukit-bukit kapur yang curam. Sebagian besar wilayah pesisirnya berada di bagian selatan berbatasan dengan [[
=== Iklim dan hidrologi ===
Kabupaten Sumba Barat memiliki iklim [[Iklim sabana tropis|tropis basah dan kering]] (''Aw'') di pesisir dan [[iklim muson tropis]] (''Am'') di pedalaman dengan dua musim, yaitu musim [[kemarau]] dan musim [[hujan]]. Musim [[hujan]] di Kabupaten Sumba Barat berdurasi ±6 bulan yakni pada bulan [[November]]–[[April]], sedangkan musim [[kemarau]] berlangsung sejak awal bulan [[Mei]] hingga pekan-pekan pertama di bulan [[November]].
Curah hujan tahunan cukup rendah hingga menengah yakni berkisar antara 800–1900 mm per tahun dengan hari hujan sekitar 70-150 hari hujan per tahun. Suhu udara berkisar 25 °C - 33 °C dengan [[suhu]] minimum 21,8 °C dan maksimum 33,9 °C di musim [[kemarau]]. Sungai-sungai yang melintasi wilayah ini yaitu Sungai Wanokaka (Sungai Labariri), Sungai Kadengar, Sungai Kalada, dan Sungai Watupanggata.
Baris 66:
{|class="wikitable sortable" style="text-align:center;"
!style="background: lavender;"|No
!style="background: lavender;" colspan=3|Bupati
!style="background: lavender;"|Mulai jabatan
Baris 75:
|-
|14
|
| bgcolor=|
|[[Yohanis Dade]]
Baris 143:
2). Dukki Kawukku. Serombongan rato akan pergi ke suatu tempat yg berupa liang yg disebut Dima Dana di liang Dinga. Disitulah sumber poddu berasal lalu dibawa ke kampung poddu. Rombongan rato berkuda ini akan tiba di kampung poddu pada sekitar pukul 17:00 dan malam itu diisi dengan acara tari-tarian, wara (semacam khotbah) dari rato rumata. Hampir semua masyarakat Loli berkumpul di kampung poddu masing-masing. mereka percaya bahwa nenek moyang mereka yg sudah meninggal dan telah menjadi Marapu akan datang juga di kampung poddu. Jadi even ini semacam reuni antara marapu dengan keturunannya.
3). Tiga hari kemudian diadakan malam perayaan yg disebut Masusara Male. Masyarakat pada tahap ini datang dengan membawa beras dan ayam yg tujuannya menjamu kerabat mereka yaitu nenek moyang yg sudah meninggal dan menjadi Marapu. Acara pada malam ini sama saja dengan acara ketika perayaan dukki kawukku.
Besoknya mulai pagi hari, di semua rumah di kampung poddu diadakan acara kasih makan marapu. Setiap marapu dijamu oleh keluarga terdekat mereka dengan ayam masing-masing. Itulah sebabnya masyarakat datang berbondong-bondong untuk menjamu marapu yaitu nenek moyang mereka. Manakala satu keluarga tdk datang, maka para marapu, yaitu nenek moyang mereka) akan kecewa karena tdk ada yg datang memberi makan. Mereka akan marah dan konsekuensinya adalah keluarga itu (yg tdk datang) akan ditumpa petaka seperti sakit, kecelakaan, kehilangan dll.
Ikatan bathin dicampur takut inilah maka kampung poddu di avara wulla poddu tidak pernah sepi.
Baris 181:
[[Kategori:Pendirian tahun 1958 di Indonesia]]
[[Kategori:Sumba]]
{{Indo-geo-stub}}
|