Batu Nisan Sandai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
Taylorbot (bicara | kontrib)
per BPA : ejaan : samudra meledakkan di atas | t=4'762 su=781 in=809 at=781 -- only 89 edits left of totally 871 possible edits | edr=000-0000 ovr=010-1111 aft=000-0000
Baris 6:
 
Sebelumnya, para ahli yang kebanyakan dari barat-[[Belanda]] masih berbeda pendapat tentang waktu penyebaran Islam di Nusantara. Beberapa ahli ada yang menyebutkan abad ke-10, abad ke-12 dan abad ke-13 sebagai [[periode]] paling mungkin dari permulaan penyebaran Islam di Nusantara.
Berdasarkan kenyataan sejarah, menurut Koordinator Yayasan Daun Lebar, Ir Gusti Kamboja, mengatakan saat Islamisasi di [[SamuderaSamudra]] Pasai, Aceh, raja pertamanya Malik Al-Shalih, wafat 696 Hijriah atau 1297 Masehi, Gujarat masih merupakan kerajaan [[Hindu]].<ref>https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-masuknya-islam-ke-indonesia/</ref>
 
“Jadi pada masa itu Islam belum mapan dan berkembang di Gujarat, jadi tidak mungkin dapat menyebarkan Islam ke Nusantara,” katanya.
Baris 17:
 
Ditambahkannya, pendapat ini diperkuat dengan pendapat sarjana asal Belanda, J.P. Moquette yang berkesimpulan berdasarkan temuan batu nisan di Pasai, Aceh yang bertarikh 17 Dzul-Hijjah 831 H / 27 September 1428 M. Begitu juga S.Q. Fatimi yang berdasarkan batu nisan [[Fatimah binti Maimun]] bertarikh 475 H / 1082 M yang ditemukan di Leran, Jawa Timur.
 
Disimpulkan Kamboja, berdasarkan tarikh Prasasti Sandai ini terbukti telah terjadi koneksi nusantara dengan [[Jazirah Arab|Arab]]-Persia pada awal abad ke-7. Pada masa itu dikenal dalam [[sejarah]] sebagai masa kejayaan Dunia Islam. Sejarah umat Islam mencatat, bahwa pada abad ke-7 di [[Spanyol]] masih dikuasai penguasa [[muslim]]. Pada periode ini, Dinasti Umayah (132 M – 749 M) dan Dinasti Abbasiyah (750 M – 798 M) telah melakukan ekspansi ke Persia dan Anak Benua India hingga melakukan pelayaran ke Timur Jauh.
 
"Ini merupakan rute terjauh yang pernah dilayari manusia sebelum kebangkitan pelayaran Eropa pada abad ke-16. Dalam sejarah kerajaan Tanjungpura yang bersumber dari Sejarah Dinasti Sung buku 489, menyebutkan bahwa hubungan kerajaan Tanjungpura dengan para pedagang Arab pada tahun 977 M semakin berkembang", lanjutnya. Dimana Raja Tanjungpura, Hiang-ta saat itu telah mengirim utusan ke istana [[Tiongkok]], yang dipercayakan kepada pedagang Arab bernama P’ulu-hsieh (Abu Abdallah) untuk memimpin delegasi kerajaan di Borneo-Barat.
 
"Batu nisan di Sandai ini merupakan salah satu bukti penting tentang asal muasal penyebaran Islam di Nusantara dan menguatkan dugaan bahwa pada mulanya Islam dibawa langsung dari Arab bukan dari Samudera Pasai", tegasnya.