Stasiun Palmerah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gilang Bayu Rakasiwi (bicara | kontrib)
Andra Radithya (bicara | kontrib)
Sejarah, Bangunan dan tata letak
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor
Baris 35:
 
== Sejarah ==
Pada masa [[Hindia Belanda]], [[Palmerah, adalahJakarta Barat|Palmerah]] merupakan salah satu kecamatan di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]] yang letaknya sangat strategis. NamaAsal mula nama [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] adalah berasal dari patok-patok berwarna merah yang terletak di pinggir jalan dipada wilayah tersebut, dan& masyarakat setempat pun kemudian menyebutnya ''[[Palmerah, Jakarta Barat|Paal Merah'']]. Patok-patok tersebut difungsikan sebagai penanda batas wilayah [[Batavia]] ke arah [[Kota Bogor|Bogor]]. Jalan ini dahulu sering dilewati oleh [[Daftar Penguasa Hindia Belanda|Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] yang berkuasa saat itu ketika ia hendak mengendarai [[kereta kuda]] dari [[Batavia]] menuju ke [[Istana Bogor]].<ref>{{cite book|last=H.M.|first=Zaenuddin|title=212 Asal Usul Djakarta Tempo Doeloe|year=2012|publisher=Ufuk Press}} sebagaimana dikutip dalam {{cite web|url=http://jakarta.bisnis.com/read/20150106/387/388422/tahukah-anda-nama-palmerah-di-jakarta-barat|title=Tahukah Anda Nama Palmerah di Jakarta Barat?|publisher=Bisnis.com|last=Maskur|first=Fatkhul|date=6 Januari 2015|accessdate=15 Oktober 2017}}</ref>
 
Lambat laun wilayah Palmerah menjadi semakin ramai. Agar mobilitas penumpang dari Batavia menuju [[Rangkasbitung]] hingga kawasan [[Banten]] semakin lancar, maka pada tahun 1890-an, perusahaan [[Staatsspoorwegen]] membangun sebuah jalur kereta api serta juga stasiun-stasiunnya (termasuk stasiun [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]]) yang menghubungkan daerah [[Stasiun Duri|Duri]] denganhingga daerah [[Stasiun Rangkasbitung|Rangkasbitung]], melewati daerah [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]]. Proyek ini pun selesai pada tahun 1899, dan langsung dijalanakandijalankan kereta api-kereta api reguler yang melayani rute tersebut.<ref>{{cite web|title=Haltestempels Nederlands Indië: SS-WL|url=http://studiegroep-zwp.nl/halten/Halte-13-Trajecten1.htm|title=Haltestempels Nederlands Indië: SS-WL|publisher=Studiegroep Zuid-West Pacific|accessdate=15 Oktober 2017}}</ref><ref>{{cite book|last=Oegema|first=J.J.G.|year=1982|title=De Stoomtractie op Java en Sumatra|lastplace=Oegema|first=J.J.G.Antwerpen|publisher=Kluwer Technische Boeken B.V.|year=1982|place=Antwerpen}}</ref>
 
Pada awal era 1960an, [[Stadion Utama Gelora Bung Karno|stadion utama Gelora Bung Karno]] dibangun dalam rangka untuk menjadi tuan rumah [[Pesta Olahraga Asia 1962|pesta olahraga Asia 1962]], serta paket pembangunan ini pun sepertinya juga meliputi 2 buah ''flyover,'' yaitu ''flyover'' Jl. Arteri Raya yang terletak di daerah [[Simprug (Transjakarta)|Rawa Simprug]], & juga ''flyover'' Jl. Tol Dalam Kota yang terletak di daerah [[Pejompongan]]. Untuk membantu memudahkan mengirim & bongkar muat bahan material pembangunan tersebut, dibuatlah sebuah [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] dari stasiun [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] menuju ke arah tempat pembangunan [[Stadion Utama Gelora Bung Karno|Gelora Bung Karno]]. Bahan material pembangunan seperti pasir, batu, kapur, & sejenisnya dibawa menggunakan angkutan kereta api, yang dimana material-material ini diambil dari sebuah [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] di dekat [[stasiun Rawa Buntu]] yang mengarah ke tepi [[Ci Sadane|sungai Cisadane]]. Hal yang sama pun juga pernah terjadi di [[stasiun Kebayoran]], dimana pada era 1950-60an stasiun ini sempat memiliki sebuah [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] yang mengarah ke gudang milik [[Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia|kementerian Pekerjaan Umum]] (PU) untuk bongkar muat material-material yang diangkut melalui moda jalur rel untuk keperluan pembangunan kota [[Kebayoran Baru, Jakarta Selatan|Kebayoran Baru]]. [[Gerbong|Gerbong-gerbong]] pengangkut bahan material pembangunan [[Stadion Utama Gelora Bung Karno|GBK]] pun diparkir di [[emplasemen]] stasiun [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] yang kala itu masih memiliki banyak [[Sepur simpang|sepur simpan]] untuk keperluan proyek, & di[[langsir]] menuju ke [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] lokasi pembangunan menggunakan [[Lokomotif B51|lokomotif uap B51]]. Serta, kala itu sempat dibuat pula sebuah [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] yang mengarah ke [[Pejompongan]] untuk keperluan pembangunan [[Perusahaan Daerah Air Minum|perusahaan daerah air minum]] (PDAM), yang dimana bahan materialnya ini juga dibawa menggunakan angkutan kereta api & dibongkar muat di lokasi pembangunan. [[Percabangan (kereta api)|Rel cabang]] yang mengarah ke proyek [[Stadion Utama Gelora Bung Karno|stadion utama Gelora Bung Karno]] ini hanya dipakai saat sedang masa pembangunan saja & tidak dipakai lagi saat masa pembangunannya telah berakhir, sampai akhirnya [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] ini dibongkar pada suatu waktu serta bekas ''railbed''nya sudah menjadi Jl. Gelora. Hal yang sama pun juga terjadi pada [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] yang mengarah ke proyek [[Perusahaan Daerah Air Minum|PDAM]], yang dimana [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] tersebut hanya dipakai saat sedang masa pembangunan saja & tidak dipakai lagi saat masa pembangunannya telah berakhir, sampai akhirnya [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] ini ditutup pada suatu waktu & bekas ''railbed''nya pun sudah menjadi pemukiman padat di sebelah Jl. [[Pejompongan]] Raya. Tetapi, [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] yang satu ini tidak sepenuhnya dibongkar & masih ada, hanya saja ditimbun oleh tanah maupun aspal. [[Percabangan (kereta api)|Rel cabang]] ini pun juga masih memiliki sisa potongan rel yang timbul & dapat dilihat hingga saat ini, yang lokasinya berada di sebuah gang pemukiman padat bekas ''railbed''nya. Sisa potongan rel ini sengaja tidak dibongkar, & dimanfaatkan sebagai jembatan kecil untuk penyeberangan selokan/got.<ref>Agus Nur Ichsan, warga Pejompongan.</ref>
Pada tahun 1992, jalur dan stasiun ini kemudian di[[elektrifikasi]] untuk mendukung perjalanan [[kereta api Serpong Ekspres|KRL Serpong Ekspres]], yang disebut-sebut sebagai cikal bakal dari KRL ''Green Line''.<ref name="InfoDitjenka"/> Pada tahun 2013-2014, [[Kementerian Perhubungan Indonesia]] melakukan renovasi besar-besaran terhadap stasiun ini, sehingga kompleks stasiun Palmerah menjadi semakin luas dengan dua lantai. Proyek ini memakan dana Rp36 miliar dan baru selesai diresmikan pada tanggal 6 Juli 2015.<ref>{{cite web|last=Rahayu|first=Juwita Trisna|url=http://www.antaranews.com/berita/505460/menhub-resmikan-stasiun-palmerah-dan-jalur-ganda|title=Menhub resmikan Stasiun Palmerah dan jalur ganda|publisher=Antaranews.com|date=6 Juli 2015|accessdate=15 Oktober 2017}}</ref> Penataan lebih lanjut dilakukan pada tahun 2020-2021 untuk mempererat integrasi antarmoda (utamanya Transjakarta) dan mempermudah akses pejalan kaki. Diresmikan pada 29 September 2021 bersamaan dengan proyek serupa di [[Stasiun Tebet|Tebet]], penataan ini dilakukan di bawah payung PT Moda Integrasi Transportasi Jakarta, perusahaan patungan (''joint venture'') [[MRT Jakarta]] dan PT KAI.<ref>{{Cite web|last=Indonesia|first=C. N. N.|title=Anies Ingin Tambah 5 Stasiun Terpadu Baru, Biaya Capai Rp40 M|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200617211232-20-514525/anies-ingin-tambah-5-stasiun-terpadu-baru-biaya-capai-rp40-m|website=nasional|language=id-ID|access-date=2021-09-20}}</ref><ref>{{Cite web|last=antaranews.com|date=2021-09-29|title=Penataan Stasiun Tebet dan Palmerah wujudkan integrasi antarmoda|url=https://www.antaranews.com/berita/2423741/penataan-stasiun-tebet-dan-palmerah-wujudkan-integrasi-antarmoda|website=Antara News|access-date=2021-09-29}}</ref>
[[Berkas:Sisa rel cabang Palmerah-PDAM..jpg|jmpl|Sisa rel cabang Palmerah-PDAM.]]
[[Berkas:Sisa rel cabang Palmerah-PDAM (2).jpg|jmpl|Sisa rel cabang Palmerah-PDAM.]]
[[Berkas:Sisa rel cabang Palmerah-PDAM (3).jpg|jmpl|Sisa rel cabang Palmerah-PDAM.]]
[[Berkas:Sisa rel cabang Palmerah-PDAM (4).jpg|jmpl|Sisa rel cabang Palmerah-PDAM.]]
Pada era 1970an, stasiun [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] memiliki [[emplasemen]] yang luas & jalur yang cukup banyak. Diperkirakan terdapat 5 buah [[Sepur simpang|sepur simpan]] di sebelah kiri [[emplasemen]], 2 buah [[sepur badug]]/jalur buntu di sebelah kanan [[emplasemen]] (dari arah [[stasiun Tanah Abang]]), serta 2 buah jalur untuk lalu lalang/persilangan. 5 buah [[Sepur simpang|sepur simpan]] yang berada di sisi kiri emplasemen ini digunakan untuk menyimpan/''stabling'' [[Gerbong|gerbong-gerbong]] barang, yang dimana [[Sepur simpang|sepur simpan]] ini juga pernah digunakan untuk keperluan pembangunan [[Stadion Utama Gelora Bung Karno|stadion utama Gelora Bung Karno]]. Sedangkan untuk 2 buah [[sepur badug]]/jalur buntu yang berada di sisi kanan [[emplasemen]] digunakan untuk bongkar muat pasir, batu, kapur, & terkadang arang kayu. Pada masa itu, [[lokomotif]] yang digunakan untuk kegiatan [[Langsir|langsiran]] di [[emplasemen]] stasiun [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] adalah [[Lokomotif B51|lokomotif uap B51]], [[lokomotif C300]], serta juga [[lokomotif BB300]]. Masih belum bisa dipastikan pada tahun berapa aktivitas & kegiatan [[Langsir|langsiran]] di stasiun [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] ini terhenti. Namun menurut kabar, [[Langsir|langsiran]] di stasiun [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] sudah terhenti saat [[lokomotif BB306]] pertama kali memasuki [[Lin Rangkasbitung (KRL Commuter Line)|jalur lintas Tanah Abang-Rangkasbitung]].<ref>Nova Prima, warga Palmerah.</ref>
 
Diperkirakan pada pertengahan era 1980an, [[Sepur simpang|sepur-sepur simpan]] stasiun [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] ini dibongkar karena sudah tidak diperlukan lagi, & hanya menyisakan 2 jalur saja untuk lalu lalang/persilangan. Bekas [[Sepur simpang|sepur-sepur simpan]] tersebut kemudian dibangun menjadi Jl. Tentara Pelajar di kedua sisi stasiun, baik yang mengarah ke [[Pejompongan]] maupun yang mengarah sebaliknya, yaitu ke arah [[Permata Hijau (Transjakarta)|Permata Hijau]]. <ref name=":0">A. Susanto, Warga Kebayoran.</ref>
 
Pada tahun 1992, jalur lintas [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]]-[[Stasiun Serpong|Serpong]] pun kemudian dielektrifikasi dengan tiang [[listrik aliran atas]] (LAA) model [[Prancis]], salah satunya adalah untuk mendukung perjalanan [[Kereta api Serpong Ekspres|KRL Serpong Ekspres]] yang disebut-sebut sebagai cikal bakal dari KRL ''Green Line.'' Serta, sepertinya pada awal era 1990an ini juga peron stasiun [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] direnovasi menjadi peron yang lebih tinggi.
 
Pada tahun 1992, jalur dan stasiun ini kemudian di[[elektrifikasi]] untuk mendukung perjalanan [[kereta api Serpong Ekspres|KRL Serpong Ekspres]], yang disebut-sebut sebagai cikal bakal dari KRL ''Green Line''.<ref name="InfoDitjenka"/> Pada tahun 2013-2014, [[Kementerian Perhubungan Indonesia]] melakukan renovasi secara besar-besaran terhadap stasiun ini menjadi dua tingkat, sehingga kompleks stasiun [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] menjadi semakin luas dengan& dua lantaimegah. Proyek ini memakan dana sekitar Rp36 miliar, dan& baru selesai diresmikan pada tanggal 6 Juli 2015.<ref>{{cite web|last=Rahayu|first=Juwita Trisna|url=http://www.antaranews.com/berita/505460/menhub-resmikan-stasiun-palmerah-dan-jalur-ganda|title=Menhub resmikan Stasiun Palmerah dan jalur ganda|publisher=Antaranews.com|date=6 Juli 2015|accessdate=15 Oktober 2017}}</ref> Penataan lebih lanjut juga dilakukan pada tahun 2020-2021, dengan tujuan untuk mempererat integrasi antarmoda (utamanya [[Transjakarta]]) danserta mempermudah akses bagi pejalan kaki. DiresmikanPenataan ini diresmikan pada 29 September 2021 bersamaan dengan proyek yang serupa di [[Stasiun Tebet|Tebet]], penataan ini dilakukan di bawah payung PT. Moda Integrasi Transportasi Jakarta (MITJ), perusahaan patungan (''joint venture'') [[MRT Jakarta]], dan& [[Kereta Api Indonesia|PT. Kereta Api Indonesia (KAI)]].<ref>{{Citecite web|last=IndonesiaRahayu|first=C.Juwita N. N.|title=Anies Ingin Tambah 5 Stasiun Terpadu Baru, Biaya Capai Rp40 MTrisna|url=httpshttp://www.cnnindonesiaantaranews.com/nasionalberita/20200617211232-20-514525505460/aniesmenhub-ingin-tambah-5resmikan-stasiun-terpadupalmerah-barudan-biayajalur-capai-rp40-mganda|websitetitle=nasionalMenhub resmikan Stasiun Palmerah dan jalur ganda|languagepublisher=id-IDAntaranews.com|access-date=2021-09-206 Juli 2015|accessdate=15 Oktober 2017}}</ref><ref>{{Cite web|last=antaranews.com|date=2021-09-29|title=Penataan Stasiun Tebet dan Palmerah wujudkan integrasi antarmoda|url=https://www.antaranews.com/berita/2423741/penataan-stasiun-tebet-dan-palmerah-wujudkan-integrasi-antarmoda|website=Antara News|access-date=2021-09-29}}</ref>
 
Pada November 2020, dinas perhubungan provinsi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]] menutup [[perlintasan sebidang]] di stasiun [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] secara permanen. Salah satu tujuannya agar menghilangkan pelanggaran lalu lintas yang kerap terjadi di perlintasan tersebut. Hal itu diungkapkan oleh kepala dinas perhubungan provinsi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]], Syafrin Liputo. Ia mengatakan penutupan [[perlintasan sebidang]] ini bagian dari penataan kawasan stasiun tahap 2 di stasiun [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]].<ref>{{Cite web|last=Kusuma|first=Hendra|title=Perlintasan Sebidang Palmerah Ditutup buat Minimalisir Kecelakaan|url=https://finance.detik.com/infrastruktur/d-5273614/perlintasan-sebidang-palmerah-ditutup-buat-minimalisir-kecelakaan|website=detikfinance|language=id-ID|access-date=2022-07-02}}</ref>
 
== Bangunan dan tata letak ==
Pada era 1970an, stasiun [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] diperkirakan memiliki 9 jalur serta 2 buah [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]]. Terdapat 5 buah [[Sepur simpang|sepur simpan]] di sebelah kiri [[emplasemen]], 2 buah [[sepur badug]]/jalur buntu di sebelah kanan [[emplasemen]] (dari arah [[stasiun Tanah Abang]]). 5 buah [[Sepur simpang|sepur simpan]] yang berada di sisi kiri emplasemen ini digunakan untuk menyimpan/''stabling'' [[Gerbong|gerbong-gerbong]] barang, yang dimana [[Sepur simpang|sepur simpan]] ini juga pernah digunakan untuk keperluan pembangunan [[Stadion Utama Gelora Bung Karno|stadion utama Gelora Bung Karno]]. Sedangkan untuk 2 buah [[sepur badug]]/jalur buntu yang berada di sisi kanan [[emplasemen]] digunakan untuk bongkar muat pasir, batu, kapur, & terkadang arang kayu. Juga terdapat 2 buah [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] yang menuju ke 2 arah yang berbeda, yaitu ke arah [[Stadion Utama Gelora Bung Karno|stadion utama Gelora Bung Karno]] untuk bongkar muat bahan material pembangunannya, & juga ke arah [[Pejompongan]] untuk bongkar muat bahan material pembangunan [[Perusahaan Daerah Air Minum|perusahaan daerah air minum]] (PDAM).<ref>Nova Prima, warga Palmerah.</ref>
Awalnya, stasiun ini memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus. Sejak beroperasinya jalur ganda di segmen Tanah Abang–Serpong per 4 Juli 2007, tata letak stasiun ini dirombak dengan mengubah jalur 2 eksisting sebagai sepur lurus baru arah Tanah Abang dan membongkar jalur 3 dan 4 sebagai sepur belok sehingga sejak saat itu jalurnya berkurang menjadi dua, namun memiliki wesel.<ref>{{Cite news|title=SBY Resmikan Stasiun Serpong, Lalu Lintas KA Tetap Normal|url=https://news.detik.com/berita/800807/sby-resmikan-stasiun-serpong-lalu-lintas-ka-tetap-normal|newspaper=detiknews|access-date=2017-10-18}}</ref> Bangunan lama stasiun ini, yang merupakan peninggalan [[Staatsspoorwegen]], tetap dipertahankan sampai sekarang dan dijadikan [[cagar budaya]] oleh Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur PT KAI.
 
Diperkirakan pada pertengahan era 1980an, [[Sepur simpang|sepur-sepur simpan]] stasiun [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] ini dibongkar karena sudah tidak diperlukan lagi, & hanya menyisakan 2 jalur saja untuk lalu lalang/persilangan. Bekas [[Sepur simpang|sepur-sepur simpan]] tersebut kemudian dibangun menjadi Jl. Tentara Pelajar di kedua sisi stasiun, baik yang mengarah ke [[Pejompongan]] maupun yang mengarah sebaliknya, yaitu ke arah [[Permata Hijau (Transjakarta)|Permata Hijau]]. <ref name=":0" />
 
Pada awal era 2000an, jalur 1 merupakan sepur lurus. Sejak pengoperasian jalur ganda di lintas [[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Tanah Abang]]-[[Serpong, Tangerang Selatan|Serpong]] per 4 Juli 2007, tata letak stasiun ini dirombak dengan menambahkan jalur 2 sebagai sepur lurus baru. Meskipun stasiun [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] sudah menjadi sangat megah & luas karena dilakukan renovasi pada tahun 2013-2014, namun bangunan lama stasiun ini yang merupakan peninggalan [[Staatsspoorwegen]] masih tetap dipertahankan, & ruangan [[Pengatur Perjalanan Kereta Api]] (PPKA) yang juga merupakan bagian dari bangunan lama stasiun ini pun masih dipakai hingga sekarang.<ref>{{Cite web|title=penumpan kereta api tanah abang rangkas bitung - DATATEMPO|url=https://www.datatempo.co/foto/detail/P1906200203115/penumpan-kereta-api-tanah-abang---rangkas-bitung|website=www.datatempo.co|language=en|access-date=2022-07-02}}</ref><ref>{{Cite news|title=SBY Resmikan Stasiun Serpong, Lalu Lintas KA Tetap Normal|url=https://news.detik.com/berita/800807/sby-resmikan-stasiun-serpong-lalu-lintas-ka-tetap-normal|newspaper=detiknews|access-date=2017-10-18}}</ref>
 
{{Tata letak peron KAI Commuter