Tiga Dara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Obets451 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Obets451 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 82:
Pada tahun-tahun berikutnya, Perfini merilis sejumlah film yang berorientasi komersial, seperti ''[[Delapan Pendjuru Angin]]'' (1957) dan ''[[Asrama Dara]]'' (1958).{{sfn|Said|1982|p=58}} Meskipun tidak yang mengalami kegagalan komersial,{{sfn|Ismail|1983|p=136}} tidak ada yang menandingi ''Asrama Dara'' yang melampaui kesuksesan keuangan ''Tiga Dara''. Ismail berupaya untuk membangun dirinya sebagai sutradara film berkualitas non-profit melalui film ''[[Pedjuang]]'' (1960),{{sfn|Said|1982|p=58}} yang ditayangkan dalam kompetisi di [[Festival Film Internasional Moskwa ke-2]] pada 1961.{{sfn|MIFF}} Namun, tahun-tahun tersebut membuat ia menjadi semakin melenceng dari tujuan-tujuan awalnya dan membuat upaya untuk memasuki perbankan, industri klub malam, dan parlemen pada waktu menjelang kematiannya pada 1971.{{sfn|Said|1982|p=58}}
 
Chitra Dewi dan Mieke Wijaya menjadi tenar setelah kesuksesan ''Tiga Dara''. Dewi melanjutkan akting untuk empat dekade berikutnya, muncul dalam film fitur terakhirnya, ''[[Pedang Ulung]]'', pada 1993, lima belas tahun sebelum kematiannya.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Filmografi Chitra Dewi}} Peran film paling terkini Wijaya muncul dalam ''[[Ayat-Ayat Cinta]]'' (2008).{{sfn|Filmindonesia.or.id, Filmografi Mieke Wijaya}} Selain itu, Indriati Iskak, yang dipuji karena memiliki gaya akting paling naturalistik ketimbang aktor-aktor sejawatnya, menjadi semakin tenar.{{sfn|Biran|2009|p=152}} Ia membuat [[grup vokal wanita]], Baby Dolls, bersama dengan [[Rima Melati]], [[Gaby Mambo]], dan [[Baby Huwae]], dan berakting dalam delapan film berikutnya sebelum pensiun dari perfilman pada 1963.<ref>{{harvnb|Biran|1979|p=228}}; {{harvnb|Anwar|1991|p=3}}.</ref>
 
== Warisan ==