Mas Asmaoen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 24:
==Biografi==
 
Mas Asmaun adalah putra dari pasangan Raden Mas Soemodiprodjo, kelahiran [[Surakarta]] dan Nyi Mas Diprodjo Arliah. Ia mempunyai saudara perempuan bernama Raden Ayu Siti Sarina. Mas Asmaun sempat mengenyam pendidikan di [[STOVIA]] (sekolah dokter untuk bumiputra) sebelum akhirnya diizinkan menempuh pendidikan di Belanda untuk mendapatkan gelar dokter penuh.
 
Mas Asmaun sempat mengenyam pendidikan di [[STOVIA]] (sekolah dokter untuk bumiputra) sebelum akhirnya diizinkan menempuh kuliah di Belanda. Menurut [[de Vries]] dalam buku "Jaarboek van Batavia en Omstreken", ada seorang dokter pribumi pertama di Indonesia. Ia adalah Mas Asmaun, lulusan dokter dari STOVIA. Ia lulus dari STOVIA setelah mengemban pendidikan selama 3 tahun. Ia pun bergelar Dokter Jawa-gelar ini diberikan untuk orang-orang pribumi setelah lulus dari STOVIA.<ref>Vries, JJ De. "Jarboek van Batavia en Omstreken 1927." Weltevreden: G. koleff & Co., Batavia., 1927. [https://www.abebooks.com/servlet/BookDetailsPL?bi=30960808868&cm_sp=snippet-_-srp1-_-tile2&searchurl=ds%3D10%26sortby%3D17%26tn%3Djaarboek%2Bvan%2Bbatavia%2Bomstreken%2B1927].</ref><ref> Hakim, Abdul. 1989. Jakarta Tempo Doeloe. Pustaka Antarkota: Jakarta. Terjemahan dari Jaarboek van Batavia en Omstreken oleh J.J. de Vries.
[https://kumparan.com/potongan-nostalgia/siapa-dokter-pribumi-pertama-di-indonesia-zaman-kolonial-belanda-1tljVd2iH8K].</ref>
 
Pada 1904, Menteri Urusan Daerah Jajahan [[Dirk Fock]] mengeluarkan izin studi kedokteran di Belanda bagi lulusan STOVIA. [[Abdul Rivai]] menjadi yang pertama mendapatkannya. Kesempatan untuk melanjutkan studi di Belanda tidaklah mudah. Hanya para siswa yang betul-betul pintar yang mampu mendapat akses terbatas tersebut. Mas Asmaun juga menggunakan kesempatan itu untuk mendaftar. Bersama [[Mas Boenjamin]], Mas Asmaun mencatatkan namanya di fakultas kedokteran [[Universitas Amsterdam]] pada [[1908]]. Keduanya merupakan mahasiswa yang cemerlang sejak di STOVIA.<ref>HESSELINK, LIESBETH. “The STOVIA, Dokter Djawa 1875-1915.” In Healers on the Colonial Market: Native Doctors and Midwives in the Dutch East Indies, 163–224. Brill, 2011. [http://www.jstor.org/stable/10.1163/j.ctt1w8h2db.10].</ref>