Sriwijaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
data palsu
Baris 160:
Ekspansi kerajaan ini ke Semenanjung Malaya, menjadikan Sriwijaya mengendalikan simpul jalur perdagangan utama di Asia Tenggara. Berdasarkan observasi, ditemukan reruntuhan candi-candi Sriwijaya di [[Thailand]] dan [[Kamboja]]. Pada abad ke-7, pelabuhan [[Champa]] di sebelah timur Indochina mulai mengalihkan banyak pedagang dari Sriwijaya. Untuk mencegah hal tersebut, Maharaja [[Wisnu (raja)|Dharmasetu]] melancarkan beberapa serangan ke kota-kota pantai di Indochina. Kota Indrapura di tepi [[sungai Mekong]], di awal abad ke-8 berada di bawah kendali Sriwijaya. Sriwijaya meneruskan dominasinya atas Kamboja, sampai raja [[Khmer]] [[Jayawarman II]], pendiri kemaharajaan Khmer, memutuskan hubungan dengan Sriwijaya pada abad yang sama.<ref name="end" />. Menurut catatan, pada masa ini pula [[wangsa Sailendra]] bermigrasi ke [[Jawa Tengah]] dan berkuasa di sana. Pada abad ini pula, Langkasuka di semenanjung Melayu menjadi bagian kerajaan.<ref name="end" /> Pada masa berikutnya, Pan Pan dan Trambralinga, yang terletak di sebelah utara Langkasuka, juga berada di bawah pengaruh Sriwijaya.
 
Setelah Dharmasetu, [[Samaratungga]] menjadi penerus kerajaan. Ia berkuasa pada periode 792 sampai 835. Tidak seperti Dharmasetu yang ekspansionis, Samaratungga tidak melakukan ekspansi militer, tetapi lebih memilih untuk memperkuat penguasaan Sriwijaya di Jawa. Selama masa kepemimpinannya, ia membangun [[Borobudur|candi Borobudur]] di Jawa Tengah yang selesai pada tahun 825.<ref name="end" />
 
=== Masa keemasan ===