Dyah Wawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rizkydns (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Rizkydns (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 5:
Dyah Wawa naik takhta menggantikan [[Sri Maharaja Pu Wagiswara]]. Nama Rakai Sumba tercatat dalam [[Prasasti Sukabumi]] tanggal [[7 Maret]] [[927]], menjabat menjabat sebagai Sang Pamgat Momahumah, yaitu semacam pegawai pengadilan. Selain bergelar Rakai Sumba, Dyah Wawa juga bergelar '''Rakai Pangkaja'''.
 
Dalam [[Prasasti Wulakan]] tanggal [[14 Februari]] [[928]], Dyah Wawa mengaku sebagai ''anak Kryan Landheyan sang Lumah ri Alas'' (putra Kryan Landheyan yang dimakamkan di hutan). Nama ayahnya ini mirip dengan [[Rakryan Landhayan]], yaitu ipar [[Rakai Kayuwangi]] yang melakukan penculikan dalam [[peristiwa Wuatan Tija]].
 
Saudara perempuan Rakryan Landhayan yang menjadi istri Rakai Kayuwangi bernama Rakryan Manak, yang melahirkan Dyah Bhumijaya. Ibu dan anak itu suatu hari diculik Rakryan Landhayan, namun keduanya berhasil meloloskan diri di desa Tangar. Anehnya, Rakryan Manak memilih bunuh diri di desa Taas, sedangkan Dyah Bhumijaya ditemukan para pemuka desa Wuatan Tija dan diantarkan pulang ke hadapan Rakai Kayuwangi.