Pertempuran Jamal: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Menghilangkan referensi VisualEditor |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor |
||
Baris 39:
Dengan dalih pergi untuk berhaji, Thalhah dan Zubair meninggalkan [[Madinah]] menuju [[Makkah]], di mana mereka menemukan sekutu yang kuat, yakni [[Aisyah]], yang permusuhannya terhadap Ali terdokumentasi dengan baik.<ref name=":0">{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=107, 157}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|pp=106, 135, 136}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|pp=25, 104}}. {{Harvtxt|Jafri|1979|p=27}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=294}}. {{Harvtxt|Poonawala|1982}}</ref> Aisyah adalah [[Istri-istri Muhammad|istri]] favorit Muhammad dan bergelar ibu dari orang-orang yang beriman.<ref name=":6">{{Cite web|title=Hadith - Chapters on Virtues - Jami` at-Tirmidhi - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/tirmidhi/49/286|website=sunnah.com|archive-url=https://perma-archives.org/warc/20211213131243/https://sunnah.com/tirmidhi/49/286|archive-date=2021-12-13|dead-url=no|access-date=2021-12-06}}</ref><ref name=":7">{{Cite book|last=Ibnu Katsir|url=https://archive.org/details/Tafsir_Ibnu_Katsir_Lengkap_114Juz/Tafsir%20Ibnu%20Katsir%202.4/page/n65/mode/2up|title=Tafsir Ibnu Katsir - QS 4:128|pages=421 - 422|archive-url=https://perma.cc/VJQ8-RXEJ|archive-date=21 Agustus 2021|url-status=live}}</ref> Setelah mengetahui kalau Ali menjadi Khalifah, Aisyah, yang sebelumnya menghasut pemberontakan terhadap Utsman, sekarang secara publik menuduh Ali mengayomi para pembunuh Utsman dan membangkitkan amarah orang-orang Makkah untuk membalaskan kematian Utsman, saudara sekota mereka.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=107, 147, 155, 156}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|pp=146, 147}}. {{Harvtxt|Poonawala|1982}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021}}</ref> Aisyah, Thalhah dan Zubair menuntut agar Ali digulingkan dan membentuk sebuah dewan untuk menunjuk penggantinya, yang kemungkinan adalah Thalhah atau Zubair.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=157, 158}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|pp=289, 291}}</ref> Ketiganya bergabung dengan rekan-rekan Utsman, termasuk [[Marwan bin al-Hakam|Marwan]], dan mantan pejabat lainnya yang tidak puas akan pemerintahan Ali.<ref>{{Harvtxt|Abbas|2021|p=135}}. {{Harvtxt|Madelung|1997|p=147}}. {{Harvtxt|Poonawala|1982}}</ref> Makkah pun dengan cepat menjadi sarang pemberontakan melawan khalifah.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=155}}</ref>
== Persiapan ==
Di bawah kepemimpinan Aisyah, Thalhah dan Zubair, 600-900 pemberontak Makkah berangkat menuju kota garnisun [[Basra]] di [[Irak]], sekitar 1300 km dari [[Hijaz]], di mana mereka tidak dapat mengumpulkan banyak dukungan.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=157, 158}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=290}}. {{Harvtxt|Poonawala|1982}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021}}</ref> Upaya perang didanai oleh orang-orang kaya Makkah, seperti Umayyah Yala bin Munya, mantan gubernur Utsman yang tidak puas.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=155, 157}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=290}}. {{Harvtxt|Poonawala|1982}}</ref> Menurut [[Ibnu Jarir ath-Thabari|ath-Thabari]], di sebuah tempat bernama Hawab dalam perjalanan ke Basra, Aisyah menjadi bimbang setelah melihat anjing di sana tak henti-hentinya menggonggong, ini mengingatkannya pada peringatan Muhammad kepada istri-istrinya bertahun-tahun yang lalu, "Akan datang hari di mana anjing-anjing Hawab akan menggonggong salah seorang di antara kalian, dan pada hari itu dia sedang berada dalam kesesatan yang nyata.”<ref>{{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=138}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|pp=101, 105}}</ref> Namun demikian, dia dibujuk oleh Thalhah dan Zubair untuk tetap pada rencana.<ref>{{Harvtxt|Abbas|2021|p=138}}</ref> Telah tercatat bahwa terdapat perselisihan internal di dalam kubu Aisyah salah satunya seperti ketika Thalhah dan Zubair berjuang untuk dominasi, misalnya, dalam memimpin shalat.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=158, 162}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=138}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref>
Setibanya di Basra, para pemberontak menemukan bahwa orang-orang Basra, meskipun terpecah belah, secara general mereka loyal kepada Ali, yang sebelumnya telah memecat gubernur korupnya Utsman.<ref>{{Harvtxt|Hazleton|2009|p=106}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=294}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=137}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref> Setelah pertarungan sengit yang menimbulkan banyak korban jiwa, kedua belah pihak menyetujui gencatan senjata hingga Ali datang, dan pasukan pemberontak pun berkemah di luar Basra.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=162}}</ref> Menunggu Ali jelas tidak menguntungkan bagi para pemberontak yang kemudian menyerbu kota itu pada malam hari, menewaskan puluhan orang dan akhirnya menguasai Basra. Gubernur Basra pun disiksa dan kemudian dipenjara.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=162, 163}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|p=107}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=294}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=137}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref>
Setelah berita tersebut sampai kepada Ali, ia pun bersegera meninggalkan Madinah menuju Basra bersama pasukan kecil. Ali juga mengirim anaknya, yakni [[Hasan bin Ali|Hasan]], untuk mengumpulkan dukungan dari orang-orang [[Kufah]], yang bertemu dengannya di luar Basra. Kedua pasukan, masing-masing dengan sekitar puluhan ribu pasukan, berkemah di depan satu sama lain.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=166}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|p=107}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=295}}. {{Harvtxt|Poonawala|1982}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021}}</ref> Sebuah tenda ditegakkan di tengahnya untuk Ali, Thalhah dan Zubair bernegosiasi selama tiga hari. Meskipun detailnya tidak pasti, namun sejumlah sumber melaporkan bahwa Ali mengingatkan Zubair tentang insiden ketika mereka masih kecil di mana Muhammad memprediksi bahwa Zubair pada suatu saat akan secara tidak adil memerangi Ali.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=169}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=139}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=295}}</ref>
Menurut Madelung, di saat negosiasi tersebut, kubu Aisyah meminta Ali turun dari jabatannya dan agar dibentuknya sebuah dewan syura untuk memilih penerusnya, kemungkinannya antara Thalhah atau Zubair.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=169|pp=158, 169}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|pp=289, 291}}</ref> Sebagai respons atas tuduhan mengenai Utsman, Ali mengingatkan Thalhah dan Zubair akan usahanya dulu dalam menyelematkan Utsman dan bagaimana Thalhah dan Aisyah yang pada awalnya justru menghasut kekerasan terhadap Utsman.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=169}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=139}}</ref> Upaya Ali yang meminta supaya orang-orang agar menahan diri dan peran utama Thalhah dan Aisyah dalam menentang Utsman tercatat dengan baik.<ref name=":22" />
Negosiasi yang dilakukan gagal setelah tiga hari dan kedua belah pihak bersiap untuk berperang.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=169}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=295}}. {{Harvtxt|Poonawala|1982}}. {{Harvtxt|Gleave|2021}}</ref> Menurut Madelung, cerita populer tentang suksesnya negosiasi tersebut adalah murni hanyalah fiksi. Cerita ini mengklaim bahwa pembunuh Utsman mensabostasi negosiasi tersebut dan memprovokasi timbulnya perang.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=169}}</ref>
== Lihat pula ==
|