Benculuk, Cluring, Banyuwangi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: kemungkinan spam pranala Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 58:
 
=== Sejarah Benculuk ===
Menurut data, kata Benculuk dalam Babad Dalem, Babad Arya Kenceng, dan Babad Dalem Benculuk Tegeh Kori berasal dari kata Buahan. Buahan yang dimaksud adalah Buahan Jolok atau Buah Pinang yang cara mengambilnya di-jolok menggunakan galah bambu.
 
Buah Pinang atau Jambe adalah salah satu suguhan wajib di era klasik yang harus ada dalam setiap pertemuan. Mungkin bisa disamakan dengan rokok atau permen di era sekarang.
 
Jadi, istilah Benculuk di Bali sudah dikenal sejak abad 15 awal. Kemungkinan dahulu Benculuk merupakan daerah yang banyak pohon Pinangnya dan menjadi asal buah pinang yang disuguhkan di Keraton Blambangan era Prabu Danureja (1697-1736). Artinya Benculuk sudah ada sejak itu.
 
Bagaimana dengan istilah Benculuk di Balambangan? Dalam buku Perebutan Hegemoni Blambangan, Dr. Sri Margana mengutip catatan ANRI Arsip Daerah Residensi Banyuwangi no.7, disana terdapat nama Kemantren Benculuk. Kemantren/ke-mantri-an adalah daerah dibawah kabupaten yang dipimpin seorang Mantri Wedana atau Patih.
 
Mengapa data ini perlu disebut, karena catatan kompeni tersebut dibuat pada masa kekuasaan Residen Lodewijk Uittermoole dan Gezaghebber Surabaya, R. Fl. Van der Niepoort (1772-1784) atau sezaman dengan kekuasaan Tumenggung Wiraguna I (Mas Alit) yang dulu pernah tinggal dan berkantor di Benculuk sebelum pindah ke [Kota Banyuwangi].
 
Kemantren Benculuk saat itu membawahi daerah-daerah sebagai berikut: Benculuk, Batu, Bakedanan (Keradenan), Pawulatan, Tapan, Payoman, Caluring (Cluring), Rinsimber (Simbar), Gladag, Relanggrit (Selagiri), Alida (Lidah), dan Kolu.
 
== Penduduk ==