Kerajaan Siau: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 90:
Literatur asing yang membicarakan Kerajaan Siau diantaranya karya D. Brilman “Onze Zendingsvelden De Zending op de Sangi – en Talaud- eilanden”, diterjemahkan oleh GMIST menjadi “Wilayah- wilayah Zending Kita, Zending di Kepulaun Sangi dan Talaud”. Antonio Pigaffeta, “Primer Viaje en Torno del Mondo”, “The Suma Oriental of Tom Pires and the Book of Fransidco Rodriques” Armendo Cortesao.<ref name="silsilah">{{Cite web |url=http://barta1.com/2019/05/28/silsilah-lokongbanua-raja-pertama-kerajaan-siau-1510-1545/ |title=Salinan arsip |access-date=2019-11-07 |archive-date=2019-11-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20191107015418/http://barta1.com/2019/05/28/silsilah-lokongbanua-raja-pertama-kerajaan-siau-1510-1545/ |dead-url=yes }}</ref>
=== Keruntuhan ===
Ketika pergerakan nasional, Raja Siau berusaha netral karena kerajaannya diawasi dengan ketat oleh Belanda.
Semangat rakyat Siau untuk melawan penjajah baru terbangun setelah kedatangan tokoh pergerakan nasional bernama JB Dauhan, yang dekat dengan Soekarno.
Namun, JB Dauhan akhirnya meninggal di tangan Belanda setelah ketahuan menyelenggarakan pertemuan dan membangkitkan semangat kemerdekaan pada rakyat Siau.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 1945, Kerajaan Siau mulai dihuni oleh para kaum pro-republik.
Seiring berjalannya waktu, Kerajaan Siau sudah tidak berfungsi sebagaimana harusnya dan riwayatnya berakhir pada 1956 dengan raja terakhirnya, Ch David.
== Referensi ==
|