Playboy Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Penulisan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Membalikkan revisi 21357027 oleh Intan permata01 (bicara)
Tag: Pembatalan
Baris 1:
{{Infobox Magazine
|title = Playboy Indonesia
|image_file = Playboy id 1.jpg
|image_size =
|image_caption = ''Playboy Indonesia'' edisi perdana dengan model sampul [[Andhara Early]].
|editor = [[Erwin Arnada]]
|editor_title = Mantan Pemimpin Redaksi
|staff_writer =
|frequency = Bulanan
|circulation =
|category = Majalah pria dewasa
|company =
|publisher = PT Velvet Silver Media
|firstdate = April 2006
|country = {{INA}}
|founder = Erwin Arnada
|language = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
|based = [[Jakarta]]<br>[[Bali]] (sejak edisi ke-2)
|website =
|issn =
|finaldate = Maret 2007
|finalnumber = 11
}}
'''Playboy Indonesia''' adalah edisi majalah ''[[Playboy (majalah)|Playboy]]'' dalam [[bahasa Indonesia]]. Edisi perdananya terbit pada bulan [[7 April]] [[2006]] dan ditutup pada Maret 2007. {{sfn|The Jakarta Post 2013, Erwin Arnada}}
 
Baris 5 ⟶ 28:
Pada edisi perdananya, Playboy Indonesia memuat wawancara panjang dengan sastrawan [[Pramoedya Ananta Toer]] dalam rubrik ''Playboy Interview''.<ref>{{Cite web |url=http://lecturer.ukdw.ac.id/mahatmanta/wordpress/?p=85%2F |title=Playboy Interview |access-date=2021-05-19 |archive-date=2008-02-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20080215102346/http://lecturer.ukdw.ac.id/mahatmanta/wordpress/?p=85%2F |dead-url=yes }}</ref> Artikel ini merupakan wawancara terakhir yang dilakukan media massa dengan Pram yang meninggal dunia pada 30 April 2006, sekitar tiga pekan setelah wawancaranya diterbitkan oleh Playboy.
 
Pembelian izin (lisensi) penerbitan Playboy Indonesia dikabarkan mencapai 3 miliar rupiah. Model sampul Playboy edisi perdana adalah [[Andhara Early]] dan ''Playmate'' pertama Intan[[Kartika permataOktaviani sariGunawan]]. Menurut pemimpin redaksi Playboy Indonesia, majalah Playboy Indonesia berbeda dari pendahulunya di mana isinya 70 persen adalah isi lokal.
 
Banyak ormas Islam dan perkumpulan masyarakat yang tidak setuju seperti KAPMI (Kesatuan Aksi Pemudi Muslim Indonesia),<ref>Majalah Tempo Edisi Maret 2006</ref> MAPPI (Masyarakat Anti Pembajakan dan Pornografi Indonesia)<ref>Rakyat Merdeka, 8 April 2006, hal. 1.</ref> yang menentang penerbitan majalah Playboy dan mendukung RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi disahkan. Koordinator Penyelidikan Ormas Islam [[FPI]], Habib Alwi Usman, berkeras bahwa Majalah Playboy harus ditarik dari peredaran karena dalam bahasa betawi ''Playboy'' adalah bandot yang arti katanya berarti "lelaki yang merusak wanita dan anak-anak.<ref name="ReferenceA">Jakarta Post, 8 April, halaman utama, "''Feverish reception greets 'Playboy'"''</ref> Beberapa minggu setelah penerbitannya, terkait dengan demonstrasi yang mengarah kepada perusakan, polisi memanggil Erwin Arnada. Setelah melalui pemeriksaan selama 6 jam, Erwin menyatakan penerbitan Playboy edisi kedua ditangguhkan. Pihak kepolisian sendiri berkata bahwa pernyataan ini berhubungan dengan masalah keamanan staf dan personel yang bekerja untuk majalah Playboy, menimbang ancaman dan perusakan yang terjadi. Polisi juga masih menyelidiki tuduhan yang dilayangkan oleh pihak yang anti, apakah majalah Playboy benar benar melanggar undang undang kesusilaan, pasal 282 KUHP, yang berlaku.