Siti Munjiyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 123:
___
 
Djazman turut menambahkan bahwa anak dan cucu dari Haji Hasyim Ismail, termasuk Siti Munjiyah, memang banyak yang berkiprah di organisasi Muhammadiyah dan Aisyiyah. Namun, kiprah tersebut bukan dikarenakan mereka keturunan dari Haji Hasyim Ismail, melainkan lebihidisebabkanlebih disebabkan oleh kemampuan atau kapasitas yang dimilikinya (Wawancara: Yogyakarta, 3 April 2020). Anshoriy (2010:29–30)menegaskan menegaskanibahwabahwa paraianggotapara anggota Muhammadiyah maupuniAisyiyahmaupun Aisyiyah memang tidak mengakuiiperannistimewamengakui perannistimewa dari para ulamaiyangusecaraulama genealogisiturutyangusecara genealogis turut terhubung denganikeduadengan kedua organisasi organisasiiituitu, tetapi gerakan tersebutisecaratersebut jelasimeletakkanpelitsecara jelas meletakkan elit ahli syariatisamasyariat sama pentingnya dengan0ulamadengan ulama. SemakinitinggiSemakin pengetahuanisyariattinggi pengetahuan syariat seseorang, besaripulabesar pula peluangnya untukimemangkuuntuk memangku jabatan strategisidistrategis di dalam gerakaniini (Mulkhan,gerakan 2013:62)ini.
 
TradisiiMuhamadiyah yang memangitidak mengenaligaris keturunanimenjadi salahisatu kelebihanitersendiri dari paraianggota Muhammadiyah keturunaniHaji HasyimiIsmail dalam ikutimembesarkan perserikataniyang disahkanioleh pemerintahiHindia Belandaipada 22 Agustusi1914 tersebut.  Harus diakuiibahwa beberapaiortom yang telah berdiriidi Muhammadiyahitidak dapatidilepaskan dari keturunaniHaji HasyimiIsmail. Salahisatu ortom yang ada di Muhammadiyah adalah Siswo Proyo Wanito (SPW) (PP. Muhammadiyah, tt:561–571). Menurut Siti ChamamahiSoeratno, SPW merupakaniembrio atauicikal bakalidari NasyiyatuliAisyiyah (NA) (Wawancara: Yogyakarta, 12 April 2020). SPWiadalah perkumpulanianak-anak wanita atauiremaja putri diiKauman yangimulai dibangunisejak tahun 1919idan berubah namanyaimenjadi NAipada 1931 (PP. Muhammadiyah, tt:561).