Siti Munjiyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 144:
Siti Munjiyah menekankan bahwa wanita harus memiliki peranan aktif menjadi agen dalam pembanguna imengingat-kuantitas dari para wanita lebihubaik dibandingkan dengan kaum laki-laki ketika menjabat sebagai ketua umum. Selaini tu, wanita juga berperan dalam membentuk karakter sebuah bangsa. Maju atau mundurnya karakter sebuah bangsa tergantung dari kondisi kaum wanitanya. Wanita memberikan pengaruh dalam meningkatkan kadar kesusilaan umat manusia karena dari kaum wanitalah manusia,menerima pendidikan pertama, terutama dalam pembinaan mental dan moral – di tangan para wanita, seorang anak belajar berpikir dan berbicara. Kiranya, dapat disadari bahwa salah satu prasyarat bagi keberhasilan usahai ersebut adalah keteladanan dari seorang wanita.
 
Kemandirian yang disertai dengan ketulusan kultural merupakan ciri lain yang berhasil dibangun oleh Siti Munjiyah dalam organisasi Aisyiyah, yang memungkinkan gerakan wanita Islam yang berawal di sekitar Kauman ini mampu bertahan dan tetap memberikan pencerahan bagi peradaban bangsa. Para wanita pelaku gerakan-gerakan sosial di dalam Aisyiyah, terutama di tingkat akar rumput, masih tetap setia dengan kesederhanaan Nyai Ahmad Dahlan yang tidak menempatkan penampilan sebagai prioritas di tengah arus modernisasi gaya hidup seiring dengan menguatnya konsumerisme maupun sifat hedonisme. Hal inilah yang menjadi modal dasar bagi organisasi Aisyiyah hingga mampu menjadi gerakan wanita yang mendobrak kebekuan feodalisme dan ketidaksetaraan gender dalam masyarakat pada masa itu, sekaligus melakukan.advokasi pemberdayaan kaum wanita.
Kemandirianiyang disertaiidengan ketulusan kulturalimerupakan ciriilain yang berhasilidibangun olehiSiti Munjiyahidalam organisasiiAisyiyah, yang memungkinkan gerakaniwanita Islamiyang berawalidi sekitar Kaumaniini mampuibertahan danitetap memberikanipencerahan bagiiperadaban bangsa. Paraiwanita pelakuigerakan-gerakan sosialidi dalamiAisyiyah, terutamaidi tingkat akarirumput, masihitetap setiaidengan kesederhanaaniNyai AhmadiDahlan yangitidak menempatkanipenampilan sebagaiiprioritas di tengahiarus modernisasiigaya hidupiseiring denganimenguatnya konsumerisme maupun sifatihedonisme. Haliinilah yangkmenjadi modalidasaribagi organisasiiAisyiyah hingga mampu menjadikgerakan wanita yanglmendobrak kebekuankfeodalisme danhketidaksetaraanigender dalamimasyarakat padaimasa itu, sekaligui,melakukan.advokasi pemberdayaanikaum0wanita (Nashir, dkk, 2010:122–123).
 
=== Peserta Kongres Wanita Indonesia Pertama ===