Kerajaan Palembang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Mlayu (bicara | kontrib)
→‎Asal-usul: Menambah referensi.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 199:
Sebagai salah satu kerajaan dibawah [[Majapahit|Kemaharajaan Majapahit]], Kerajaan Palembang memiliki kaitan erat dengan kerajaan-kerajaan Jawa yang lainnya seperti [[Kerajaan Demak]], [[Kerajaan Pajang]], dan [[Kerajaan Mataram]].<ref name="Kraton Palembang"></ref>
 
Maharaja Majapahit, Prabu Brawijaya yang terakhir memiliki putra bernama [[Arya Damar]] (atau setelah memeluk [[Islam]] disebutdikenali sebagai Aria Dilah atau Ario Abdillah)<ref>{{cite web|url=https://pecihitam.org/ario-abdillah-arya-damar-penyebar-islam-dari-palembang/|title=Ario Abdillah (Arya Damar): Penyebar Islam dari Palembang|language=id|year=2019}}</ref> yang dikirim ke [[Palembang]] untuk menjadi penguasa. Di Palembang ia menikah dengan saudara [[Demang Lebar Daun]] yang bernama [[Sandang Biduk|Putri Sandang Biduk]], dan diangkat menjadi raja Kerajaan Palembang pada [[1445]].<ref name="Kraton Palembang"></ref>
 
 
===Kaitan dengan Kerajaan Demak===
Pada saat [[Raden Patah]] menjadi raja Demak I (1478-1518), ia berhasil memperbesar kekuasaannya dan menjadikan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. Akan tetapi, kerajaan Demak tidak dapat bertahan lama karena terjadinya kemelut perang saudara dimana setelah Pangeran Trenggono Sultan Demak III (anak Raden Patah) wafat, terjadilah kekacauan dan perebutan kekuasaan antara saudaranya dan anaknya.<ref name="Kraton Palembang"></ref> Saudaranya, mengakibatkan sejumlah bangsawan Demak melarikan diri kembali ke Palembang.<ref name="Kraton Palembang"></ref> Rombongan bangsawan dari Demak inilah yang kemudian menjadi para pembesar Kerajaan Palembang.<ref name="Kraton Palembang"></ref>