Dalam catatan sejarah, sebelum dikenal Desa JenetesaJenetaesa, wilayah ini hanyalah sebuah perkampungan yang dipimpin oleh seorang yang bergelar Pangulua. Di wilayah ini, tepatnya Balla Lompoa, Maros ikrar perdamaian antara pimpinan Kerajaan Bone dan Kerajaan Gowa yang sebelumnya saling berperang dihasilkan. Pangulua menjadi penengah. Pangulua melakukan pendekatan terhadap kedua pucuk pimpinan kerajaan. Lobi tersebut menghasilkan perjanjian damai. Perdamaian [[Kerajaan Gowa]] dan [[Kerajaan Bone]] tersebut ditandai dengan ditanamnya dua simbol, yakni [[batu]] dan [[besi]] sebagai wujud berakhirnya peperangan. Saat itu, pihak Kerajaan Bone mengambil batu dari wilayah Bone dan pihak Kerajaan Gowa mengambil besi dari wilayah Gowa. Benda itu lalu ditanam di Balla Lompoa, Maros. Batu dan besi yang bersatu tersebut berada tepat di tengah Balla Lompoa. Setelah perjanjian itu, peperangan antara Gowa dan Bone juga berakhir. Untuk mengingat, perjanjian yang ditandai batu dan besi tersebut, lokasi berdirinya Balla Lompoa, dinamakan perkampungan Batubassi, cikal bakal wilayah Desa Jenetaesa saat ini. Dan begitu pula Maros diberi julukan '''Butta Salewangang''' sebagai negeri pendamai.