Hatta Taliwang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
Perjalanannya sebagai aktivis menemukan puncaknya saat ia menjadi satu dari 50 tokoh yang turut menandatangani akte notaris pendirian [[Partai Amanat Nasional]] (PAN). Hatta pun menjadi anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat]] (DPR) dari Fraksi PAN periode 1999-2004.<ref name="tempo"/>
 
Setelah tak menjadi anggota DPR dan keluar dari PAN, ia meluncurkan tulisan di sebuah media daring yang berjudul ''Waspada Politik Cina Raya''. Dalam tulisan itu Hatta mengutip berbagai referensi tentang upaya [[Republik Rakyat Tiongkok]] memperluas emporium kekuasannyakekuasaannya hingga Indonesia. Saat [[Susilo Bambang Yudhoyono]] (SBY) masih menjadi Presiden RI, Hatta juga mengeluarkan tulisan dan pernyataan yang mengkritik kebijakan-kebijakan SBY.<ref name="tempo"/>
 
Pada 2014, Hatta mengirimkan surat terbuka pada MPR-DPR untuk memanggil SBY atas dugaan tidak transparan tentang utang yang masih ditanggung negara. Ia bersama [[Komite Nasional Penyelamat Rakyat]] (KN-KPR) juga pernah mendorong adanya sidang istimewa untuk menurungkan Presiden SBY. Ajakan itu tak pernah bersambut. Hatta Taliwang dalam pemikirannya ingin mengembalikan [[UUD 1945]] ke naskah aslinya.<ref name="tempo"/>