Masjid Sekayu Semarang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kampung Tematik |
|||
Baris 24:
== Sejarah ==
Masjid Sekayu ini dulu bernama Masjid "PEKAYUAN" Dibangun tahun 1413 yang kemudian disusul [[Masjid Agung Demak]] pada tahun 1420, Tempat ibadah ini dibangun oleh seorang ulama asal Cirebon, Kyai Kamal berasal dari cirebon yang merupakan tokoh agama kepercayaan Sunan Gunung Jati.
[[Berkas:Masjid PEKAYUAN.png|jmpl|Dokumen Dinas Purbakala Jakarta|239x239px]]▼
Bahan Bangunan atas rumbia, Tiang dari Bambu dan lantai dari tanah murni. Masjid ini dulu ditengah gerombolan pohon - pohon besar.Bahan baku pembangunan masjid Demak yakni kayu, disuplai oleh Kiai Kamal asal Cirebon. Setelah datang di Semarang, dia lalu mendatangkan kayu-kayu jati unggulan (jati wungu) dari daerah Surakarta, Wonogiri, dan Ungaran melalui perjalanan darat ke Sekayu (dulu disebut Pekayu). Dari Sekayu, kayu-kayu tersebut kemudian dikirim ke Demak melalui Kali Semarang. Kala itu di dekat masjid ini masih mengalir Kali Semarang.<ref>{{cite web |url=http://gajahmadafm.co.id/semarangan/masjid-kuno-yang-terlupakan.html |title=Masjid Sekayu, Masjid Kuno Yang Terlupakan |date=18 Februari 2014 |access-date=2014-02-17 |archive-date=2014-02-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140222222216/http://gajahmadafm.co.id/semarangan/masjid-kuno-yang-terlupakan.html |dead-url=yes }}</ref> Seiring dengan perkembangan waktu, kampung penampungan kayu itu akhirnya berubah menjadi sebuah daerah yang kemudian diberi nama Sekayu. Sekayu sendiri merupakan kepanjangan dari sentra atau pusat kayu.
= Perjalan Masjid Didirikan 1413 M =
Masjid Taqwa Sekayu Didirikan Sepanjang pantai utara pulau jawa bagian barat, sudah diblokir pertahanan dan keamanan oleh [[Sunan Gunung Jati]] dengan pondok pesantrennya, [[Kesultanan Banten|Kerajaan Islam Banten]] dipimpin [[Maulana Hasanuddin dari Banten|Sultan Hasanudin]], begitu pula Jakarta dibawah [[Pangeran Jayakarta|Pangeran Joyakarta]] ( Keduanya putra dari Sunan Gunung Jati ).
Pantai Utara bagian Tengah oleh [[Sunan Gunung Jati]] menunjuk seorang santrinya bernama "KAMAL" dengan sebutan masa kini Kyai Kamal untuk bermukim disalah satu kota bernama [[Kota Semarang|"SEMARANG"]] yang letaknya strategis karena dekat dengan bandar pelabuhan yang terkenal dengan pusat perdagangan rempah - rempah, hilir mudik kapal - kapal asing, termasuk perahu - perahu dagang antar insuler (antar pulau disuluruh Nusantara) milik pribumi. Begitu pula Semarang memiliki "KOTA ATAS" dan diapit 2 (dua) sungai besar yang berada dibagian Barat (Banjir Kanal). bagian timur (Kali Semarang, sebelah Timur Pasar Johar).[[Berkas:Pemugaran ke 4 Masjid Sekayu.png|jmpl|Pemugaran ke-4 Pada tahun 1814|
[[Berkas:Pemugaran ke 6 Masjid Sekayu.png|jmpl|Pemugaraan ke-6 dibangun total berlantai dua Periode 17 Juni 2006 - 21 Juli 2009|
Tidak sebatas mendirikan Masjid "Pekayuan" saja perubahan jaman semakin mendesak, berita - berita santer masuk ketelinga para wali, Khususnya Sunan Kudus selaku panglima pertahanan, Sunan Gunung Jati ahli kelautan dan Sunan Muria selaku penasehat kasultanan Demak, maka semarang dijadikan "PUSAT PERTAHANAN". Para santri dari berbagai pondok pesantrennya para Wali Sembilan yang tersebar didaerah - daerah diseluruh Nuswantoro ditempatkan dilorong - lorong yang berbeda menurut tugas mereka masing - masing disekitar Masjid, Maka lorong - lorong Masjid memiliki nama - nama yang berbeda hingga sekarang, dan sangat lekat dihati para penduduk / warga asli. Pemugaran Masjid ini telah terjadi 6 kali pemugaran renovasi yang pertama - ketiga tidak didokumentasikan, Pembugaran ke-4 pada tahun 1814 M (dinding, papan, tiang dari kayu biasa, genteng untuk atap dari tanah liat (tanah merah). Masjid masih terbungkus oleh banyak pepohonan rimbun dan teduh), Pembugaran ke-5 pada 16 November 1987 M ("Masjid Pekayuan" Berubah nama Masjid "Sekayu" Pernah menjadi Masjid Besar Kota Semarang, setelah kantor Bupati dari Gabahan pindah ke Bubakan. Bangunan asli masih tetap papan dan bagian depan dinding batu merah dan sederhana. di sekeliling masjid sudah banyak penghuni), Pembugaran ke-6 direnovasi total terlihat modern pada 17 Juni 2006 - 21 Juli 2009.
Sejarah berdirinya Masjid didokumentasikan oleh Takmir Masjid Sekayu sekarang dipimpin oleh Bapak Achmad Arief beserta JATAYU (Remaja Masjid Taqwa Sekayu) diusulkan untuk dipubilikasikan oleh Mohammad Hasan Asarie.
== Arsitektur ==
Saat ini bangunan masjid banyak mengalami perubahan karena renovasi. Namun beberapa masih di pertahankan seperti 4 pilar di tengah masjid dan menara yang berada di luar. Bangunan seperti tembok, atap genteng, bangunan tambahan di bagian depan dan bangunan lainnya merupakan hasil renovasi pada tahun 1955. Padahal bentuk asli dinding masjid terbuat dari gebyok kayu, atap dari semacam rumbia, bagian depan masjid berupa kolah (bak besar) untuk wudu. Sekarang dinding luar yang membatasi masjid telah diganti dengan dinding bata yang sudah disemen halus dengan struktur beton bertulang. Lantai bangunan pun diangkat, sedangkan pintu masuk ke masjid menjadi bertrap.
Masjid Sekayu ini sekilas mirip [[Masjid Agung Demak|Masjid Demak]] dengan empat soko tatal dan bentuk atap tumpang tiga, juga mengunakan akulturasi arsitektur dari Hindu-Islam. Masjid ini sedikit besar dari Masjid Menara Layur namun jauh lebih kecil dari [[Masjid Kauman Semarang|Masjid Agung Kauman]].<ref>{{cite web |url=http://coretanpetualang.wordpress.com/2011/03/26/semarang-sisi-lain-menelisik-masjid-kuno-bagian-kedua/ | title=Tentang Masjid Sekayu |date=18 Februari 2014}}</ref>
Mesjid ini memiliki luas bangunan sekitar 174 meter persegi, yang dibangun di atas tanah seluas 349 meter persegi. Kubah atau mustoko masjid ini dibuat dengan ciri khas Jawa. Bentuk bangunan masjid ini beberapa kali mengalami perubahan sesuai arsitektur masa kini. Sampai sekarang, Masjid Sekayu sudah mengalami renovasi setidaknya enam kali. Namun, kubah maupun empat tiang pancang dari kayu jati yang menjadi ciri khas bangunan masjid, masih tetap dipertahankan dan dilestarikan. Kubah maupun tiang pancang ini tidak mengalami perubahan sejak pembuatan awal masjid. Tiang pancang atau penyangga inti masjid sebenarnya berbentuk balok kayu jati. Untuk menghindari adanya kerusakan pada ukiran kayu jati, maka tiang penyangga inti selanjutnya dibungkus sisiran kayu tipis. Sehingga saat ini yang tampak dari luar adalah tiang bulat. Konon, keempat tiang tersebut hadiah dari Raja Bintoro Demak, Raden Patah, sebagai balas jasa pengabdian para ulama pendiri Masjid Sekayu yang pernah ikut serta membangun Masjid Demak. Konon Masjid Sekayu dibuat tujuh tahun sebelum berdirinya Masjid Demak.
Baris 53:
== Remaja Masjid Taqwa Sekayu ==
[[Berkas:JATAYU.jpg|jmpl|
Jatayu merupakan penamaan Pemuda masjid yang melakukan aktivitas sosial dan ibadah di lingkungan masjid.Hal ini sangat perlu dan mutlak keberadaannya dalam menjamin estafet makmurnya suatu masjid sehingga fungsi dinamika masjid itu sendiri dapat di pertahankan kelangengannya.
Remaja masjid sebagai agen setrategis dalam pemberdayaan umat perlu dibekali keilmuan dan ketrampilan yang di butuhkan,misalnya para aktivis remaja masjid juga perlu menekuni pengetahuan jurnalistik dan kewirausahaan.Hal itu penting untuk menguatkan dakwah dan pemberdayaan umat.Dua pengetahuan itu dapat menjadi sarana dakwah, maupun peningkatan SDM Remaja masjid sehingga mampu mandiri. pada kesempatan ini Indri Martanti selaku Pembina Remaja Masjid Taqwa Sekayu serta Teddy Muazin Kurniawan mendorong untuk aktifnya kembali kegiatan di masjid Taqwa Sekayu ini dan sesuai kesepakatan bersama Mohammad Hasan Asarie (KIOSKU) diusulkan sebagai ketua Remaja Masjid Taqwa Sekayu '''"JATAYU"''', Besar harapan dengan dibentuknya Remaja JATAYU ini dapat bersinergi bersama Takmir Masjid Taqwa Sekayu dalam beberapa kegiatan diMasjid yang bersejarah ini.
== WISATA KAMPUNG TEMATIK ==
Kampung Tematik Masjid Sekayu 1413 merupakan sebuah kampung yang terdapat di Kelurahan Sekayu, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang. Kampung ini unik karena memiliki masjid yang dibangun pada tahun 1413 M dan lebih tua dibandingkan Masjid Agung Demak. Kampung ini dikelilingi oleh perkantoran, hotel, mall dan juga objek wisata ikonik Kota Semarang yaitu Lawang Sewu.
[[Berkas:Pusat Informasi Kampung Sekayu.png|jmpl|296x296px|Pusat Informasi Kampung Sekayu]]
Masjid Taqwa Sekayu yang saat ini berdiri, memiliki sejarah kuno dan tua. Bermula dari kebutuhan pasokan bahan matarial untuk pembangunan Masjid Agung Demak, seperti kayu jati, yang berasal dari kabupaten-kabupaten bagian barat (Kendal-Weleri), Ungaran dan Ambarawa (tengah), Purwodadi, Grobogan, dan Kedungjati (Timur). Pasokan tambahan juga datang dari Kota Solo dan Kabupaten Wonogiri (Selatan).
Persahabatan dan ikatan yang kuat antara Sunan Kalijaga (Demak) dan Sunan Gunung Jati (Cirebon), maka diutuslah murid Sunan Gunung Jati yang bernama Kyai Kamal untuk membantu pemilihan bahan material terbaik pembangunan Masjid Kadilangu Demak yang saat itu, bahan-bahan tersebut berkumpul salah satunya di kampung pekayon.
Di tempat inilah, karena menjadi tempat bertemunya para pekerja, maka Kyai Kamal berinisiatif mendirikan tempat beribadah yang ini menjadi cikal bakal berdirinya Masjid Sekayu 1413.
Arsitektur masjid pada saat itu dibangun dengan sederhana yaitu tiang dari kayu jati, bambu, sedangkan atap dari rumput kering yang dianyam (rumbia), lantainya dari tanah yang digelari tikar mendong (tikar yang terbuat dari daun pandan yang dikeringkan dan dianyam).
[[Berkas:Rumah Kuno Kampung Sekayu.png|jmpl|289x289px|Rumah Kuno di Kampung Sekayu, Kota Semarang]]
Di Kampung Sekayu juga terdapat peninggalan rumah-rumah berarsitek kuno, tua, masih terawat, terjaga dan masih digunakan untuk bermukim warga sekitar.
Ornamen yang terpasang di rumah-rumah tersebut memiliki makna dan arti. Ornamen yang ada antara lain adalah ornamen tumenggung, ornamen kepatihan, dan ornamen sekayu masjid (prajurit).
Rumah atau daerah yang dihuni oleh tumenggung bernama Sekayu Tumenggungan dengan bentuk ornamen persegi panjang bergambar bumi yang dikerumuni 9 anak panah, artinya tugas para tumenggung sebagai pembantu para Walisongo harus mampu memberi cahaya kedamaian dan menolak kemungkaran muka bumi. Rumah atau daerah yang dihuni oleh patih disebut Sekayu Kepatihan. Rumah tersebut memiliki 2 bentuk ornamen.
Ornamen pertama berbentuk persegi panjang dengan masing-masing anak panah berukuran panjang berjumlah 4 dan lingkaran oval yang menggambarkan sebuah lautan luas, dan anak panah kecil menusuk bulatan yang memiliki makna bahwa Indonesia yang hanya sejengkal harus dipertahankan kejayaannya.
Ornamen kedua memiliki bentuk persegi panjang dengan anak panah yang menembus bulatan (bumi) dan di setiap sudut persegi panjang terdapat bunga kenanga yang mekar, menandakan tekad para patih kesultanan Demak yang berharap agar Nusantara memiliki nama besar dan harum di mata international.
Informasi seputar Sejarah dan Wisata Kampung Sekayu Kafe Gethe berada dilokasi tidak jauh dari Masjid Taqwa Sekayu
[[Berkas:Wisata Kampung Tematik.jpg|jmpl|930x930px|Lokasi Wisata Kampung Tematik - Wisata Religi Masjid Taqwa Sekayu 1413M berada ditengah Kota Semarang]]
== Referensi ==
|