Kabupaten Bojonegoro: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Pengembalian |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) k clean up, typos fixed: lembab → lembap, tahta → takhta, - → – (4) |
||
Baris 56:
Masa kehidupan sejarah Indonesia Kuno ditandai oleh pengaruh kuat kebudayaan [[Hindu]] yang datang dari India sejak Abad I. Hingga abad ke-16, Bojonegoro termasuk wilayah kekuasaan Majapahit. Seiring dengan berdirinya [[Kesultanan Demak]] pada abad ke-16, Bojonegoro menjadi wilayah Kesultanan Demak. Dengan berkembangnya budaya baru yaitu Islam, pengaruh budaya Hindu terdesak dan terjadilah pergeseran nilai dan tata masyarakat dari nilai lama Hindu ke nilai baru Islam dengan disertai perang dalam upaya merebut kekuasaan Majapahit (wilwatikta). Peralihan kekuasaan yang disertai pergolakan membawa Bojonegoro masuk dalam wilayah Kesultanan [[Pajang]] (1586), dan kemudian Kesultanan Mataram (1587).
Pada tanggal [[20 Oktober]] [[1677]], status Jipang yang sebelumnya adalah kadipaten diubah menjadi kabupaten dengan Wedana Bupati Mancanegara Wetan, Mas Tumapel yang juga merangkap sebagai Bupati I yang berkedudukan di Jipang. Tanggal ini hingga sekarang diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Bojonegoro. Tahun [[1725]], ketika Sunan Pakubuwono II (Kasunanan Surakarta) naik
[[Berkas:KITLV - 1406040 - Kurkdjian, Photo-Atelier - Soerabaja - Ferry at Bodjonegoro Cikar - 1900-1920.tif|ka|jmpl|Moda transportasi berupa cikar di Bojonegoro pada masa lampau]]
Baris 87:
=== Iklim ===
Kabupaten Bojonegoro ber[[iklim tropis basah dan kering]] (''Aw'') yang mempunyai dua musim yang dipengaruhi oleh angin muson, yaitu [[musim hujan|musim penghujan]] yang dipengaruhi oleh angin muson barat daya–barat laut yang bersifat basah dan
{{Bojonegoro weatherbox}}
Baris 105:
=== Perencanaan Daerah ===
Pemkab Bojonegoro mempunyai beberapa rencana jangka panjang dan jangka pendek untuk membangun Kabupaten Bojonegoro, di antaranya:
* Membangun Mega Proyek di antaranya '''Gedung Dinas Pendidikan''', '''Jembatan Penghubung
* Membangun '''Jalur lingkar luar (ring road)''' yang rencana akan dimulai dari Proliman, Kapas sampai Kalitidu, pembangunan ring road dimaksudkan untuk mengurangi kendaraan bertonase besar lewat dalam Kota Bojonegoro. Rencana pembangunan akan dimuai pada tahun 2016.<ref name=":1">[http://www.ugm.ac.id/id/post/page?id=4534 "Profil Pratikno"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160809135932/http://www.ugm.ac.id/id/post/page?id=4534 |date=2016-08-09 }} ''website ugm.ac.id''</ref>
* Membangun '''Taman Kota Rajekwesi''' yang berada di selatan kota berada di Jalan Rajekwesi yang baru akan Beroperasi Tahun 2016.<ref>[http://blokbojonegoro.com/read/article/20150122/taman-kota-rajekwesi-baru-beroperasi-tahun-2016.html "Taman Kota Rajekwesi"] ''website blogbojonegoro.com''</ref>
Baris 204:
Salak Wedi rasanya manis, masir, renyah, segar dan besar. Dapat dijumpai di setiap pekarangan rumah penduduk di desa Wedi dan sekitarnya. Perbedaan Salak Wedi dengan salak lain, seperti Salak Pondoh, adalah kandungan air yang lebih banyak sehingga membuat Salak Wedi terasa lebih segar. Keberadaan Salak Wedi sudah ada sejak puluhan bahkan ratusan tahun silam, yang secara turun-temurun telah menjadi sumber pendapatan bagi warga Desa Wedi. Konon asal muasal bibit salak ini pertama kali dibawa oleh seorang Ulama' yang mengajarkan agama Islam di desa Wedi. Dari bibit tersebut terus berkembang hingga tidak hanya desa Wedi tetapi meliputi juga beberapa desa sekitar Wedi, yaitu Kalianyar dan Tanjungharjo.
* '''Blimbing Ngringinrejo'''
Blimbing dengan berat
* '''Tembakau Virginia'''
Bojonegoro adalah penghasil tembakau virginia terbesar di Indonesia dan telah lama dikenal sebagai tembakau terbaik di dunia. Hijaunya tanaman tembakau hampir di seluruh wilayah Bojonegoro dapat dilihat antara bulan
* '''Pepaya Kalifornia Bakalan'''<ref name=":0" />
Daerah di Bojonegoro selain penghasil buah salak dan buah blimbing juga penghasil pepaya manis Kalifornia. Perkebunan pepaya ini berada di Desa [[Bakalan, Kapas, Bojonegoro|Bakalan]], Kecamatan Kapas, Bojonegoro.
== Tokoh Terkenal ==
* KH. Mohammad Sholeh Talun (Pendiri & Pengasuh Ponpes Attanwir) Talun Sumberrejo Bojonegoro Yang merupakan Guru Besar dan panutan Para
* Kyai Haji [[Anwar Zahid]], ulama dari desa [[Simorejo, Kanor, Bojonegoro]] yang menjadi pembicara sekaligus artis lokal dengan slogan lucunya "Qulhu ae Lek !"
* [[Sandirono]], pelawak dari Bojonegoro berkepala botak yang menjadi duet maut bersama seniman ludruk H. [[Kirun]] di setiap acara pentas seni di [[JTV]]
|