Istri-istri Muhammad: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 16:
{{utama|Saudah binti Zam'ah}}Nabi Muhammad menikahi [[Saudah binti Zam'ah|Saudah]] setelah wafatnya Khadijah dalam bulan itu juga, [[Ramadan|Ramadhan]], tahun ke-10 pasca kenabian, 3 tahun sebelum [[Hijrah]].<ref>{{Cite book|last=Al-Tabari|url=https://archive.org/details/tabarivolume39/page/n191/mode/2up|title=History of Al-Tabari, Vol. 39|pages=161|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=Al-Tabari|url=https://archive.org/details/tabarivolume39/page/n191/mode/2up|title=History of Al-Tabari volume 39|pages=170|url-status=live}}</ref> Ayah Saudah masih hidup ketika Rasulullah menikahinya.<ref>{{Cite book|last=Al-Tabari|url=https://archive.org/details/tabarivolume09|title=History of Tabari - Volume 9|pages=130|url-status=live}}</ref> Saudah wafat setelah 57 tahun dirinya menikah dengan Rasul, yaitu pada bulan [[Syawal|Syawwal]] tahun ke-54 [[Hijriyah]].<ref>{{Cite book|last=Ibnu Sa'ad|url=https://www.goodreads.com/book/show/1074757.Kitab_at_Tabaqat_al_Kabir_Volume_VIII|title=Kitab at-Tabaqat al-Kabir Volume VIII: The Women of Madina|pages=43|url-status=live}}</ref>
Saudah dikenal sebagai perempuan bijak dan penyayang. Ketika ia mulai tua, ia rela memberikan hari-hari gilirannya untuk bersama Rasulullah kepada [[Aisyah]] yang merupakan istri favorit
Saudah adalah istri Rasulullah yang terlibat langsung dalam peristiwa sebab turunnya ayat [[hijab]]. Sebelum datangnya perintah dari Allah untuk berhijab, istri-istri Nabi tidaklah berhijab, dan tidak pula beliau memerintahkan mereka berhijab. Namun [[Umar bin Khattab]], sahabat Nabi yang mempunyai karakter keras, mendatangi Nabi, menyarankan beliau agar menghijabi istri-istri beliau. Akan tetapi
=== Aisyah binti Abu Bakar ===
{{utama|Aisyah binti Abu Bakar}}
Nabi Muhammad dua kali bermimpi kalau Aisyah dibawakan oleh [[Malaikat]] untuk menjadi jodoh beliau.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 7012|url=https://sunnah.com/bukhari:7012|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20210717060308/https://sunnah.com/bukhari:7012|archive-date=2021-07-17|dead-url=yes|access-date=2021-07-17}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 3895|url=https://sunnah.com/bukhari:3895|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20210717060310/https://sunnah.com/bukhari:3895|archive-date=2021-07-17|dead-url=yes|access-date=2021-07-17}}</ref> Menganggap itu adalah ketentuan dari Allah yang harus dijalankan, beliau pun meminta kepada ayahnya Aisyah, yaitu [[Abu Bakar Ash-Shiddiq|Abu Bakar]], untuk memberikan putrinya demi menjadi istri beliau. Abu Bakar awalnya keberatan akan hal itu, dikarenakan menurutnya, Nabi Muhammad dan dirinya adalah saudara. Namun setelah diyakinkan bahwa dirinya dan
Aisyah dinikahi oleh Nabi Muhammad ketika Aisyah berumur 6 atau 7 tahun,<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 5158|url=https://sunnah.com/bukhari:5158|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20210717060428/https://sunnah.com/bukhari:5158|archive-date=2021-07-17|dead-url=yes|access-date=2021-07-17}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sunan Ibn Majah 1877 - The Chapters on Marriage - كتاب النكاح - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/ibnmajah:1877|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20210818040802/https://sunnah.com/ibnmajah:1877|archive-date=2021-08-18|access-date=2021-08-18|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 1422d - The Book of Marriage - كتاب النكاح - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:1422d|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20210818040828/https://sunnah.com/muslim:1422d|archive-date=2021-08-18|access-date=2021-08-18|dead-url=no}}</ref> dan di saat itu Nabi Muhammad berumur berumur 50 tahun.<ref>{{Cite book|last=al-Mubarakfuri|first=Shafiyurrahman|date=2020|url=https://books.google.co.id/books?id=zioTEAAAQBAJ&pg=PA96&f=false#v=onepage&q&f=false|title=Sirah Nabawiyah|publisher=Gema Insani, 2020|isbn=6022508509|page=96}}</ref> Namun Aisyah baru diantarkan ke rumah Nabi dan [[Persetubuhan|dicampuri]] beliau di saat dia sudah berumur 9 tahun,<ref>{{Cite web|title=Hadits Sunan Abu Dawud No. 1811 - Kitab Nikah|url=https://www.hadits.id/hadits/dawud/1811|website=hadits.id|archive-url=https://web.archive.org/web/20210717060430/https://www.hadits.id/hadits/dawud/1811|archive-date=2021-07-17|dead-url=yes|access-date=2021-07-17}}</ref> dikarenakan pada selang waktu tersebut Aisyah sakit dan rambutnya rontok.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 3894|url=https://sunnah.com/bukhari:3894|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20210717060319/https://sunnah.com/bukhari:3894|archive-date=2021-07-17|dead-url=yes|access-date=2021-07-17}}</ref>
Baris 34:
Sebelumnya, Hafshah mempunyai suami bernama [[Khunais bin Hudzafah|Khunais bin Hudzafah as-Sahmiy]] namun meninggal ketika ikut berperang pada [[Pertempuran Badar|pertempuran Badar.]] Umar pun pergi menawarkan Hafshah kepada [[Utsman bin 'Affan|Utsman bin Affan]]. Yang mana Utsman tidak bisa menjawab langsung, sehingga ia meminta Umar menunggu beberapa hari. Setelah lewat beberapa hari, Utsman pun mendatangi Umar dan berkata bahwa dirinya berkesimpulan saat itu bukan waktunya untuk dirinya menikah. Maka Umar pun pergi menawarkan anaknya ke Abu Bakar. Namun Abu Bakar tidak kunjung memberikan jawaban, sehingga membuat Umar marah. Beberapa hari kemudian, Rasulullah meminta Hafshah untuk dinikahkan dengan beliau. Tidak lama berselang, Abu Bakar pun menemui Umar dan menceritakan kalau sebenarnya dirinya akan senang hati menikah dengan Hafshah akan tetapi tidak memberikan jawaban pada saat itu karena ia tahu bahwa Rasulullah menginginkan Hafshah.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 5122 - Wedlock, Marriage (Nikaah) - كتاب النكاح - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:5122|website=sunnah.com|access-date=2021-08-21}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 5145 - Wedlock, Marriage (Nikaah) - كتاب النكاح - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:5145|website=sunnah.com|access-date=2021-08-21}}</ref>
Hafshah dan Aisyah menjadi bagian dari pusat insiden yang menyebabkan Nabi Muhammad tidak mengunjungi istri-istri beliau selama sebulan, dan turunnya ayat-ayat yang berisi ancaman dari Allah SWT kepada mereka, bahwa
=== Zainab binti Khuzaimah ===
Baris 53:
Dilaporkan oleh [[Ibnu Jarir ath-Thabari|ath-Thabari]] bahwa pada suatu ketika, Nabi Muhammad mencari Zaid ke rumahnya. Namun Nabi hanya menemukan Zainab yang terburu-buru mengenakan pakaian seadanya. Nabi pun berujar: "Terpujilah Allah yang maha kuasa! Terpujilah Allah, yang membolak balikkan hati manusia!"<ref name=":02" /><ref>{{Cite web|title=ص562 - كتاب تاريخ الطبري تاريخ الرسل والملوك وصلة تاريخ الطبري - السنه الخامسه من الهجره - المكتبة الشاملة الحديثة|url=https://al-maktaba.org/book/9783/1188|website=al-maktaba.org|access-date=2022-02-11}}</ref>
Sepulangnya Zaid, Zainab pun menceritakan peristiwa ini kepadanya. Mengetahui hal tersebut, Zaid pun bersegera ke hadapan Rasulullah, dan menanyakan, apabila beliau menginginkan Zainab maka ia akan segera berpisah dengannya. Namun Rasulullah berkata kepada Zaid, "Pertahankanlah terus istrimu," walaupun di dalam lubuk hati,
Dalam norma arab pada saat itu, adalah perbuatan yang tidak bermoral apabila seorang ayah angkat menikahi mantan istri dari anak angkatnya sendiri. Namun ini diluruskan oleh Allah dengan menikahkan Rasul-Nya dengan Zainab, dan menurunkan Surat Al-Ahzab ayat 37:
Baris 69:
{{utama|Juwairiyah binti al-Harits}}
Juwairiyah sebelumnya adalah tawanan milik pihak Nabi Muhammad dari suku Bani Mustaliq yang beliau serang tanpa peringatan.<ref name=":3">{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 2541 - Manumission of Slaves - كتاب العتق - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:2541|website=sunnah.com|access-date=2021-08-18}}</ref>
Juwairiyah meminta kepada Tsabit untuk membuat perjanjian supaya dia dapat membayar kebebasan dirinya dengan jumlah tertentu. Maka Juwairiyah pun pergi ke Nabi Muhammad, memohon agar beliau membantunya menebus kebebasan dirinya.
=== Ramlah binti Abu Sufyan (Ummu Habibah) ===
Baris 85:
Seusai perang, Shafiyah menjadi salah satu tawanannya pihak muslim. Salah seorang sahabat Nabi, Dihyah bin Khalifah Al-Kalbi, meminta kepada Nabi supaya diperbolehkan mengambil salah satu tawanan untuk dijadikan budak olehnya.<ref name=":2">{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 371 - Prayers (Salat) - كتاب الصلاة - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:371|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20210720160726/https://sunnah.com/bukhari:371|archive-date=2021-07-20|access-date=2021-08-18|dead-url=no}}</ref> Nabi pun mengizinkan dan Dihyah mengambil Shafiyah. Mengetahui hal itu para sahabat Nabi lainnya melapor kepada Nabi, bahwa Dihyah telah mengambil putri dari kepala suku Banu Nadir yang kecantikannya begitu luar biasa dan belum pernah mereka lihat sebelumnya.<ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 1365f - The Book of Marriage - كتاب النكاح - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:1365f|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20210720160717/https://sunnah.com/muslim:1365f|archive-date=2021-07-20|access-date=2021-07-21|dead-url=no}}</ref> Nabi pun memanggil Dihyah dan mengambil Shafiyah untuk diri beliau, lalu memberikan kepada Dihyah dua sepupu Shafiyah.<ref name=":1" /> Nabi kemudian mengirimkan Shafiyah ke ibu dari Anas bin Malik untuk dihiasi. Dan malamnya dikembalikan kepada Rasulullah untuk beliau nikahi.<ref name=":2" /> Shafiyah belum genap berusia 17 tahun pada saat itu.<ref>{{cite book|author=Al Tabari|url=https://www.kalamullah.com/Books/The%20History%20Of%20Tabari/Tabari_Volume_39.pdf?__cf_chl_jschl_tk__=pmd_a8d3a94ec39aa1337b3b1caed7facfc3e7c40884-1628811872-0-gqNtZGzNAg2jcnBszQX6|title=The History of Al-Tabari Volume 39: Biographies of the Prophet's Companions and Their Successors|isbn=0-7914-2820-6|page=185|archive-url=https://web.archive.org/web/20210817120809/https://i.ibb.co/7NHdr2K/Umur-Shafiyah.jpg|archive-date=2021-08-17|url-status=live|access-date=2021-08-13|dead-url=no}}</ref>
Pada malam Shafiyah disetubuhi oleh Rasulullah, seorang sahabat Nabi, [[Abu Ayyub al-Anshari|Abu Ayyub]] berjaga di depan pintu dengan pedangnya sampai pagi hari. Ketika dia melihat Rasulullah keluar, ia mengucap takbir dan berkata kepada
=== Maimunah binti al-Harits ===
Baris 91:
Maimunah memiliki nama asli Barrah, namun Nabi Muhammad merubahnya menjadi Maimunah yang berarti "berita baik".<ref>Bint Al-Shāṭīʼ 222-224</ref> Maimunah berasal dari klan [[borjuis]] [[Banu Hilal]]. Saudara perempuannya, [[Lubabah binti al-Harith|Lubabah]] menikah dengan [[Abbas bin Abdul-Muththalib|Abbas bin Abdul-Mutthalib]] yang merupakan salah satu orang terkaya dari [[Bani Hasyim]],<ref>{{Cite book|last=Ibn Ishaq|url=https://archive.org/details/GuillaumeATheLifeOfMuhammad/page/n79/mode/2up|title=The Life of Muhammad|pages=114|url-status=live}}</ref> yang mana kemudian menjadi wali-nya Maimunah.<ref>{{Cite book|last=Ibn Sa'd|url=https://kitaabun.com/shopping3/tabaqat-english-bewley-women-madina-p-69.html|title=Kitab al-Tabaqat al-Kabir vol. 8|pages=97|url-status=live}}</ref> Maimunah dinikahi oleh Rasulullah ketika beliau sedang melaksanakan umrah, tetapi baru disetubuhi setelah beliau selesai menjalankannya.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 4258 - Military Expeditions led by the Prophet (pbuh) (Al-Maghaazi) - كتاب المغازى - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:4258|website=sunnah.com|access-date=2021-08-30}}</ref>
Maimunah dikenal sebagai perempuan yang baik hati. Ia pernah memiliki seorang budak perempuan yang kemudian ia bebaskan tanpa izin
Maimunah pernah memiliki anak anjing yang ia simpan di bawah tempat tidurnya. Pada suatu hari ia melihat suasana hati
=== Mariyah binti Syama’un ===
{{utama|Maria al-Qabtiyya}}
Mariyah al-Qibthiyah adalah seorang [[Perbudakan|budak]] perempuan yang dikirimkan sebagai hadiah oleh penguasa Mesir, [[Muqauqis|Muqawqas]] kepada Nabi Muhammad. Ia berkulit putih dan sangatlah cantik.<ref name=":6">{{Cite book|last=al-Tabari|url=https://archive.org/details/tabarivolume39/page/n223/mode/2up|title=The History of Al-Tabari Vol. 39|pages=193-194|archive-url=https://perma.cc/U2NM-C3CK|archive-date=30 Agustus 2021|url-status=live}}</ref> [[Ibnu Jarir ath-Thabari|Thabari]] di dalam salah satu jilid dari kitab Tarikh-nya menyebutkan bahwa Mariyah adalah salah seorang istri Nabi Muhammad,<ref>{{Cite book|last=Al-Tabari|url=https://archive.org/details/tabarivolume09/page/n153/mode/2up|title=The History of Al-Tabari volume. 9|pages=137|url-status=live}}</ref> namun pada jilid berikutnya ia mengatakan bahwa Mariyah adalah gundiknya Nabi Muhammad yang disetubuhi oleh beliau sebagai barang kepemilikan beliau, dan tidak pernah beliau nikahi.<ref name=":6" /> Menunjukkan bahwa Thabari menggunakan istilah "istri" di jilid sebelumnya dalam artian perempuan-perempuan yang ditiduri oleh
Mariyah adalah satu dari dua perempuan yang berhasil mengandung anak dari Nabi Muhammad. Betapa gembiranya Rasulullah mendengar berita kehamilan Mariyah, terlebih setelah putra-putrinya, yaitu Abdullah, Qasim, dan Ruqayah meninggal dunia. Anak tersebut kemudian diberi nama Ibrahim, tetapi tidak lama setelah lahir, Ibrahim pun wafat.<ref>{{Cite web|title=الكتب - البداية والنهاية - سنة إحدى عشرة من الهجرة - فصل في ذكر أولاده عليه وعليهم الصلاة والسلام- الجزء رقم8|url=https://library.islamweb.net/ar/library/index.php?page=bookcontents&ID=586&idfrom=0&idto=0&flag=1&bk_no=59&ayano=0&surano=0&bookhad=0|website=Islamic Library|access-date=28 November 2019}}</ref>
== Batal menjadi ''Ummul-Mu'minin'' ==
=== Dhuba'ah binti 'Amir ===
Dhuba'ah dikenal sebagai wanita yang cantik, dia mewarisi banyak harta dari suami sebelumnya, Haudzah bin Ali al-Hanafi. Mendengar hal tersebut, [[Muhammad|Rasulullah]] pun melamar Dhuba'ah melalui anaknya Dhuba'ah, yakni Salamah bin Hisyam. Salamah memohon kepada Rasul agar diizinkan untuk bertanya kepada ibunya terlebih dahulu, maka Rasul pun memberikannya izin. Di saat Salamah pergi menanyakan kepada ibunya, Rasulullah diberitahu oleh [[Sahabat Nabi|sahabat beliau]] bahwa Dhuba'ah sudah tua. Ketika Salamah kembali untuk mengantarkan kabar gembira bahwa ibunya menyetujui lamaran beliau,
=== Amrah binti Yazid ===
Amrah binti Yazid adalah perempuan dari Banu Amir. Nabi Muhammad mengirim Abu Usayd untuk melamarnya. Namun setelah dinikahi
=== Jamrah binti al-Harits ===
Rasulullah meminta kepada ayahnya Jamrah agar memberikan Jamrah untuk menjadi istri
=== Ummu Habib binti al-Abbas ===
Ketika bertemu dengan Ummu Fadhl, Rasulullah melihat Ummu Habib yang masih bayi merangkak kesana kemari. Rasulullah pun berkata "Jika dia tumbuh besar ketika aku masih hidup, maka aku akan menikahinya."<ref>{{Cite web|title=إسلام ويب - المعجم الكبير - مسند النساء - باب من يعرف من النساء بالكنى - أم حبيب بنت العباس بن عبد المطلب- الجزء رقم5|url=https://islamweb.net/ar/library/index.php?page=bookcontents&ID=5260&bk_no=84&idfrom=20917&idto=20917|website=islamweb.net|language=ar|access-date=2021-09-01}}</ref><ref>{{Cite book|last=Ibn Ishaq|url=https://archive.org/details/GuillaumeATheLifeOfMuhammad/page/n177/mode/2up|title=Sirat Rasul Allah|pages=311|url-status=live}}</ref> Namun kemudian
=== Ghaziyyah binti Jabir (Ummu Syarik) ===
Ghaziyyah adalah seorang janda yang kerap mengajak perempuan-perempuan [[kafir]] [[Quraisy]] agar memeluk islam. Dia mengirimkan lamaran pernikahan kepada Nabi Muhammad, dan beliau menyetujui kontrak tersebut. Namun, ketika
=== Layla binti al-Khatim ===
Ketika punggung Rasulullah menghadap matahari, Layla menghampiri beliau dan menepuk pundak beliau. Nabi pun bertanya siapa gerangan, dan dia menjawab, "Aku adalah anak dari yang bersaing melawan angin. Namaku Layla binti al-Khatim. Aku datang untuk menawarkan diriku kepadamu, jadi nikahilah aku." Yang mana
=== Fakhitah binti Abi Thalib (Ummu Hani) ===
Fakhitah atau dikenal juga sebagai Ummu Hani adalah [[sepupu]] Nabi, anak dari [[Abu Thalib]]. Sebelum menjadi Nabi, Muhammad pernah meminta Abu Thalib agar menikahkan Fakhitah dengan beliau. Namun hal yang sama juga dilakukan oleh Hubayrah, seorang pria dari klan Makhzum. Abu Thalib pun memilih menikahkan Fakhitah dengan Hubayrah.<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|url=https://archive.org/details/tabarivolume39/page/n225/mode/2up|title=The History of Al-Tabari vol.39|pages=196|url-status=live}}</ref>
Pasca [[Pembebasan Mekkah|pengepungan Makkah]] oleh pasukan Nabi, Fakhitah masuk islam. Sedangkan Hubayrah tidak dan kabur dari Makkah dan mengungsi ke Najam takut akan dibunuh oleh pasukan Nabi.
Setelah anak-anak Fakhitah tumbuh cukup besar, ia pun mendatangi Nabi, mengatakan bahwa dirinya sekarang sudah siap untuk diperistri. Akan tetapi Nabi menolak karena telah diturunkan ayat yang melarang beliau menikahi sepupu pertamanya yang tidak ikut [[Hijrah|berhijrah ke Madinah]] sebelum penaklukan Makkah.<ref>{{Cite book|last=ibnu Sa'ad|url=https://kitaabun.com/shopping3/tabaqat-english-bewley-women-madina-p-69.html|title=Kitab at-Tabaqat al-Kabir|pages=110|url-status=live}}</ref>
=== Jauniyah (Gadis dari Bani Jaun) ===
Nabi Muhammad melihatnya ketika beliau pergi ke sebuah kebun yang bernama Asy-Syauth. Gadis tersebut didampingi [[ibu susu]]-nya. Ketika Nabi menghampirinya, beliau berkata kepada gadis tersebut, "Berikan dirimu sebagai hadiah untukku." Gadis itu pun menjawab, "Dapatkah seorang putri bangsawan memberikan dirinya untuk menjadi istri dari orang biasa?" Di saat
=== Asma binti an-Nu'man ===
Asma binti An-Nu'man adalah perempuan yang sangat cantik. Ketika ia sedang dirias rambutnya oleh Hafshah dan Aisyah sebelum diantarkan ke kamar Rasulullah. Salah satu dari mereka berkata kepadanya, ''"Nabi Muhammad suka perempuan-perempuan yang bila diantarkan kepadanya mengatakan 'Aku berlindung kepada Allah dari dirimu.'"''
Sehingga ketika Asma masuk ke kamar Rasulullah, dan beliau mengunci pintu kamarnya, menutup tirai, dan menghampirinya, Asma pun berkata ''"Aku berlindung kepada Allah dari dirimu."'' Rasulullah pun menutup wajah beliau dengan lengan baju beliau, dan berkata: "Kau sungguh telah mencari perlindungan kepada Yang memberi perlindungan" sebanyak tiga kali.
Setelah peristiwa ini, Asma sering berkata, "Panggil aku perempuan yang celaka." Orang-orang dari kaumnya mengutuk-ngutukinya, menganggap dirinya telah mencemarkan nama baik mereka di kalangan orang-orang Arab. Tidak ada yang boleh menikahinya dikarenakan ia telah pernah menjadi istri Nabi Muhammad,<ref>{{Cite web|title=Surah Al-Ahzab - 53|url=https://quran.com/al-ahzab?locale=id&font=v1&reading=false&translations=131%2C20|website=quran.com|access-date=2021-08-31}}</ref> dan tidak ada pula yang menghampirinya selain kerabat dekatnya. Ia pun tetap seperti itu sampai dirinya meninggal pada era kekhalifahan Utsman.<ref>{{Cite book|last=Al-Tabari|url=https://archive.org/details/tabarivolume39/page/n221/mode/2up|title=The History of Al-Tabari Vol. 39|pages=191|url-status=live}}</ref>
=== Qutailah binti Qais ===
Setelah insiden dengan Asma binti an-Nu'man yang meminta perlindungan kepada Allah dari
== Waktu Pernikahan ==
|