Gurindam Dua Belas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan
Baris 7:
Karya ini terdiri dari 12 [[Fasal]] dan dikategorikan sebagai '''''[[Syi'r al-Irsyadi]]''''' atau ''[[puisi didaktik]]'', karena berisikan [[nasihat]] dan petunjuk menuju hidup yang diridai oleh Allah swt. Selain itu terdapat pula pelajaran dasar Ilmu [[Tasawuf]] tentang mengenal "'''yang empat'''", yaitu [[syariat|syari'at]], [[tarekat]], [[hakikat]], dan [[makrifat]]. Diterbitkan pada tahun [[1854]] dalam ''[[Tijdschrft van het Bataviaasch Genootschap]] No. II'', Batavia, dengan [[huruf Arab]] dan diterjemahkan dalam [[Bahasa Belanda]] oleh [[Elisa Netscher]].<ref>Yayasan Tuanku Chalil. ''Gurindam Dua Belas: Gubahan Raja Ali Haji''.</ref>
 
===Gurindam I===
Ini gurindam pasal yang pertama:
 
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Baris 23 ⟶ 21:
tahulah Ia dunia mudarat.
 
===Gurindam II===
Ini gurindam pasal yang kedua:
 
Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.
Baris 37 ⟶ 33:
tiadalah ia menyempurnakan janji.
 
===Gurindam III===
Ini gurindam pasal yang ketiga:
 
Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
Baris 55 ⟶ 49:
daripada berjaian yang membawa rugi.
 
===Gurindam IV===
Ini gurindam pasal yang keempat:
 
Hail kerajaan di daiam tubuh,
jikalau lalim segala anggotapun rubuh.
Baris 79 ⟶ 71:
jika tidak orang lain yang berperi.
 
===Gurindam V===
Ini gurindam pasal yang kelima:
 
Jika hendak mengenai orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa,
Baris 95 ⟶ 85:
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.
 
===Gurindam VI===
Ini gurindam pasal yang keenam:
 
Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Baris 109 ⟶ 97:
yang ada baik sedikit budi,
 
===Gurindam VII===
Ini Gurindam pasal yang ketujuh:
 
Apabila banyak berkata-kata,
di situlah jalan masuk dusta.
Baris 135 ⟶ 121:
tidak boleh orang berbuat onar.
 
===Gurindam VIII===
Ini gurindam pasal yang kedelapan:
 
Barang siapa khianat akan dirinya,
apalagi kepada lainnya.
Baris 153 ⟶ 137:
keaiban diri hendaklah sangka.
 
===Gurindam IX===
Ini gurindam pasal yang kesembilan:
 
Tahu pekerjaan tak baik,
tetapi dikerjakan,
Baris 172 ⟶ 154:
dengan syaitan jadi berseteru.
 
===Gurindam X===
Ini gurindam pasal yang kesepuluh:
 
Dengan bapa jangan durhaka,
supaya Allah tidak murka.
Baris 185 ⟶ 165:
Dengan kawan hendaklah adil supaya tangannya jadi kafill.
 
===Gurindam XI===
Ini gurindam pasal yang kesebelas:
 
Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.
Baris 201 ⟶ 179:
murahkan perangai.
 
===Gurindam XII===
Ini gurindam pasal yang kedua belas:
 
Raja muafakat dengan menteri,
seperti kebun berpagarkan duri.