Sabelianisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 24:
{{blockquote|Memang orang-orang bersahaja, yang tidak akan saya sebut di sini sebagai orang-orang yang tidak bijak dan tidak terpelajar, yang senantiasa merupakan golongan mayoritas umat beriman, dibuat terperangah oleh '''keistimewaan''' (akan Tiga di dalam Satu), lantaran '''tolok ukur iman''' mereka sendiri menuntun mereka untuk berpindah dari keberagaman ilah dunia ini kepada satu-satunya Allah yang benar. Mereka tidak paham bahwa, sekalipun Ia adalah satu-satunya Allah, Ia harus diimani di dalam ''οἰκονομία''-Nya sendiri. Nomor urut dan kemajemukan Tritunggal mereka sangka sebagai pemecah-belahan Kemahaesaan; padahal Kemahaesaan yang mengejawantahkan Tritunggal dari diri sendiri itu sungguh jauh dari terpecah-belah, malah sesungguhnya ditopang olehnya. Mereka terus-menerus mencela kami sebagai orang-orang yang mendakwahkan keimanan kepada dua ilah dan tiga ilah, sementara mereka sendiri mendaku sebagai para penyembah Allah Yang Mahaesa; seakan-akan Kemahaesaan itu sendiri jika disarikan maknanya tanpa penalaran yang benar tidak bakal melahirkan bidat, sementara Tritunggal jika disarikan maknanya dengan penalaran yang benar barulah merupakan kebenaran.<ref name="Against Praxeas, Chapter 3">{{cite web|last1=Tertulianus|first1=of Carthage|title=Melawan Prakseas, Bab 3 |url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/anf03.v.ix.iii.html |website=ChristianClassicsEtherealLibrary|access-date=29 Mei 2017}}</ref>}}
 
Menurut Modalisme dan Sabelianisme, Allah dikatakan sebagai satu-satunya oknum yang menyingkapkan diri dengan berbagai cara yang disebut ''modus'', ''rupa'', ''aspek'', ''peran'', atau ''kedok'' ({{lang-el|πρόσωπα}}, ''[[Prosopon|prosopa]]''; {{lang-la|[[personae]]}}) dari [[YHWH|Allah Yang Mahaesa]], sebagaimana anggapan ''umat beriman'', alih-alih ''[[Tritunggal|tiga oknum yang sama-sama kekal]]'' di dalam ''hakikat kewujudan Allah'', atau "Tritunggal yang sederajat satu sama lain".<ref>hlmn. 51-55 [[Vladimir Lossky]] The Mystical Theology of the Eastern Church, SVS Press, 1997. ({{ISBN|0-913836-31-1}}) James Clarke & Co Ltd, 1991. ({{ISBN|0-227-67919-9}})[https://books.google.com/books?id=dxqvWwPSCSwC&printsec=frontcover&dq=The+Mystical+Theology+of+the+Eastern+Church&as_brr=0#PPA233]</ref> Para penganut Modalisme mencermati bahwa satu-satunya bilangan yang nyata-nyata dan berulang kali dipakai untuk menyifatkan Allah di dalam Perjanjian Lama adalah ''Satu''. Mereka tidak terima bilangan tersebut ditafsir menyiratkan suatu kemanunggalan (misalnya nas {{Alkitab|Kejadian 2:24}}) apabila diterapkan kepada Allah, dan mempermasalahkan makna atau kesahihan ayat-ayat Perjanjian Baru terkait yang dikutip para penganut Tritunggalisme.<ref>{{cite web| url = http://www.katapi.org.uk/ChristianFaith/master.html?http://www.katapi.org.uk/ChristianFaith/VIII.htm| title = Moss, C. B., ''The Christian Faith: An Introduction to Dogmatic Theology'', The Chaucer Press, London, 1943}}</ref> Nas [[Comma Johanneum]], yang pada umumnya diragukan sebagai ayat-ayat sahih [[Surat Yohanes yang Pertama]] ({{Alkitab|1 Yohanes 5:7}}), yang diketahui keberadaannya terutama dari [[Alkitab Versi Raja James]] dan beberapa versi [[Textus Receptus]], tetapi tidak termaktub di dalam teks-teks kritis modern, adalah salah satu contoh (satu-satunya penegasan yang terang-benderang) pemakaian kata ''Tiga'' untuk menyifatkan Allah.<ref>Sebagai contoh, lih. Metzger, Bruce M., ''A Textual Commentary on the Greek New Testament'' [TCGNT] (Edisi ke-2), Stuttgart: Deutsche Bibelgesellschaft, 1994, halaman 647-649.</ref> Banyak penganut Modalisme mengungkit-ungkit ketiadaan kata "Tritunggal" di dalam Kitab Suci kanonis mana pun.<ref name=ab270703>{{cite web |url= http://www.focusonthekingdom.org/articles/elohim.htm|title=Trinity, or not? |author=Anthony Buzzard |date= July 2003|work=Elohim and Other Terms |publisher=focusonthekingdom.org |access-date=2 Maret 2011}}</ref>
 
Ayat-ayat seperti {{Alkitab|Ulangan 6:4-5}}; {{Alkitab|Ulangan 32:12}}; {{Alkitab|2 Raja-Raja 19:15-19}}; {{Alkitab|Ayub 6:10}}; {{Alkitab|Ayub 31:13-15}}; {{Alkitab|Mazmur 71:22}}; {{Alkitab|Mazmur 83:16}}, {{Alkitab|Mazmur 83:18|18}}; {{Alkitab|Yesaya 42:8}}; {{Alkitab|Yesaya 45:5-7}}; {{Alkitab|Yesaya 48:2}}, {{Alkitab|Yesaya 48:9|9}}, {{Alkitab|Yesaya 48:11-13}}; {{Alkitab|Maleakhi 2:8}}, {{Alkitab|Maleakhi 2:10|10}}; {{Alkitab|Matius 19:17}}; {{Alkitab|Roma 3:30}}; {{Alkitab|2 Korintus 11:2-3}}; {{Alkitab|Galatia 3:20}}; dan {{Alkitab|Yudas 1:25}} dirujuk para penganut Modalisme sebagai nas-nas yang meneguhkan pemahaman bahwa kewujudan Allah Yang Mahaesa itu sama sekali tunggal, dan sekalipun dikenal dalam beberapa modus, memustahilkan segala macam konsep tentang kewujudan ilahi yang berdampingan satu sama lain. Hipolitus memaparkan alur pemikiran serupa dari Netus dan para pengikutnya sebagai berikut: