Suku Tumi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 18:
==Etimologi==
 
Menurut Ahmad Safei, Saibatin Kepaksian Buay Belunguh, nama ''Tumi'' berasal dari kata ''[[Tamil]]'' yakni sebuah [[suku bangsa]] yang mendiami India bagian selatan dan diyakini orang Tumi merupakan bagian dari orang Tamil yang mendiami wilayah [[Lampung]] dahulu.<ref>https://www.medinaslampungnews.co.id/kerajaan-paksi-pak-sekala-brak/</ref><ref name="paksi"/> Ikon dari Kerajaan Adat. Paksi Pak Sakala Brak Kepaksian Pernong Lampung adalah Kijang Melipit Tebing ialah Lihai tangkas dan berani<ref>https://drive.google.com/file/d/1CiVi_TEmkVTcNa3EWmSoT8-J_xtquVIS/view?usp=sharing</ref>, Belunguh Paku Sura.
 
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh para ahli arkeologi, Gunung pesagi tempat bermukimnya suku tumi yang menganut agama nanimisme, yang merupakan cikal bakal Kerajaan Sakala Brak Kuno, [[Kerajaan Sakala Brak]] adalah kerajaan tertua di tanah Lampung. Penduduk yang berada dibawah kekuasaan Kerajaan Sakala Bkhak inilah yang merupakan nenek moyang dari etnis asli Lampung<ref name="paksi"/>. penyebaran islam dimulai sejak tahun 1101 Masehi<ref name="paksi"/>. Empat kekhalipahan menaklukkan keratuan sakala brak animisme dan mendirikan monarchi Islam yang di sebut Paksi Pak Sakala Brak di Abad ke-13 silam<ref name="paksi"/>. Yang hingga kini terus berjalan pemerintahan adatnya<ref name="paksi"/>. Masingmasing kepaksian tersebut memiliki wilayah, Masyarakat, dan adat istiadatnya sendiri<ref name="paksi"/><ref>https://drive.google.com/file/d/1F8pUn88pxnrs2_GVU8XdDyrr9eT8KI8p/view?usp=sharing</ref>. Struktur adatnya meneruskan dan melestarikan tradisi kerajaan sejak zaman sakala brak kuno hingga kini secara legitimate terhadap masyarakat, wilayah, pemerintahan adat tetap bersinergi dengan pemerintahan hingga kini<ref name="paksi"/>. Pada Jaman inilah, kemudian menyebar keturunan mereka mengarungi wilayah di Lampung<ref name="paksi"/>. Dari penyebaran itulah (salah satu alasannya ngehuma: mencari lahan pertanian baru), mereka membentuk keluarga tersendiri, bahkan ada beberapa yang meminta izin untuk menjadi para raja jukuan paksi, bandar, marga, dan lainnya<ref name="paksi"/>.