Anak Agung Gde Rai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Agung Rai Museum of Art: update informasi |
|||
Baris 53:
Selain koleksi lukisan yang kaya dan lengkap, popularitas ARMA melejit cepat karena juga sering menghelat berbagai kegiatan seni budaya seperti pertunjukan musik, teater, menyediakan ruang baca dengan koleksi aneka buku bagi para pengunjung, menyelenggarakan seminar tentang budaya dan seni. Kegiatan-kegiatan di ARMA sebagian besar berskala internasional dan tak jarang diselenggarakan dengan berbagai pekerja seni dan budaya dari berbagai negara seperi konser Konser dua malam Bhakti Nights di antaranya diisi oleh Ajeet Kaur, Devotional Chant dari AS, Maneesh de Moor dari Belanda, Kevin James dari AS, Peia dari AS, dan Ali Ghamsari dari Iran. Konser tersebut adalah bagian dari kegiatan BaliSpirit Festival yang diselenggarakan di ARMA dan dihadiri para pemerhati hidup sehat dari seluruh dunia. Dengan berbagai rangkaian kegiatan berskla internasional tersebut, ''' '''ARMA mendapat predikat sebagai museum terpopuler dan terbaik di Indonesia menurut para wisatawan sebagaimana dihimpun oleh situs traveling dunia, TripAdvisor.<ref>Sepuluh Museum Terbaik di Indonesia, http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160919140036-269-159389/sepuluh-museum-terbaik-di-indonesia-pilihan-wisatawan/ </ref>
ARMA semakin mengukuhkan dirinya sebagai museum hidup berkat konsistensi memamerkan karya seni dengan sentuhan alam yang terlihat seolah hidup dan terlihat nyata. Energi kreatif tidak pernah berhenti di museum ini.Bahkan di masa pandemi, museum ini tetap buka kendati membatasi jumlah pengunjung dan para seniman tetap dapat berkarya di dalamnya. ARMA juga tetap dapat melaksanakan pagelaran seni di masa pandemi yakni MEGARUPA 2020 dan MENGARUPA
== Kehidupan Keluarga dan Aktivitas Sehari-hari<ref>Diringkas dari Couteau Jean & Wisatsana Warih, GUNG RAI: Kisah Sebuah Museum. Jakarta: Gramedia, 2013. Hlm. 173-190</ref> ==
|