Hormat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 21:
''Lemes'' adalah bahasa hormat yang keseluruhan inti pembicaraannya menggunakan kata lemes. Kata ganti yang digunakan dalam bahasa ini adalah ''abdi'' atau ''jisim abdi'' (''sim abdi'') untuk orang pertama, sedangkan kata ganti orang kedua menggunakan kata ''gamparan'' atau ''dampal gamparan'', serta ''salira''.{{Sfn|Kats|1982|pp=9-13}} Penggunaan ''lemes'' biasanya dipakai pada pembicaraan antara seorang pembantu dengan majikannya, [[menak]] dengan sesama menak, dan kalangan rakyat biasa terhadap orang yang belum dikenali atau belum akrab.{{Sfn|Kats|1982|pp=11}} Di bawah ini adalah contoh kalimat yang menggunakan ''lemes''.
 
# ''Bilih Ibu parantos '''palay''', mangga geura '''kulem'''.{{Sfn|Nispusobariah|2011|pp=31}}''
# ''Iraha Engkang '''sumping'''?{{Sfn|Nispusobariah|2011|pp=31}}''
# ''Dupi Emang '''mulih''' téh cios énjing téa?{{Sfn|Nispusobariah|2011|pp=31}}''
 
Contoh di atas hanya menggunakan kata lemes, kata lemes yang mempunyai padanan dengan kata sedeng di antaranya: ''kulem (mondok)'', ''sumping (dongkap)'', ''mulih (wangsul).{{Sfn|Kats|1982|pp=7-8}}''
Baris 30:
Sedeng adalah bahasa hormat yang menggunakan kata lemes dengan campuran [[Kata sedeng|kata ''sedeng'']]. Penggunaan ''sedeng'' dipakai pada pembicaraan antara orang orang yang lebih tua terhadap yang lebih muda, orang yang sedang menceritakan orang lain yang lebih muda di hadapan orang yang lebih tua, dan ketika seorang pembicara sedang menceritakan keadaan dirinya sendiri. Kata ganti orang pertama yang digunakan dalam bahasa ini adalah ''abdi'', sedangkan kata ganti orang kedua yang digunakan adalah ''hidep'' (khusus untuk orang yang lebih tua terhadap yang lebih muda) atau ''juragan''.{{Sfn|Kats|1982|pp=13}} Di bawah ini adalah contoh kalimat yang menggunakan ''sedeng''.
 
# ''Abdi moal <u>tiasa</u> <u>mios</u> ayeuna.{{Sfn|Nispusobariah|2011|pp=31}}''
# ''Tadi <u>dongkapna</u> pun Taslim téh.{{Sfn|Nispusobariah|2011|pp=31}}''
# ''Tanah téh cios <u>dipésérkeun</u> ku pun Karta.{{Sfn|Nispusobariah|2011|pp=31}}''
Contoh di atas menggunakan kata lemes enteng dengan campuran kata ''sedeng'' yang digarisbawahi.
 
Baris 77:
* {{Cite book|last=Iskandar|first=Ishak|last2=Sukmara|first2=Mara|year=2014|title=Tata Krama Basa Sunda Sareng Conto Larapna Dina Kalimah|location=Ciamis|publisher=CV Tiga Putra|isbn=978-602-7856-05-09|ignore-isbn-error=True|ref=harv|url-status=live}}
* {{Cite book|last=Kats|first=J; Soeriadiraja, M|date=1982|url=https://archive.org/details/tata-bahasa-dan-ungkapan-bahasa-sunda|title=Tata Bahasa dan Ungkapan Bahasa Sunda|location=Jakarta|publisher=Djambatan|translator-last=Ayatrohaedi|oclc=69116948|ref=harv|orig-year=1921|url-status=live}}
* {{Cite thesis|last=Nispusobariah|first=R.|title=Kamampuan Ngalarapkeun Undak Usuk Basa Sunda dina Wacana Dialog Siswa Kelas X MA Al-Bidayah Batujajar Kabupaten Bandung Barat Tahun 2011|date=2011|degree=S1|publisher=Universitas Pendidikan Indonesia|url=http://a-research.upi.edu/skripsiview.php?start=7748}}
* {{Cite book|last=Sastrahadiprawira|first=Memed|last2=Wirasutisna|first2=Haksan|year=1980|url=https://www.google.co.id/books/edition/Carita_Mantri_Jero/YlS5AAAAIAAJ?hl|title=Carita Mantri Jero|location=Jakarta|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah|oclc=15164356|ref=harv|url-status=live}}