Tindakan militer Tiku didasarkan pada pengalaman yang diperolehnya saat melawan para bangsawan lainnya. [22] Belanda dan pasukan asli campuran mereka , [b] di sisi lain, meremehkan pasukan Tiku dan tidak mampu mengatasi cuaca dingin di dataran tinggi. [23]
== PerlawananPerjuangan pertamaawal ==
Pasukan ekspedisionerekspedisi yang gagal melakukanmenyebabkan kesepakatanperang terbuka antara Tiku, yang bersembunyi di bentengnya di Buntu Batu, dan pasukan Belanda. Tiku mengirim matamemata- mata kepadamatai pasukan Belanda di Rantepao. Pada tanggal 22 Juni , mata-matamereka melaporkan bahwa pada malam sebelumnya sebuah batalionbatalyon Belanda yang terdiri dari sekitarkira-kira 250 priaorang dan 500 pengangkutkuli berangkattelah kemeninggalkan desa tersebut, berjalanmenuju ke atas selatan menuju benteng Tiku di Lali' Londong. Tiku memerintahkan agar jalananjalan tersebut disabotase, disehingga manamemperpanjang perjalananwaktu pada saat itu membutuhkan waktutempuh dari satu sampaihari menjadi lima hari. Pada malam tanggal 26 Juni, pasukan Tiku menyerang pasukan Belanda di luar Lali' Londong, sebuah serangan diyang manatidak Belandasiap belumbagi mempersiapkan apapunBelanda; tidak ada yang dibunuhtewas padadalam serangan tersebutitu. PagiKeesokan berikutnyapaginya, Belanda mempersiapkan sebuahmemulai pengepungan di Lali' Londong, {{sfn|Tangdilintin|1976|pp=21–26}} [24] menggunakan [[granat tangan]] dantangandan tangga. MeskipunKarena tidak biasanyamampu pasukan Belanda tidak menggunakanmenghadapi granat , terhadapyang pemimpintidak wilayahdigunakan lainnya,Belanda pada siangpenguasa harinyalain, sore itu benteng tersebutitu ditaklukandirebut. {{sfn|Tangdilintin|1976|pp=27–28}}{{sfn|Bigalke|2005|p=58}} [25] [23]▼
▲Pasukan ekspedisioner gagal melakukan kesepakatan terbuka antara Tiku, yang bersembunyi di bentengnya di Buntu Batu, dan pasukan Belanda. Tiku mengirim mata-mata kepada pasukan Belanda di Rantepao. Pada 22 Juni, mata-mata melaporkan bahwa pada malam sebelumnya sebuah batalion Belanda yang terdiri dari sekitar 250 pria dan 500 pengangkut berangkat ke desa tersebut, berjalan ke atas selatan menuju benteng Tiku di Lali' Londong. Tiku memerintahkan agar jalanan disabotase, di mana perjalanan pada saat itu membutuhkan waktu dari satu sampai lima hari. Pada malam 26 Juni, pasukan Tiku menyerang pasukan Belanda di luar Lali' Londong, sebuah serangan di mana Belanda belum mempersiapkan apapun; tidak ada yang dibunuh pada serangan tersebut. Pagi berikutnya, Belanda mempersiapkan sebuah pengepungan di Lali' Londong,{{sfn|Tangdilintin|1976|pp=21–26}} menggunakan [[granat tangan]] dan tangga. Meskipun tidak biasanya pasukan Belanda tidak menggunakan granat terhadap pemimpin wilayah lainnya, pada siang harinya, benteng tersebut ditaklukan.{{sfn|Tangdilintin|1976|pp=27–28}}{{sfn|Bigalke|2005|p=58}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Studioportret van Luitenant-Generaal J.B. van Heutsz TMnr 60039070.jpg|jmpl|lurus|Gubernur-Jenderal [[J. B. van Heutsz]] memerintahkan Gubernur Sulawesi untuk menangkap Tiku karena gerilyawankehilangan tersebutmuka menyebabkanakibat wajahnya tercorenggerilya.]]
Kekalahan tersebutini mendorongmembuat Tiku memperkuat pasukannyaanak buahnya.{{sfn|Tangdilintin|1976|p=32}} Para[26] pasukanPasukan Toraja dipersenjatai dengan senapan, tombak, batu besar, pedang, dan ekstrak lada cabai,{{sfn|Adams|2006|p=143}} yang[27] disemprotkan ke mata lawanmusuh dengan menggunakan sebuah pipaalat yang disebut ''tirik lada'' , atau [[sumpitsumpitan (senjata)|sumpit]], untuk membutakan mereka. Tiku sendiri dipersenjatai dengan sebuah senapan Portugis, tombak, dan ''labo'' Portugis . Dia mengenakan baju besi pelindung, sebuah ''sepu'' (penjaga selangkangan), dan [[songkok]] dengan tonjolan yang berbentuk tanduk kerbau, dan membawa perisai yang dihiasiberhias. Bersama denganDengan tentaranya, Tiku menggali lubang yang diisi dengan tiang bambu yang dibuat di sepanjang rute pasokan Belanda; sehingga orang-orangmereka yang berjalan di atas lubang akan jatuh dan tertusuk. {{sfn|Draeger|1992|p=218}}{{sfn|Friend|2003|p=352}}[1] [28]Namun, hal tersebutini tidak cukup untuk menghentikan penyerbuankemajuan Belanda. Pada 17 Oktober 1906, dua benteng lainnyalagi, Bamba Puang dan Kotu, runtuhjatuh,{{sfn|Tangdilintin|1976|p=30}} [29] setelah beberapa serangan Belanda yang gagal Belanda sejak bulan Juni.{{sfn|Tangdilintin|1976|pp=33–36}} Sebagai[30] Karena kampanye melawan Tiku, yang menjaditelah kampanyeberlangsung yanglebih sangatlama panjangdaripada ketimbangsebagian kebanyakanbesar kampanye pendudukan lainnya pada masa penjajahan, yangdianggap menggerogotimelemahkan otoritas Belanda di Sulawesi, [[Daftar Gubernur-Jenderal Hindia Belanda|Gubernur-Jenderal]] [[J. B. van Heutsz]] memerintahkanmengirim Gubernur Sulawesi Swart untuk memimpin serangan secara pribadi.{{sfn|Bigalke|2005|p=58}} [23]
Setelah pengepungan yang lama, Andi Guru dan mantan letnan Tiku, Tandi Bunna' – keduanya saat itu bekerja untuk Belanda – menghadapmendekati Tiku pada tanggal 26 Oktober dan menawarkan gencatan senjata. MeskipunMeski awalnya enggantidak mau, Tiku dikabarkandilaporkan memenuhidiyakinkan permintaanoleh masyarakatwarga sipil yang mengingatkannya bahwa ibunya – yang tewastelah meninggal dalam pengepungan tersebut – butuhperlu dikuburkan.{{sfn|Bigalke|2005|p=60}} [31] Setelah tiga hari masaberbaur secara damai, pada malam 30 Oktober, pasukan Belanda mengambil alih benteng tersebut, mencegatmengambil alih seluruhsemua senjata, dan menangkapmerebut Tiku. IaDia dan paratentaranya prajuritnya dipaksaterpaksa pergi ke Tondon.{{sfn|Tangdilintin|1976|pp=47–50}} [32]
== Perlawanan kedua dan kematian ==
|