Pong Tiku: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bahar akhirudin (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu dirapikan kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Bahar akhirudin (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu dirapikan kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 73:
 
== Perlawanan kedua dan kematian ==
Di Tondon, Tiku memulai persiapan pemakaman ibunya, denganpersiapan menggunakanyang adatdalam budaya Toraja selamamemakan waktu beberapa bulan. SesambilSaat mengadakanmengurus persiapan tersebut, iadia mendapatkanmenyuruh seorang penasihat yang mengumpulkan senjata secara rahasiadiam-diam sementara yang lainnyalain menginginkanpergi ke benteng-bentengnya di Alla' dan Ambeso.{{sfn|Tangdilintin|1976|pp=51–52}} [33] Tiku kemudian membuat persiapan untuk melarikan diri dari penangkapantahanan Belanda; iadia juga mengembalikan seluruhsemua harta bendaproperti yang iadia ambil ketika ia menjadisebagai penguasatuan, karena iadia tahu bahwadia tidak akan lamamenggunakannya menggunakannyalagi. Ketika beradaSelama di Tondon, pasukan Belanda memperdayamungkin seorangtelah melecehkan pemimpin Toraja.{{sfn|Bigalke|2005|p=60}} [31] Malam sebelum pemakaman ibunya, pada Januari 1907, Tiku dan 300 pengikutnya melarikan diri dari Tondon untuk, menuju ke arah selatan.{{sfn|Tangdilintin|1976|pp=54–55}} [34]
 
Setelah iadia dikabaridiberitahu bahwa Belanda telah mengikutinya, Tiku memerintahkan sebagian besar pengikutnya untuk kembali ke Tondon sementara iadia dan sekelompok lima belas orang lainnya, termasuk dua istrinya, melanjutkan perjalananterus ke selatan.{{sfn|Tangdilintin|1976|p=56}} [35] Mereka awalnyapertama singgahkali tiba di Ambeso, tetapi bentengnyabenteng itu runtuh beberapa hari kemudian, sehinggadan kemudiansaat itu mereka melarikan dirimengungsi ke Benteng Alla (kini terletak di Desa Benteng Alla Utara Kabupaten Enrekang)'. Benteng tersebutini berhasil direbut oleh Belandajatuh pada akhir Maret 1907 dan Tiku mulai berjalanbekerja kembali ke Tondon melalui hutan. IaDia dan para pemimpin lainnya, yang beretnisbaik Bugis danmaupun Toraja, mulai terlacakdikejar oleh pasukan Belanda.{{sfn|Tangdilintin|1976|pp=60–61}} Pemimpin[36] Para pemimpin lainnya ditangkapmenyerah olehkepada Belanda dan dijatuhi hukuman tiga tahun penjara di [[Makassar]] atau diasingkan ke [[Buton]] .{{sfn|Tangdilintin|1976|p=62}} Sementara[37] ituTiku, Tikusementara itu, tetap bersembunyi di hutan.{{sfn|Tangdilintin|1976|p=63}} [38]
 
Pada tanggal 30 Juni 1907, Tiku dan dua pasukannyaanak buahnya ditangkap oleh pasukan Belanda; iadia menjadiadalah pemimpin gerilya terakhir yang ditangkap. Setelah beberapa hari ditahandi penjara,{{sfn|Tangdilintin|1976|p=64}} [39] pada 10 Juli 1907 Tiku ditembak dan dibunuh oleh pasukantentara Belanda di dekat Sungai Sa'dan; beberapa laporan menyatakan bahwa ia sedangmenyuruhnya mandi pada waktusaat itu.{{sfn|Adams|2006|p=143}} [27] Ia dikuburdimakamkan dibersama peristirahatanseluruh keluarganya di Tondol, meskipunsementara sepupunya Tandibua' menjadi penguasa asli Pangala', iamelayani menjabatdi dibawah kepemimpinanbawah Belanda.{{sfn|Tangdilintin|1976|pp=65–66}} [40]
 
== Warisan ==