Henge’do: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pinerineks (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
[[Berkas:Cium Hidung.jpg|jmpl|Ciuman hidung di acara pernikahan.]]
'''Henge'do'''
Henge'do adalah tradisi yang dilakukan tanpa memandang latar belakang apapun, seperti jenis kelamin, status, strata sosial bahkan hingga usia. Tradisi ini dilakukan sebagai ikatan persaudaraan bagi sesama. Ini juga merupakan tanda penghormatan kepada orang yang lebih tua. Henge'do juga tidak terbatas pada waktu dan tempat tertentu. Tradisi ini bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun.<ref name=":0">{{Cite news|url=https://travel.tempo.co/read/870289/makna-di-balik-tradisi-cium-hMasyarakat a-sabu-raijua|title=Makna di Balik Tradisi Cium Hidung Warga Sabu Raijua|newspaper=Tempo|language=id-ID|access-date=2017-10-10}}</ref>
== Filosofi ==
Saat melakukan cium hidung, mulut harus dalam keadaan tertutup, mata harus saling memandang, dan tangan harus saling memegang bahu orang yang dicium. Sebagai bentuk rasa hormat, maka yang lebih muda harus terlebih dahulu mencium yang lebih tua.<ref name="HENGEDO_RRIKPG"/>
Adapun arti filosofis dari tradisi ini sebagai berikut:<ref name="HENGEDO_RRIKPG"/>
* Hidung melambangkan arti kehidupan yang penuh rasa kekeluargaan
* Mata melambangkan kejujuran dan ketulusan
* Tangan yang memegang bahu melambangkan bukti relasi yang harmonis.
Pada kunjungan kerja ke [[Kabupaten Sumba Barat Daya|Sumba Barat Daya]], Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur dalam rangka menutup [[Parade 1001 Kuda Sandelwood]] dan membuka [[Festival Tenun Ikat]] 2017, Presiden [[Joko Widodo]] mempraktikkan tradisi khas NTT ini.<ref>{{Cite web|url=https://kupang.antaranews.com/berita/3694/presiden-praktikkan-tradisi-cium-hidung|title=Presiden Praktikkan Tradisi Cium Hidung|website=kupang.antaranews.com|language=id|access-date=2017-10-10}}</ref>
|