Jamblang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wawasan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Ariyanto (bicara | kontrib)
k Suntingan 114.5.240.114 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Bambang Wagiman
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 47:
|accessdate=2019-09-29
}}
</ref> }} adalah sejenis pohon [[buah]] dari suku jambu-jambuan ([[Myrtaceae]]). Tumbuhan berbuah [[sepat]] [[asam|masam]] ini dikenal pula dengan berbagai nama seperti ''jambee kleng'' ([[bahasa Aceh|Aceh]]), ''jambu kling'', ''nunang''<ref name=Etnis/> ([[Bahasa Gayo|Gayo]]), ''jambu koliong'' ([[Riau]]), ''jambu kalang'' ([[bahasa Minangkabau|Min.]]), ''jambulang'', ''jambulan'', ''jombulan'', ''jumblang'' (aneka nama lokal di [[Sulawesi Utara|Sulut]]), ''jambulan'' ([[Flores]]), ''jambula'' ([[Ternate]]), ''jamblang'' ([[dialek Betawi|Btw.]], [[bahasa Sunda|Sd.]]). Juga ''jambu juwat'', ''jiwat'', ''jiwat padi'' ([[bahasa Indonesia|Ind.]], ''juwet'' atau ''duwet'' ([[bahasa Jawa|Jw.]]), ''juwet'' ('''Jepara''')'', jujutan'' ([[bahasa Bali|Bl.]]), ''dhuwak, dhalas'' ([[bahasa Madura|Md.]]), ''duwe'' ([[bahasa Bima|Bima]]), ''Rappo - Rappo '' ([[bahasa Selayar|Selayar]]) dan lain-lain.<ref name=heyne_1518>Heyne, K. 1987. ''Tumbuhan Berguna Indonesia'', jil. 3. Yay. Sarana Wana Jaya, Jakarta. Hal. 1518.</ref>
 
Dalam pelbagai bahasa asing buah ini dikenal sebagai ''jambulan, jambulana'' ([[Malaysia]]), ''duhat'' ([[Filipina]]), ''jambul'', ''jamun'', atau ''Java plum'' ([[bahasa Inggris|Ingg.]]), dan lain-lain. Nama ilmiahnya adalah ''Syzygium cumini''.
Baris 60:
Karangan bunga dalam malai atau malai rata, renggang, hingga tiga kali bercabang; umumnya muncul pada cabang-cabang yang tak berdaun. [[Bunga]] kecil, duduk rapat-rapat, 3-8 kuntum di tiap ujung tangkai, berbau harum. Daun kelopak bentuk [[lonceng]] melebar atau corong, tinggi 4-6 [[milimeter|mm]], kuning sampai keunguan. Daun mahkota bundar dan lepas-lepas, 3&nbsp;mm, putih abu-abu sampai merah jambu, mudah gugur. Benang sari banyak, 4–7&nbsp;mm; putik 6–7&nbsp;mm.
 
[[Buah]] buni<ref name=Prohati/> berbentuk lonjong sampai bulat telur, sering agak bengkok, 1–5&nbsp;cm, bermahkota cuping kelopak, dengan kulit tipis licin mengkilap, merah tua sampai ungu kehitaman, kadang-kadang putih. Sering dalam gerombolan besar. Daging buah putih, kuning kelabu sampai agak merah ungu, hampir tak berbau, dengan banyak sari buah, sepat masam sampai masam manis. Biji lonjong, sampai 3,5&nbsp;cm.<ref name="verheij&coronel_380-382">Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). 1997. ''Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang dapat dimakan''. PROSEA – Gramedia. Jakarta. ISBN 979-511-672-2. Hal. 380-382.</ref><ref name=steenis1981_327>[[Cornelis Gijsbert Gerrit Jan van Steenis|Steenis, CGGJ van]]. 1981. ''Flora, untuk sekolah di Indonesia''. PT Pradnya Paramita, Jakarta. Hal. 327.</ref> [[Buah]]nya ada yang tak ber[[biji]], ada juga yang berbiji dengan batas jumlah 5.<ref name=Prohati/>
 
== Persebaran dan habitat ==
Jamblang dapat ditemui di baik dibudidayakan/liar di [[Asia]] [[tropis]] dan [[Australia]]. Pohon jamblang mempunyai daerah persebaran alaminya di [[Himalaya]] bagian subtropis, [[India]], [[Sri Lanka]], Malaysia dan Australia. Saat ini telah ditanam diseluruh kawasan tropika dan subtropika.<ref name=Prohati/> Di [[Pulau Jawa]], tumbuh liar di [[hutan]] [[jati]] dan dibudidayakan sebagai pohon buah di pekarangan, dari dataran rendah<ref name=Dalimartha/> hingga 500 [[mdpl]].<ref name="Tanaman89-90">Dharma, A.P. (1987) ''Indonesian Medicinal Plants [Tanaman-Tanaman Obat Indonesia]''. Hal. 23-24. [[Jakarta]]:[[Balai Pustaka]]. ISBN 979-407-032-7</ref> Walaupun demikian, ia dapat tumbuh pada ketinggian 1800 [[mdpl]]. Curah hujan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang bagus adalah lebih dari 1000&nbsp;mm per tahun dengan musim kering yang nyata. Jamblang tumbuh di [[dataran banjir]]. Jenis ini toleran terhadap kekeringan dan dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah yang tidak subur, lahan basah dan tanah yang berdrainase bagus (tanah lempung, tanah liat berkapur, tanah berpasir dan tanah-tanah berkapur). Umumnya, jamblang diperbanyak dengan [[biji]], namun [[kultivar]]-kultivar yang unggul bisa diperbanyak dengan [[cangkok]].<ref name=Prohati/>
 
== Kegunaan ==
Baris 71:
Kayunya dapat digunakan untuk bahan bangunan, meskipun tidak istimewa dan agak mudah pecah. Kayu ini cukup kuat, tahan air dan serangan [[serangga]]; sekalipun agak sukar dikerjakan. Yang terlebih sering ialah digunakan sebagai [[kayu bakar]]. Kulit kayunya menghasilkan zat penyamak (tanin) dan dimanfaatkan untuk mewarnai (ubar) jala. Kepingan kecil pepagan ini juga kadang-kadang dibubuhkan untuk menghambat keasaman [[tuak]]. Daunnya kerap digunakan sebagai pakan [[ternak]].
 
Jamblang bersifat sejuk, aromatik, dan bersifat astringen kuat. [[Biji]] bisa juga untuk mengobati strikhnina (''strychnine''), yaitu sejenis penawar racun yang spesifik, dan mengobati pengobatan [[limpa]].<ref name="Dalimartha">[[Setiawan Dalimartha|Dalimartha, Setiawan]]. (2003) ''Atlas Tumbuhan Obat Indonesia''. '''3''': 19-23. [[Jakarta]]:Puspa Swara. ISBN 979-3235-73-X.</ref> Hasil penelitian di [[India]] menunjukkan bahwa buah jamblang berpotensi sebagai alat kontrasepsi untuk laki-laki. Kemudian, hasil penelitian juga menunjukkan [[biji]], [[daun]], dan [[pepagan]] jamblang dapat menurunkan [[diabetes]], yang dipertegas lagi dengan percobaan binatang yang menunjukkan tumbuhan ini mencegah [[katarak]] akibat diabetes.<ref name=Dalimartha/> Jamblang mengandung minyak atsiri, jambosin, asam organik, triterpenoid, dan [[resin]] yang mengandung asam elagat, dan [[tanin]]. Praktisi [[Ayurweda]] menunjukkan bahwa daging buah menurunkan darah selama 30 menit, [[biji]]nya menurunkan gula darah dalam waktu 24 [[jam]], dan hasil maksimum pencapaian efek hipoglikemik dalam waktu 10 hari.<ref name=Dalimartha/>
 
Beberapa bagian tumbuhan juga dipergunakan sebagai bahan obat, tradisional maupun modern. Kulit batang, daun, buah dan bijinya acapkali digunakan sebagai obat [[kencing manis]], murus ([[diare]]), dan beberapa penyakit lain. Bahkan [[simplisia]] dari kulit batang (dikenal sebagai ''Syzygii cortex'') dan biji jamblang (disebut ''Syzygii semen'') dahulu dianjurkan sebagai sediaan [[apotek]] yang tidak wajib. Di samping tanin, bahan aktif yang dikandungnya antara lain adalah glukosida yambolin (''jamboline'').<ref name="heyne_1518"/><ref name=sutrisno_119&163>Sutrisno, R.B. 1974. ''Ihtisar Farmakognosi'', edisi IV. Pharmascience Pacific, Jakarta. Hal. 119 dan 163.</ref> Oleh pengobat tradisional di [[Amerika Selatan]], jamblang bersama [[ceremai belanda]] untuk mengurangi kerusakan [[jantung]] dan [[hati]] penderita [[kanker]] yang mendapat kemoterapi doxorubicin (doksorubisin).<ref name=Dalimartha/> Jamblang dan ''[[Eugenia caryophyllata]]'' mengandung senyawa yang dapat mengaktifkan enzim S-transferase di hati. Pada percobaan, enzim tersebut dapat menurunkan kejadian kanker [[lambung]] hingga 80%. Sebagian wilayah di [[Asia Tenggara]] menggunakan akar jamblang untuk mengobati [[epilepsi]].<ref name=Dalimartha/> Di [[Dataran Tinggi Gayo]], jamblang yang sering disebut nunang digunakan untuk mengobati menceret.<ref name="Etnis">Hidayat, Syamsul (2005). ''Ramuan Tradisional ala 12 Etnis Indonesia''. hal. 71. [[Jakarta]]:Penebar Swadaya. ISBN 979-489-944-5.</ref>
 
Pohon jamblang juga sering ditanam sebagai pohon peneduh di pekarangan dan perkebunan (misalnya untuk meneduhi tanaman [[kopi]]), atau sebagai penahan angin (''wind break''). Bunga-bunganya baik sebagai pakan [[lebah madu]].