Marioriawa, Soppeng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ahmad Densu (bicara | kontrib)
k kecil
Ahmad Densu (bicara | kontrib)
k kecil
Baris 19:
Kala itu Marioriawa dipimpin oleh Lapaiyyo (Lamappaiyyo) Datu Marioriawa. Lantaran meninggal di Lagosi (Wajo), dia diberi gelar anumerta yaitu Lapaiyo Datu Marioriawa Matinroe Ri Lagosi. Terdapat tiga Pabbicara dan satu Sullewatang pada Kerajaan Mario Riawa. Mereka adalah Pabbicara Manorang Salo, Pabbicara Attang Salo, Pabbicara Bulue dan Sullewatang Padali, dan masing-masing terdiri dari beberapa Matoa.
 
Di Bulue terdapat Matoa Panci, Galungkalungnge. Di Manorang Salo terdapat Matoa Welongnge dan Matoa Tanete. Di Attang Salo terdapat Matoa Lompoe, Matoa Kaca, Matoa Pengree dan Matoa Bunne. Adapun Sullewatang Padali tidak mempunyai Matoa karena posisinya seperti Datu Mario Riawa, walaupun statusnya di wilayahnya sama dengan Pabbicara (istilah sekarang wali kota administratif).
 
Datu terakhir di Mario Riawa adalah Datu Mappejanci sedangkan Pabbicara terakhir di Attang Salo adalah La Pariwusi (Andi Pariwusi Daeng Mapadeng Pabbicara Attang Salo). Pabbicara terakhir di Manorang Salo adalah Andi Langkaco ( Andi Langkaco Pabbicara Manorang Salo ).Matoa terakhir di Lompoe adalah Andi Wakka Daeng Mawakka. Matoa terakhir dikaca adalah La Ma'gangka putra sullewatang padali terakhir Lacammu. Sullewatang Batu Batu terahir adalah Andi Meru dan Matoa terakhir di Welongnge La Makkarella